_____
Skylar menatap tempat di simpannya flashdisk itu, yang kini sudah tak ada. Flashdisk nya,mana?"
"Gak mungkin 'kan, ambil waiters tadi?" Saga membuka suara.
"Anjing! Dalemnya penting, harus ketemu." Meeya berumpat.
Kelimanya saling menatap satu sama lain.
"Kita susul waiters nya," Skylar beranjak.
"Gimana cara kita masuk kedapur nya?"
Samudra melayang kan pertanyaan.
"Ini kafe punya Bibi gue. Kita bisa masuk," beritahu Meeya, memimpin langkah mereka.
"Hai Kak, waiters tadi... yang nganterin pesenan ke meja deket jendela ada, gak?"
"Kebetulan waiters itu, baru aja keluar. Buat buang sampah," balas waiters perempuan itu.
Meeya mengangguk, "O-oh gitu, ya. Makasih, Kak."
"Dengan senang hati, sama-sama."
Mereka langsung keluar dari kafe, setelah membayar pesanan, tanpa memedulikan makanan yang belum di sentuh.
"Belakang kafe," arah Skylar.
Semuanya berlari kearah belakang kafe.
Tidak ada apa-apa. Hanya gundukan sampah, yang masih terbungkus rapi oleh kantong plastik hitam.
"Kita telat," ucap Meeya, dengan nafas tersenggal.
"Sialan! Padahal belum lama," umpat Samudra menendang kaleng sarden.
"Sshhh," ringing kecil seseorang.
Skylar menyerhit heran. "Siapa?"
Semuanya menatap kearah Skylar sejanak, lalu mencari asal suara itu.
Mereka akhirnya mencari suara itu, secara berpencar.
"AAAA!" Miko menjerit keras, ketika netranya menangkap seorang laki-laki muda.
Dia terluka. Banyak luka di tubuhnya.
Semuanya berjalan mendekati Miko.
"Kenapa?" Saga mendahului Meeya, yang hendak mengeluarkan suara.
"T-that..." Miko menunjuk pada seseorang laki-laki, yang setengah tubuhnya berbaring. Kepalanya menyandar pada dinding.
Semuanya kaget. Benar! Laki-laki ini yang tadi menyajikan pesanan.
Tapi kini? Dia tak berdaya, dengan berbagai luka di tubuhnya.
"T-tolong," lirih Dia pelan.
Miko mundur beberapa langkah, sembari meracau tak jelas. Tak lama cowok itu ambruk.
"Ko!"
Semuanya langsung berseru,Samudra berhasil menahannya.
Samudra menatap mereka bertiga, "Biar gue bawa dia ke RS, nanti gue kesini lagi."
Saga mengangguk, Skylar membantu Samudra, memboyong tubuh Miko.
Meeya menatap waiters itu, "Dimana flashdisk nya?"
"Flashdisk nya di ambil orang," jawab laki-laki itu pelan, disusul berbatuk.
"Gue tanya dimana flashdisk nya?!" Meeya menaikkan nada bicara nya, satu oktaf.
"Di ambil orang," kekeuh laki-laki itu, yang mengusap darah yang mengalir dari hidungnya itu.
"Disini kita dengan pake cara baik-baik. Jadi dimana Flashdisk nya?" Saga ikut bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Flower Girl
أدب المراهقين[ follow sebelum baca ! ] _____ "Soal waktu itu..., gue emang mabuk, tapi gue juga masih sepenuhnya sadar." "Lo gak mau ngebales perasaan sepihak, ini?" Sungguh, Claudi benar-benar tidak tau harus berbicara bagaimana! "Jangan suka sama gue, Kak." ha...