Kini Zee sudah sampai di rumah.badannya terasa sangat lemas.ia langsung menuju kamarnya untuk istirahat.namun,baru saja ia membaringkan badan,Zee merasakan isi perutnya ingin keluar.dengan langkah lemas nya,Zee berjalan menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perut nya.
Ashel sudah sampai di rumah Zee.tadi gadis itu pulang terlebih dahulu untuk mengganti baju sekolah nya.sedari tadi ia memanggil Zee dari luar kamar,namun pintu putih itu tidak kunjung dibuka. padahal kata bibi,Zee baru saja masuk kekamar nya.
Ashel menjadi khawatir.ia membuka pintu itu begitu saja dan masuk.saat ia sudah masuk,ia mendengarkan suara dari kamar mandi.
Ashel langsung berjalan dengan terburu ke arah kamar mandi dan mendapatkan Zee sedang mengeluarkan isi perut nya dengan keadaan lemas.
"Astaga sayang.kamu kenapa?"
Ashel mengelus punggung Zee agar kekasih nya itu lebih enakan.
Zee mencuci mulut nya dan memperlihatkan senyuman terbaik nya kepada Ashel agar gadis itu tidak merasa khawatir lagi.
"Ke kasur dulu yuk." Ashel memapah Zee pelan.
Zee hanya ikut saja.Ashel menyandarkan Zee di kasur dan memberikannya air putih yang sudah ada di atas nakas.
Zee meminum air itu dan setelahnya ia memberikan lagi gelas yang sudah tinggal setengah itu kepada Ashel.
"Masih mau muntah gak?" Tanya Ashel dan hanya dapat gelengan dari Zee.
"Sayangg..." rengek Zee dengan suara parau nya.
"Kenapa hm? Mau apa sayang?" Tanya Ashel mengelus pucuk kepala Ashel.
"Sakit..."
"Apanya yang sakit?"
"Kepala aku pusing."
"Tadi dokter ada ngasih obat lagi gak?"
"Ada."
"Obat nya di minum dulu ya.kamu udah makan belum?"
"Belum."
"Ya udah,bentar aku panggilin bibi buat ambilin makan ya."
Zee hanya mengangguk.Ashel pergi ke lantai bawah. Dan tidak berselang lama,ia datang dengan sudah membawa nampan berisi minum dan makan.
"Makan dulu ya sayang.abis itu makan obat nya." Ucap Ashel meletakkan nampan itu di atas nakas.
Ashel pun ikut duduk di sebelah Zee.ia dengan telaten menyuapi kekasih nya itu.
"Abis ini kamu istirahat.ntar malem jangan begadang mulu ya."
"Iya sayang."
Mereka sama sama diam.Zee sedari tadi selalu meperhatikan Ashel dari samping.sesekali ia tersenyum tipis.
"Sayang." Panggil Zee.
"Hm?" Ashel langsung melihat ke arah Zee.
"Makasih ya"
"Buat?"
"Buat segalanya.makasih kamu udah selalu ada di hidup aku.makasih udah mau nerima aku apa adanya dan makasih udah mau bantu ngerawat aku dengan kondisi aku yang udah penyakitan kaya gini.aku gak tau lagi hidup aku sehancur apa kalau gak ada kamu.setidaknya,aku masih punya semangat dan harapan untuk terus berjuang demi kamu."
Ashel tersenyum dan menggenggam tangan kanan Zee."kamu harus berjuang demi aku ya.jangan pernah tinggalin aku,kita berjuang sama sama."
Zee mengangguk lagi."ya udah nih minum dulu." Ashel memberikan segelas air kepada Zee.