BAB 24

387 39 0
                                    

Sebulan sudah berlalu,namun Ashel belum juga sadar.gadis itu sudah di pindahkan ke ruang rawat inap sejak seminggu yang lalu.

Kini Zee sudah bebas untuk keluar masuk menjaga Ashel.Zee jarang sekali untuk pulang ke rumah.ia terus menjaga Ashel.padahal,Keluarga Ashel sudah memaksa Zee untuk istirahat di rumah.gadis itu juga beberapa kali tidak datang untuk jadwal cuci darah nya.

Siang ini Zee hanya sendirian berada di ruangan Ashel.ia menggenggam tangan Ashel dan mengecup nya terus.terkadang Zee juga sampai katiduran di dekat Ashel.

"Sayang,kamu gak kangen sama aku ya? Udah sebulan kamu tidur mulu.gak capek apa?,kamu tau gak aku kesepian banget kalau gak ada kamu.hidup aku hampa kalau gak ada kamu sayang.biasanya kamu bawelin aku mulu tiap hari.aku kangen suara kamu,marah kamu,muka bete kamu,suara tertawa kamu.aku kangenn sayang...aku kangenn....kamu bangun dong."

Zee mengecup lagi punggung tangan Ashel.ia menelungkupkan wajahnya di balik lipatan tangannya.

Namun baru saya ingin memejamkan mata,ia merasakan ada pergerakan pada jari Ashel.Zee langsung menegakkan kepalanya.ia melihat ke arah jari Ashel yang ia genggam.

Namun tidak ada pergerakan,Zee pun menenggelamkan lagi wajah nya.dan kali ini pergerakan itu terasa lagi.Zee langsung melihat ke arah Ashel

"Hei sayang...hei...kamu sadar ya?"

Berlahan Ashel membuka matanya. "sayang....akhirnya kamu sadar.bentar ya,aku panggilin dokter dulu."

Zee menekan tombol yang ada di dinding.tidak berselang lama dokter dan suster datang dan menyuruh Zee untuk keluar terlebih dahulu.

Ashel terus menatap ke arah langit langit kamar inap nya.ia marasakan dunia sangat gelap.

Di luar ruangan Zee sibuk menghubungi Gracia untuk mengabarkan bahwa Ashel sudah sadar.

Setelah nya,Zee masih menunggu di luar ruangan Ashel.ia mondar mandir merasakan cemas.

"In-ini di ma-mana? Kok ge-gelap." Ucap Ashel mulai merasa ketakutan.

Dokter dan suster langsung sigap memeriksa mata Ashel.

"Dok,ini aku di mana dok? Mati lampu ya?"

"Kamu tenang dulu ya."

"Ak-aku buta ya dok? Aku buta?AKU BUTA??"

Dokter dan suster hanya diam saja. Ashel sudah meronta ronta sambil menangis. tidak ada pilihan lain,dokter langsung menyuntikkan Ashel obat penenang.

Ashel pun memejamkan matanya lagi. dokter keluar,suster masih memeriksa infusan dan alat alat yang ada di tubuh Ashel.

"Gimana ke adaan anak saya dok?" Ucap Gracia yang baru saja sampai.

"Maaf pak,buk,Ashel mengalami kebutaan akibat benturan yang keras di kepalanya itu.jalan satu satu nya adalah kita harus mencarikan Ashel pendonor mata."

Seketika jantung Zee kembali sakit.ia meremas dada kirinya dan berpegangan pada dinding.

"Agghh." Erang nya.Indah langsung membawa Zee ke kursi besi depan ruangan Ashel.ia membantu Zee untuk mengambil kan obat nya di dalam saku baju nya.

Gracia dan Sean sudah menangis sambil berpelukan.mereka semua sama sama terpukul mendengar berita ini.dokter itu pun sudah berlalu dari hadapan mereka.

"Kak..ini gak bener kan kak? Ini mimpi kan kak?" Ucap Zee.

"Enggak Zee.ini beneran,lo harus nerima kenyataan Zee."

Zee menggeleng.ia menangis sejadi jadi nya dalam pelukan Indah.

NAUGHTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang