Something Strange In My House(BL)

5

Hari ini hantu itu tidak mengikuti arya di tempat kerjanya, jadi arya merasa bebas.

Arya ini sebenarnya naksir sama teman kerjanya.
Dia perempuan yang baik,carming deh pokoknya kalau arya melihatnya membuat jantungnya, dag dig dug serr.

"Pokoknya selesai kerja, aku bakal mengajaknya makan di sebuah cafe! Mumpung shifku dan dia itu sama pulangnya sore. Jadi bisa mengajaknya!"batin arya

"Permisi kak, kami mau pesan"saut pelanggan membuat arya sadar dari halunya

"Ah iya"arya pergi pelanggan, melanjutkan pekerjaannya
.
.
.
.
.
.

Sore pun datang, arya sudah mengajak perempuan itu, panggil saja Nina.

Arya menunggu nina diluar tempat kerjanya
"Arya, terima kasih telah menungguku"ujarnya

"Iya..jadi ayo mumpung cafe yang kita datangi ada promo buat pasangan"

"Eh? Pa-pasangan?"kaget nina

Arya mengangguk
"Pura pura saja, agar kita berdua dapat promonya"

Mendengar itu entah kenapa nina legah
"Hufthh...baiklah ayoo"

"Huh? Kok dia seakan legah?"batin arya

Tak mau memusingkan hal itu, arya dan nina pergi ke cafe yang disebutkan tadi.

"Ini cafe nya ar?"tanya nina sambil melihat sekeliling cafe

"Bagus juga untuk tempat nongkrong anak muda"batin nina

"Iya, yuk kita masuk"ajak arya

Mereka pun masuk, mengambil tempat duduk.
Pelayan cafe pun datang.
"Halo kak, boleh saya bertanya apa kalian pasangan?"tanya pelayan itu

Arya awalnya malu, tapi nina dengan inisiatifnya megang tangan arya dan menyandar kepalanya di bahunya

"Iya kak, kami pasangan"ucap nina

Arya disitu udah terdiam kaku, grogi + malu cuyy

"Oh! Baiklah berhubungan kami ada promo buat pasangan, harga total makanan yang kalian beli akan diskon 35%, kalian tertarik?"tanya pelayan itu

Mereka berdua mengangguk setuju dan mulai memesan menu.

"Itu aja kak yang kami pesan"ujar arya

"Oke, mohon ditunggu ya"pelayan mengambil buku menunya dan pergi dari sana

Melihat pelayan telah pergi, nina melepaskan pegangannya
"Maaf ya atas apa yang ku lakukan tadi"nina merasa tak enak

Arya menggaruk kepala belakangnya
"Ah iya, tidak apa apa nin. Dengan begitu kita bisa dapat diskonnya"balas arya

Mendengar itu nina merasa legah.
Tak lama pesanan datang dan mereka berdua makan dengan nikmat.

Selesai makan, arya mengantarnya pulang dan menurunkan didepan rumahnya.

Nina turun dari motornya matic nya arya
"Nih helemnya, terima kasih ya telah mengantarku sampai disini, aku nya jadi tidak enak...makanan dibayar kamu lagi tadi."ujar nina

"Ehh..tidak apa apa nin, memang aku pengen traktirin kamu, karena udah malam masuk gih, dingin ntar kamunya"balas arya

Nina masuk ke rumahnya, membuka pintunya
"Arya, aku masuk dulu ya..hati hati di jalan"pamitnya

Setelah arya melihat nina masuk kerumahnya dengan aman, dia menghidupkan motornya lalu pergi dari sana.

Dalam perjalanan, arya full senyum.
Dia berhasil ngajak chrush nya jalan jalan.

"Oke pdkt tahap pertama lancarr"batin arya

Karena jalanan sepi dia mulai mempercepat laju motornya.
.
.
.
.
.
15 menit kemudian, arya telah sampai di rumah kontrakannya

Membuka pintu dan masuk kedalam
"Halo rumah aku pulang"sapa nya

Dia berjalan memasuki kamarnya, membuka pakian dan celananya untuk mandi malam.

Setelah mandi, dia berbaring di kasur besarnya.
Teringat kejadian di kafe, membuatnya senyum senyum tak jelas

"Hehe...begini ya kalau suka sama seseorang"ujar arya

Melihat jam sudah 09.45pm, arya memutuskan untuk tidur.

Tanpa dia tau, sosok bayangan hitam ini mendekatinya.

"Tidak boleh..."ucapnya lirih sambil mengelus pipi arya sebentar, lalu mendekatkan wajahnya di telinga arya

"Karena kau....milikku"bisik sosok hitam itu

Arya merasa geli ditelinganya
"Ummghh" gumamnya sambil mengesek esek telinganya di bantal kepala

Hantu ini hanya menatapnya, tak lama di mendekati leher arya dan mengigit lehernya.

"Ugh!"keluh arya merasakan sakit tapi dia tidak bangun karena ngantuk.

Hantu itu menjilati leher arya dan kembali menatapnya.

"Milikku..."lirih pelan namun mengerikan

Dan sosok itu memghilang dari sana
.
.
.

Bersambung

Maaf ya baru update..dan sekian dulu
Tak selamanya harus jub jub..cepat bosan nantinya