BAB 27

380 33 0
                                    

3 hari sudah berlalu.hari ini Zee akan masuk sekolah.banyak yang melihat ke arahnya.setelah sekian lama gadis ini tidak masuk sekolah,dan akhirnya semua murid murid melihat keberadaan gadis brandalan ini.

Marsha,Kathrin dan Adel melihat kedatangan Zee di koridor.

Mereka menatap Zee dengan tatapan sinis.Zee hanya bersikap biasa saja.tidak mau terpancing emosi karena ia takut kalau sewaktu waktu jantung nya kambuh.

Zee berdiri di hadapan ketiga gadis itu.ia menatap Adel."Del,nanti pulang sekolah kita ke taman belakang dulu ya.gue mau bicara serius sama lo."

"Mau ngapain lo sama Adel? Mau nonjok dia lagi ya?" Sambar Marsha.

Zee hanya diam saja.ia melihat lagi ke arah Adel."gimana Del,bisa?"

Adel menganggukkan kepalanya saja.

"Ya udah,pulang sekolah gue tungguin di sana." Ucap Zee dan berlalu dari hadapan ketiga gadis itu.

Saat jam pelajaran sudah di mulai,tiba tiba Zee merasakan sakit pada jantung nya.ia lupa kalau ia belum minum obat tadi pagi.

"Aagghh...sialan."gumam nya pelan.Zee berusaha sebisa mungkin untuk bersikap biasa saja agar tidak ada yang tau. keringat dingin,nafas yang sesak dan wajah yang pucat sudah terlihat di wajah cantik gadis itu.untuk saja ia selalu menyimpan obatnya di kantong seragam.Zee pun buru buru meminum obat itu yang hanya tinggal 1 saja.

Dan kini waktu yang di tunggu pun tiba. Zee buru buru untuk memasukkan barang barang nya kedalam tas.

Setelah itu,ia berlari menuju taman belakang. Di sana ia sudah melihat Adel tengah duduk sendirian di bawah pohon dengan hanya beralaskan rumput saja.

Zee duduk di sebelah Adel."udah lama?" Tanya Zee basa basi.

Adel hanya menggeleng."belum.kenapa lo suruh gue kesini?"

"Gue mau bicara serius sama lo.kita to the point aja ya."

Adel mengangguk dan mulai menatap mata Zee dengan serius.

"Gue udah donorin mata gue untuk Ashel.dan 4 hari lagi gue akan operasi.gue mau lo jagain Ashel buat gue.gue tau lo juga suka kan dengan Ashel?"

"L-lo serius mau ninggalin Ashel?"

"Iya,udah setahun belakangan ini gue mengidap penyakit gagal ginjal dan udah menjalar sampai ke jantung.itu sebabnya gue jarang masuk sekolah.gue udah gak sanggup lagi harus cuci darah 2 bahkan 3 kali dalam seminggu.di tambah kondisi Ashel yang kaya sekarang,membuat gue tambah gak sanggup lagi untuk bertahan.jadi gue mau donorin mata ini,cuma dengan cara ini gue bisa lihat warna dan cahaya di mata Ashel lagi."

"Bokap lo udah tau?"

"Udah,gue juga udah tes mata dan operasinya akan di lakukan 4 hari lagi.tapi Ashel belum tau tentang masalah ini. tolong jangan ada yang ngasih tau Ashel dulu.gue gak mau lihat dia sedih di depan gue.itu buat gue makin gak tega buat ninggalin dia.gue gak mau liat Ashel sendirian.jadi gue mau lo gantiin gue untuk jaga Ashel sampai kapan pun. jangan pernah sakitin Ashel.kalau lo udah gak sayang lagi sama dia,bilang aja. jangan lo permainin perasaan dia.cuma Ashel satu satunya orang yang gue sayang dan cinta.kalau lo sampai nyakitin Ashel,itu tandanya lo juga nyakitin gue. Lo mau kan jagain Ashel buat gue? Biar gue pergi nya dengan tenang juga."

Adel mengangguk.mereka sama sama terdiam.Adel masih belum percaya dengan ucapan Zee.

"Zee..." panggil Adel.

"Hm?"

"Gimana kabar Ashel sekarang?"

"Dia baik.lebih baik dari pada terakhir kali yang lo lihat di rumah sakit waktu itu.sekarang Ashel udah mau di ajak jalan jalan walaupun dia masih suka gak pede dan takut."

"Gue bangga banget liat lo Zee.sebesar itu rasa sayang dan cinta lo untuk Ashel,sampai lo rela ngasih nyawa lo untuk dia."

"Ashel itu beda Del.dia emang bener bener buat gue nyaman.bagi gue,Ashel rumah yang paling nyaman di saat satu dunia menghakimi gue.asal lo tau,gue sebenernya juga gak mau hidup kaya gini.di anggep brandalan,gak punya masa depan,dan bajingan.gue kaya gini juga ada alesannya.tapi di balik cacian itu semua ada Ashel yang selalu nganggep gue manusia paling bersinar.dia selalu bilang gue seperti bintang di langit malam.Ashel itu sama seperti nyawa gue.gak ada yang bisa gantiin peran Ashel di hidup gue Del.dia yang ngerawat gue kalau gue sakit,dia yang ngobati luka luka gue kalau gue abis berantem atau pun abis di siksa bokap,dan dia yang selalu nenangin gue di saat gue lagi ngerasa cemas."

"Eh,bentar bentar deh.lo disiksa bokap lo? Maksud nya?"

"Bokap sering nyiksa gue karna gue selalu ngebantah apa kata dia.di tambah gue pecandu narkoba Del.setiap hari kerjaan gue cuma mabok dan mengkonsumsi narkoba sama temen temen gue.itu yang buat bokap setiap hari nyiksa gue.ya...walau pun bokap gue suka mabok juga,kakak gue sama aja.di tambah bokap sama kakak gue suka nyewa jalang dan bawa kerumah.itu yang buat gue stres dan ngelampiasin semunya ke hal hal yang begituan.tapi ada Ashel yang masih mau selalu ada untuk gue.sampai gue penyakitan kaya gini pun Ashel masih setia sama gue.setiap hari sabtu,dia gak pernah absen buat nemenin gue cuci darah."

"Jadi lo pecandu narkoba? Siapa aja yang tau?"

"Bokap,kak Aran,Ashel dan sekarang lo."

"Udah lama?"

"Udah dari kelas 10 gue jadi pecandu obat obatan.hahahhah....sebrengsek itu memang hidup gue Del.apa yang di bilang orang orang di luar sana emang bener kok.sekarang lo udah tau kan hidup gue kaya mana.gue harap lo bisa jagain Ashel Del."

"Gue janji sama lo Zee untuk jagain Ashel.gue bakal terusin peran lo di hidup nya.gue minta maaf sama lo karena sempet buat lo marah dan nonjok gue waktu itu.gue juga sempet ngata ngatain lo."

"Santai Del.gue gak pernah marah sama lo dan semua orang yang sering ngatain gue.orang emang itu faktanya kan?"

Adel hanya diam saja.ia melihat ke arah teman sebelahnya ini yang terlihat pucat.

"Zee..."

"Hm?" Zee melihat ke arah Adel.

"Lo sakit ya?"

"Enggak."

"Tapi muka lo pucet Zee.lo sakit?"

Zee terkekeh lalu ia meremas dada kirinya.jantung nya memang sudah kambuh sedari tadi.namun ia tahan sekuat mungkin agar tidak terlihat lemah di hadapan Adel.

"Zee..gue anterin lo pulang ya?"

"Gak usah Del.gu-gue bisa pu-pulang sendiri."

"Enggak,pokoknya enggak boleh.lo harus gue anter pulang.ayo Zee..."

Adel berdiri dan membersihkan rok belakangnya yang sedikit kotor.lalu ia membantu Zee dan memapahnya menuju parkiran.

"Lo bawa obat?"

"Bawa.ada di mobil gue."

Adel membantu Zee untuk ke mobil nya terlebih dahulu.lalu ia mencari keberadaan mobil Zee.dan setelah ketemu ia pun langsung mengambil obat obatan Zee dan kembali lagi kemobilnya dengan berlari.

"Ini Zee minum dulu." Adel membantu Zee.dan tidak berselang lama,terlihat Zee sudah mulai tenang.ia menyandarkan punggungnya dan memejamkan mata. mencoba mengatur nafasnya yang terasa sesak.

"Gimana? Udah mendingan?" Tanya Adel.

Zee hanya mengangguk."gue anterin pulang pokoknya.gak ada penolakan."

Zee hanya pasrah saja.Adel pun masuk kedalam mobil nya dan langsung menuju ke rumah Zee.

"Rumah lo sama Ashel deketan ya?" Tanya Adel memecahkan ke heningan.

"Iya,cuma beda blok doang."

Adel hanya mengangguk paham.tidak berselang lama,mereka sudah sampai di depan rumah Zee.

"Makasih ya Del."

"Iya,sama sama.masuk gih,istirahat Zee."

"Iya."

Zee pun keluar dari mobil Adel dan melambaikkan tangan sambil tersenyum.

NAUGHTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang