"eonnie cepat bangun, kau bahkan melewatkan sarapanmu" pintu kamar MinA diketuk berkali-kali oleh Innie. MinA membuka matanya dengan berat dan melihat matahari sudah sangat terang diluar jendela kamarnya.
"Yeobo bangunlah sudah siang" MinA mengucek matanya dan baru sadar bahwa dia tidak tidur bersama suaminya.
"Ah sialan" ia menendang selimut dengan kesal. Pagi ini MinA masih merasa kurang enak badan. Kepalanya sangat pusing dan wajahnya tampak pucat. Ia bahkan keluar kamar dengan lemas. Saat ia memasuki dapur ia bisa mencium aroma jjampong kesukaannya, namun saat ia mendekati meja makan ia merasa sangat mual menghirup aroma sup jjampong kesukaannya. Ia segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan lagi isi perutnya.
"Ah sepertinya aku tak enak badan Innie" MinA keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat. Innie yang sedang bermain ponsel langsung menoleh kakaknya dengan heran.
"Kupikir orang bodoh tak bisa sakit" ia menatap kakaknya dengan tatapan heran. MinA melempar bantal sofa pada adiknya sebelum ia duduk disebelahnya.
"Kau tak mau makan? Eomma sudah menyiapkan makanan kesukaanmu" Innie masih menatap layar ponselnya.
"Aku tak kuat menghirup aromanya" MinA menyenderkan tubuhnya di sofa. Entah mengapa tubuhnya terasa pegal-pegal terus akhir-akhir ini. Innie menaikan sebelah alisnya mendengar ucapan kakaknya. Selama yang ia tahu, MinA tidak pernah pilih-pilih soal makanan.
"Aku lapar tapi perutku masih mual... Innie ayo pergi makan steak" MinA menoleh adiknya.
"Makan steak? Siang bolong begini?" Innie menjawab dengan santai.
"Ayolah aku sangat ingin makan steak" MinA menatap adiknya sambil tersenyum menyeramkan. Innie awalnya ingin menolak tapi ia mengiyakan karena lebih sayang nyawa.
Innie membawa kakaknya ke restaurant langganannya. MinA memesan steak sementara Innie hanya makan salad saja.
"Sejak kapan kau jadi suka makanan barat begini?" Innie menatap MinA yang sedang memotong daging steaknya.
"Entahlah tiba-tiba saja aku ingin makan daging hari ini" MinA menjawab tanpa menoleh.
"Kapan kau akan pulang ke korea?" Innie menatap MinA.
"Mungkin saja aku tak akan kembali" MinA memakan daging steak dan tersenyum senang.
"Hah?!" wajah Innie sangat kaget.
"Benar dugaanku, kau pasti sedang bertengkar dengan Seungmin oppa!"
"Sebenarnya dia ingin menceraikanku" jawab MinA enteng namun ucapannya itu membuat Innie yang sedang minum jadi tersedak.
"Apa yang kau lakukan hingga Seungmin oppa ingin menceraikanmu?!"
"Kenapa kau juga ikut menyalahkanku?!" MinA menatap tajam Innie sambil tetap mengunyah.
"Aku tau sejak dulu kau yang sering berulah" Innie tampak sedikit kesal.
"Sudahlah, jangan bahas itu lagi" MinA menggoyang tangannya di depan wajahnya. Ia masih mengunyah makanannya saat ia merasa mual lagi.
"Kau baik-baik saja eonnie?" Innie tampak khawatir dengan keadaan kakaknya. MinA tak menjawab karena dia tengah menutup mulutnya.
"Sebaiknya kita check up ke rumah sakit saja" Wajah Innie tampak cemas.
MinA tak menjawab lalu dia segera berlari ke toilet.
Setelah mengeluarkan steak yang ia makan, MinA membasuh wajahnya di wastafel dan menatap pantulan dirinya di cermin.
"Ah, ada apa denganku? Tidak biasanya aku mabuk perjalanan selama ini" Ia juga merasa sangat pusing dan hampir jatuh ke lantai saat Innie datang dan menangkap tubuhnya.
"Eonnie!!?" Innie berteriak pelan.MinA membuka matanya dengan berat. Ia menatap langit-langit putih yang ada diatasnya.
"Eonnie, are you okay?" Innie berdiri di sampingnya. MinA mencoba untuk bangun dan duduk diatas ranjang.
"Kau benar-benar membuatku khawatir" Innie menggigit kukunya. Kebiasaan yang dia lakukan saat panik.
"Aku sudah lebih baik, ayo kita pulang" MinA menurunkan kakinya namun dicegah oleh Innie.
"Tunggu, kita harus menunggu hasil pemeriksaan keluar. Ku harap tak ada penyakit serius" Innie sangat mirip dengan ibu mereka. Sifat paniknya dan suka mengomelnya, sementara MinA lebih mirip dengan ayahnya.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka pulang dan membawa sebuah amplop coklat bersama mereka. MinA tidak mau membukanya di rumah sakit. Ia takut jika hasilnya akan membuatnya takut dan memutuskan untuk melihat hasilnya di rumah saja.
"Kau saja yang melihatnya" saat ini, MinA tengah duduk berhadapan di meja makan. Sebuah amplop cokelat dengan logo rumah sakit tergeletak di hadapan mereka.
"Baiklah" Innie mengambil amplop itu dan membukanya. Wajahnya tampak tegang saat mengeluarkan hasil pemeriksaan kakaknya dan benar saja wajahnya langsung membeku.
"Ini serius?" Innie menatap MinA dengan ekspresi yang susah ditebak.
MinA semakin takut dengan hasil yang tertera disana jadi ia merampas kertas itu dari adiknya. Wajah MinA sangat kaget dan mulutnya mengangga. Ia tidak menyangka dengan hasil pemeriksaan itu. Disana tertulis bahwa dia sedang mengandung dengan usia kandungan empat minggu. MinA benar-benar membeku. Haruskah ia senang atau sedih dengan berita ini? Lalu bagaimana ia akan mengatakannya pada Seungmin?? Banyak hal yang sedang MinA pikirkan saat ini dan ia tak tahu harus apa......
KAMU SEDANG MEMBACA
Joahaeso Mian [2Min reverse]
FanficSeungmin tidak menyangka bahwa hubungan pernikahannya dengan Lee Min A kandas hanya beberapa bulan saja. Ia berusaha keras untuk mempertahankan pernikahannya yang sudah hampir berada diujung tanduk itu. Beberapa kali ia harus duduk di meja mediasi...