11

15K 860 7
                                    

Sehabis mandi dan selesai berpakian, dia duduk di tepi kasur.

Melihat jam di handphone sudah jam 2 siang.
"Oh udah jam segini, aku setrika baju deh"

Dia selama ini setrika di dalam kamar, baginya lebih mudah aja, kan lemari pas di samping kasur, jadinya gampang naruh pakiannya.

"Oke bajuku udah rapi, tapi tunggu...aku seperti lupa akan sesuatu"ujarnya mulai mengingat ingat

"Oh iya! Belum tutup pintu gudang!" Buru buru dia pergi ke gudang.

Disana memang pintu masih terbuka dan beberapa debu kembali masuk.

"Yaahh kotor lagi" arya mengambil sapu didalam rumah dan kembali membersihkan gudang.

Setelah gudang itu kembali bersih, dia mengunci pintu Dan bersiap pergi ke tempat kerjanya.

"Oke rumah aku pergi dulu yaa, byee"pamitnya

Ian? Dia sudah ada tempat tinggal baru, tidak di sudut sudut ruangan lagi, melainkan di cincin yang dipakai arya.

Itu cincin miliknya dulu, pemberian dari kakak laki lakinya sebelum mati terserang penyakit.

Anggap saja itu wadah untuk dirinya, jadi dia tidak perlu melayang layang lagi, cukup diam didalam cincin saja.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya di tempat kerja arya, dia bertegur sapa dengan beberapa teman kerjanya disana, termasuk nina juga.

"Sore nina"sapa arya

"Oh sore juga arya, bersiaplah feelingku berkata bakal ramai nanti yang datang"ucap nina

"Siaap! Feeling perempuan pasti tidak akan salah, aku siap siap dulu ya"pamit arya

Mendengar itu nina hanya mengelengkan kepalanya.

Diruang ganti karyawan khusus laki laki, Arya selama ganti pakian senyum senyum tak jelas

"Hehe...aku ngobrol sama nina dan dia manis banget dengan rambut kepangnya itu!"gemasnya ketika melihat penampilan nina tadi.

"Cantik?"ada yang bertanya padanya

"Iya pake banget..eh?!"kagetnya

Melihat kanan kiri tidak ada siapa siapa

"Dibelakangmu"bisik ian di telinga arya

Langsung saja dia menoleh kebelakang

"Ian! Kau membuatku kaget! Dari mana saja kamu? kok Baru muncul sekarang?"tanya arya

Arya bertanya dengan keadaan baju singlet dan celana boxer, dia belum memakai baju kerjanya gegara haluin nina dari tadi.

"Kenapa? Kangen, hm?"ian menyudutkan arya di loker pakiannya

Gugup didekati bayangan hitam nan mesum
"Ti-tidak! Aku hanya heran saja!"serunya

"Kenapa aura nih setan, aku rasa makin kuat?! Apakah ini yang dia sebutkan energi?"batin arya

Ian semakin menyudutkan arya, mau tak mau arya menunduk takut sama aura intimidasi ian.

"Jawab pertanyaanku...apakah dia cantik?" Tanya ian sambil menatap arya

Walaupun didepannya hanya bayangan hitam, arya rasa kalau ian sedang menatapnya, lekat.

Dia mengangkat kepalanya dan menatap ke bayangan hitam ini

"Si-siapa?"bingung arya

"Jawab" tuntut ian

"Maksudnya apaan sih? Cantik? Siapa yang cantik?...oh!"batin arya

"Ma-maksudmu nina? Menurutku..dia ca-cantik"ucap arya dengan muka memerah

"Begitu, hmm?" Dia mencengkram kedua pipi arya itu dengan satu tangan, melumat paksa bibir nya

"Ummnghh..lep..pwas..nghh"tolak arya tapi ian tidak melepasnya juga.

Di tempat kerjanya udah banyak pengunjung yang datang, mata nina mencari arya.

"Dia dimana sih? Mana pengunjungnya banyak lagi" niatnya ingin ke kamar ganti, tapi tidak baik perempuan ke kamar ganti pria.

Jadi dia memanggil temannya
"Gal, tolong panggilin arya dong dia di kamar ganti keknya, ini pengunjungnya banyak, susah aku layani sendirian"pinta nina

"Tapi...yang jaga kasir, sape?"tanya gala

"Udah tenang biar aku aja, ini juga pengunjung belum selesai makannya"

"Oke, aku tinggal bentar ya"pamit gala menuju kamar ganti pria

"Cepetan ya!"seru nina

Perginya gala ada yang memesan makanan
"Kak aku mau pesan"saut salah satu pelanggan

Nina langsung menuju ke meja pelanggan
"pesan apa bu?"tanya nina

Oke mari kita berganti scene ke arya yang masih di lumat oleh ian.

"Mnnghh..cppkhh..haa..ian..stopp.."

Seakan tuli ian menjilat leher arya dan kedua tangannya mulai meraba dada arya

"Nghh..ian.."

"Hmm?"ian mengemut leher arya

Saat arya mulai pasrah apa yang ian lakukan padanya...

Tok tok tok

"Oi arya! Lama bener lu ganti bajunya...cepetan kasian nina tuh, layani pengunjung sendirian"ujar gala sambil mengetuk pintu.

Mendengar itu arya langsung mendorong ian dan buru buru memakai pakian kerjanya.

"I-iya maaf...aku bakal kesana"saut arya dari dalam

"Bisa bisanya aku terlena sama sentuhan nih hantu mesum!"batin arya

"Oke! Cepetan ya!"gala pun pergi dari sana

Arya keluar dari ruang ganti tanpa memperdulikan ian.

Ian melihat kepergian arya
"Ck"dengus ian

Dia kembali masuk pada cincin dijari manis arya, tentu arya tidak tau akan hal itu. Kalaupun tau pasti segala macam cara bakal arya buang jauh jauh cincinya..

Nina melihat arya telah datang
"Ar, cepet antar pesanan ini ke meja nomer 3"sorong nina pada dulang yang sudah ada makanN diatasnya

Menerima dulang itu dari nina
"Maaf nin aku lama, oke nomer 3 ya"arya membawa pesanan itu dan nina kembali pada pekerjaannya.

Ian didalam cincin tentu saja melihat apa yang dilakukan arya.

"..jadi perempuan ini? Hmm...menarik"batin ian meneliti nina
.
.
.
Bersambung

Sekian dulu

Something Strange In My House(BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang