Hari sudah semakin gelap.Ashel masih belum mau untuk di ajak pulang.padahal gadis itu masih memakai baju sekolah.
Dan kini mereka sedang duduk di atas rooftop perusahaan milik papa Zee.
Di atas sana mereka hanya di terangi oleh lampu papan nama dari perusahaan itu.
Kedua gadis itu menatap lurus pada bangunan bangunan yang menjulang tinggi.
Ashel menyandarkan kepalanya di pundak Zee.
"Zee..."
"Hm?"
"Kamu selama seminggu ini kemana?"
"Di kost an Chika."
"Ngapain?" Tanya Ashel yang langsung menegakkan kepalanya dan menatap ke arah kekasihnya itu.
"Aku tinggal di sana selama seminggu ini.ada Olla dan Oniel juga.kost an Chika udah kaya rumah kedua bagi kami.kalau kita lagi ada masalah di rumah,pasti kost an Chika solusinya."
Ashel menganggukkan kepalanya."selama seminggu ini kamu ngapain aja?"
"Kaya biasa,mabok mabokan,pesta narkoba."
"Masih ngobat ya?"
"Masih.cuma dengan cara itu aku bisa lupain masalah yang terus berputar di kepala aku."
Ashel hanya diam menatap lurus ke arah bangunan bangunan yang tidak kalah tingginya dengan bangunan perusahaan milik papa Zee.
"Maafin aku Cel.sebenernya aku gak mau kaya gini,begitu juga dengan Olla,Oniel dan Chika.kita gak mau hidup kaya gini terus sampai tua.kita juga gak pernah mau di lahirkan dari keluarga yang gak bisa di harapin.kaya aku yang cuma jadi anak broken home,Olla yang lahir dari keluarga napi,Oniel lahir dari keluarga pelacur dan Chika yang lahir dari keluarga bandar narkoba.kamu mah enak,lahir dari keluarga yang perhatian banget sama kamu.keluarga kamu itu adalah keluarga impian aku sama sahabat sahabat aku banget.tapi takdir berkata lain,kita gak seberuntung kamu Cel.tapi,aku merasa beruntung bisa dapetin hati kamu.aku minta maaf Cel,aku belum bisa mengontrol emosi aku,aku gak bisa nahan buat gak ngerokok, mabok, ngobat.aku selalu buat masalah di sekolah,bolos, berantem.aku juga capek Cel hidup kaya gini."
Ashel masih diam saja mencerna setiap perkataan yang keluar dari mulut kekasihnya ini.
"Jadi,keputusan kamu gimana? Kamu udah mikirin hubungan kita?" Sambung Zee.
"Aku gak bisa milih Zee.di satu sisi aku cinta dan sayang banget sama kamu. bahkan rasa sayang dan cinta aku ke kamu melebihi rasa sayang dan cinta aku ke diri aku sendiri.dan di satu sisi lagi, aku gak bisa ninggalin sahabat sahabat aku, walaupun mereka kaya gitu ke kamu,tapi kamu harus tau,mereka kaya gitu karena mereka berusaha ngelindungi aku. mereka takut aku di sakiti sama orang orang yang kaya kamu.dalam fikiran mereka semua orang yang kaya kamu itu sama.padahal enggak semua orang yang kaya kamu itu jahat.jadi,aku gak bisa milih di antara kalian.kalian itu sama sama berharga di hidup aku.aku kenal kamu dan sahabat aku sama.kita sama sama kenal di kelas 1 SMP.jadi,udah cukup bagi aku untuk mengenal kalian lebih dalam.karena aku udah tau sifat kalian masing masing.kamu paham kan maksud aku?"
"Aku paham.aku tau banget sama maksud kamu.aku mau kita kaya dulu lagi Cel."
"Aku juga mau kita kaya dulu lagi."
Zee menggenggam kedua tangan Ashel. "kamu mau kan bantu aku berubah.bantu aku keluar dari dunia gelap ini.bantu aku buat ngasih warna baru di hidup aku.aku janji sama kamu buat berubah asal kamu mau bantu aku Cel."
Ashel mengangguk sambil tersenyum."aku mau,aku mau bantu kamu buat ngasih warna baru di hidup kamu.tapi kamu harus janji sama aku buat jangan berantem lagi,jangan bolos lagi,pelan pelan untuk ngurangi rokok,alkohol sama obat obatannya ya.aku dukung kamu banget."
Zee tersenyum."aku janji sama kamu sayang."
Ashel mengalungkan tangannya di leher Zee.mereka sama sama mengikis jarak.hingga kening dan hidung mereka bersatu.
Hembusan nafas mereka saling beradu bersama dengan hembusan angin malam yang dingin.
Zee mengecup bibir Ashel,ia melumat bibir yang sudah seminggu ini tidak ia rasakan. tangan Zee sudah berada dibekalang kepala Ashel.mereka sama sama menekan kepala lawan guna untuk memperdalam lumatan mereka.
Atap gedung itu di penuhi dengan suara decapan.ciuman penuh cinta itu berlangsung lama.
"Emmhh" desah Ashel saat tangan Zee sudah semakin liar.tangan nya masuk kedalam baju kemeja sekolah Ashel dan mengelus perut rata Ashel.
Ashel buru buru melepaskan ciuman itu.Zee mengeluarkan tangannya dari dalam baju Ashel.ia mengelap bibir Ashel yang basah.nafas mereka masih berpacu akibat kehabisan oksigen.
"Maaf,aku hampir kelepasan." Ucap Zee.
Ashel tersenyum."gak papa.mulai sekarang kita buka lembaran baru ya.aku bakal bantu kamu untuk merubah hidup kamu.buktikan sama orang orang di luar sana yang sering menjelekkan kamu kalau anak broken home bisa sukses juga. sukses kan gak mesti harus dari nilai rapor.kamu bisa keluar dari alkohol dan obat obatan itu aja udah bisa di bilang sukses.kamu mau kan?"
"Mau,aku mau banget."
"Oke,mulai besok,pacar aku yang satu ini bakal jadi anak baik.aku suka,besok kamu bakal jadi baby besar aku yang harus nurut."
"Oke,mama Acel."
Mereka sama sama tertawa.malam ini menjadi malam paling bahagia bagi kedua insan itu.hubungan mereka pun sudah membaik.