Sudah seminggu MinA mengetahui tentang dirinya yang hamil dan kedua orang tuanya sangat senang serta mereka menjaga MinA dengan penuh perhatian. MinA masih belum bisa mengatasi mualnya meski nafsu makannya sedikit membaik setelah menerima vitamin dari dokter kandungan. Pagi itu MinA bangun dan merenggangkan badannya.
"Ah pagi ini aku gak mual lagi" MinA tersenyum cerah. Ia turun dari kasur dan baru akan membuka pintu kamarnya saat ia mendengar suara ramai di ruang makan.
"Siapa yang berkunjung sepagi ini? Apa Mrs. Maddie? Nenek tua itu selalu saja bertamu pagi-pagi" Mina memutar bola matanya lalu keluar dari kamarnya. Saat memasuki ruang makan mulutnya langsung ingin mengumpat.
"MinA kau sudah bangun? Ayo duduk disini. Seungmin sudah tiba pagi sekali" nyonya Lee tersenyum manis pada menantunya. Seungmin disana duduk sambil di manja oleh orangtua MinA dengan banyak sekali suguhan makanan. MinA menatap tajam Seungmin dan duduk disampingnya.
"Kenapa kau kesini?" tanya MinA dengan tajam.
"Ah itu... " Seungmin agak ragu namun nyonya Lee sudah menawarinya beberapa potong daging sehingga ia bisa mengalihkan pembicaraan.
MinA tidak memperpanjang lagi dan mengambil makanan yang ada di meja. Mina menyumpit beberapa daging namun saat ia mencium aroma daging itu ia langsung mual.
"Ah aku harus menjauh" MinA berlari ke arah sofa dan mengipasi tubuhnya.
Seungmin menatap istrinya dengan bingung karena biasanya MinA tidak pernah pilih-pilih soal makanan, apalagi daging. Keluarga MinA hanya menatapnya dengan senyum mencurigakan.
"Ada apa dengan MinA? Apa dia sakit?" Seungmin bertanya pada ibu mertuanya.
"sebaiknya kau tanya langsung saja" ayah mertuanya menjawab.
MinA yang duduk di sofa merasa sedikit lebih baik, Innie membawakan buah-buahan segar pada kakaknya yang sedikit pucat.
"Apa masih mual terus?" ia duduk di sebelah MinA.
"Kemarin sudah hilang" MinA memakan buah yang diberikan adiknya.
"Apa kau baik-baik saja?" Seungmin menghampiri MinA.
"Ah aku lupa ada janji dengan temanku" Innie menepuk tangannya sekali lalu bangkit meninggalkan mereka. MinA tak menjawab dan kembali memakan buahnya.
"Hari ini hari Minggu, sebaiknya kalian jalan-jalan ditaman. Kau tidak sering berkunjung kesini kan Seungmin-ah" nyonya Lee menepuk pundak Seungmin dan mengisyaratkan anaknya untuk pergi juga. MinA menatap ibunya kesal dan mendengus, namun tetap bergerak. Setelah mengganti piyamanya, ia mengajak Seungmin berjalan-jalan.
"Ahhh aku lelah. Kau jalan-jalan sendiri saja. Jika kau tersesat maka pergilah ke kantor polisi" MinA duduk di sebuah bangku taman seperti ibu yang sedang mengajak anaknya jalan-jalan. Seungmin berhenti dan duduk di sebelah istrinya.
"Apa kau baik-baik saja? sepertinya kau pucat?" Seungmin tampak khawatir.
"Aaarrgghh bagaimana aku baik-baik saja jika aku tidak bisa mencium aroma makanan kesukaanku!!" MinA mulai ngedumel.
"Kau sakit?" Seungmin menaikan alisnya bingung.
"Aku? Sakit? Hahahahahaha" MinA tertawa sarkas membuat Seungmin bingung.
"Setelah kau ingin menceraikanku sekarang kau khawatir?" MinA menatap tajam suaminya. Seungmin ingin mengatakan sesuatu tapi diurungkan. MinA menyenderkan tubuhnya pada bangku taman dan menatap langit.
"Kau..... apa kau diet? Kau tampak seperti tengkorak" MinA melirik Seungmin. Seungmin agak kaget dengan pertanyaan tiba-tiba dari MinA.
"A..aku..."
"Sudah kubilang kan, kau itu tidak bisa menjaga dirimu sendiri" MinA mendengus. Meskipun ia masih marah, tapi melihat Seungmin yang tampak lusuh membuatnya sedikit peduli. Bagaimanapun MinA sangat menyayangi Seungmin meski agak gengsi mengatakannya.
"Aku lapar" MinA berteriak membuat burung-burung di sekitar mereka terbang.
"kau seharusnya sarapan tadi" Seungmin berkata dengan wajah sedikit tenang.
"Salah siapa aku tak bisa makan akhir-akhir ini? Salah siapa aku harus menjauhi makanan kesukaanku?" MinA protes sementara Seungmin menatap bingung karena ia merasa bersalah.
"Jadi kau benar sakit?" Seungmin lebih khawatir lagi.
"Hahahahahaha" tertawa sarkas lagi.
"Ya benar aku sakit karena anakmu!" MinA menatap tajam.
"Tapi itu... Eh, kau bilang anakku?" Seungmin tampak linglung dengan ucapan MinA, wajahnya benar-benar kaget.
"Iya, anakmu" ucap MinA lagi. Kali ini ia mengatakannya dengan lebih lembut.
"Maksudmu kau.. Kau hamil, jagi?" Seungmin tampak seperti anak kecil yang baru saja mendapat mainan baru. MinA bisa melihat suaminya seolah ingin menangis.
"Padahal aku sudah bilang bahwa aku tak ingin memiliki anak!! Tapi kau terus menanam benihmu dengan wajah konyolmu dan bilang tidak akan terjadi apa-apa" MinA tampak kesal namun Seungmin tak bisa berkata apa-apa. Wajahnya penuh dengan rasa haru dan bahagia.
"Kau tak berencana menggugurkannya kan jagi!" Seungmin menatap tajam MinA.
"Huh, aku tak sekejam itu pada anakku sendiri. Haaah.. Karena sudah terjadi, aku ingin merawatnya dan menjadikannya anak yang hebat" MinA mendengus keras. Mina menatap langit lagi. MinA berjanji akan menjadikan anaknya sebagai orang yang hebat kelak. Dalam hatinya ia ingin memiliki keluarga yang bahagia juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joahaeso Mian [2Min reverse]
FanfictionSeungmin tidak menyangka bahwa hubungan pernikahannya dengan Lee Min A kandas hanya beberapa bulan saja. Ia berusaha keras untuk mempertahankan pernikahannya yang sudah hampir berada diujung tanduk itu. Beberapa kali ia harus duduk di meja mediasi...