35

1K 129 14
                                    

Tibalah mereka di rumah duka nya hera.

Rasa rasanya arya tidak sanggup masuk ke dalam rumah duka itu, kakinya seakan ragu untuk melangkah.

Untung ada gala menguatkan, dia menepuk pundak arya agar jangan bersedih.

"Arya lu laki, pastinya kuat! Kalau tak kuat sini gue topangin lu" ucap gala

Arya tersenyum mendengar itu
"Thanks gal" balasnya

"Lu pasti bisa ar!" Batin arya

Dengan berat hati arya pun masuk bersama gala dan surya, ternyata pak bos juga ikut.

Katanya sih, pengen ikut saja.

Oke lanjut ke cerita

Arya dkk masuk kedalam rumahnya hera, ditengah itu ada sebuah peti putih yang ditutup dengan cadar tipis.

Dapat arya dan lainnya melihat jasad hera yang sedang menutup mata dengan damainya.

Baju putih dan riasan yang cantik tertera diwajahnya.

"Cantik...kamu cantik hera, namun sayang..aku tak bisa melihat kecantikan itu sepanjang waktu, cuman bisa mengenangkan kecantikan mu dimalam ini dan malam terakhirnya kita bertemu, hera." Batin arya

Surya, pak boss dan gala duduk di kursi yang tak jauh dari arya berdiri.

Mereka memberikan arya ruang dan waktu untuk melepaskan hera.

Arya memegang peti itu sambil menatap sedih hera.
"Yang bisa ku ucapkan..hanya maaf melibatkanmu hera, sungguh aku betul betul minta maaf..gegara aku, kamu seperti ini"gumam arya sangat pelan

Setelah selesai menatap gebetannya itu, arya menuju ke orang tuanya hera.

"Ibu, saya turut berduka cita ya bu...saya temannya hera sungguh sedih apa yang menimpalinya" ucap arya sedih

Orang tua hera hanya mengangguk dan berterima kasih.

"Apakah kamu arya? Yang tadi siang saya hubungi?" Tanya ibu hera dengan suara parau

"Iya bu, saya arya" jawab arya sambil mengangguk

Mendengar itu, ibu hera tersenyum lirih.
"Setelah pulang dari pesta nikah temannya itu...dia bercerita kalau di bertemu lelaki yang disukainya..."jeda ibu hera

Dia melihat teliti wajah arya, lalu mengusap pipinya.
"Memang benar katanya, kamu manis sesuai tipenya...namun, hera sudah tidak ada lagi..hiks" sang ibu kembali menangis membuat arya juga sedih

Ayah hera Melihat istrinya menangis, dia merangkul dan menepuk pelan tubuh istrinya itu.

"Nak, maaf ya membuat kamu ikutan sedih...terima kasih ya sudah berteman dengan anak saya"ucap ayah hera

Arya hanya bisa mengangguk sedih, lalu dia pun pamit dan duduk bersama surya dkk.

"Gal, sur...sepertinya aku udah tidak mau buka hati lagi, capek" lirih arya

"Pelan pelan aja ar, pasti bakal ketemu yang pas buat lu kok!" Gala memberi semangat pada arya

"Iya ar, jangan menyerah...gue doain semoga dapat yang pasti!" Tambah surya diangguki pak bos

Arya hanya balas dengan senyum pahit
"Bisa saja aku mendapatkan yang pas dan sesuai, tapi masalahnya bagaimana dengan ian...dia selalu merecokkan hidupku, sudah cukup membuat hera meninggal. Aku tidak mau ada korban lagi! Tanpa sadar aku ini seperti seorang pembunuh berantai..." Batin arya

Something Strange In My House(BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang