24; La terreur?

13 3 0
                                    

"Cinta bukan hanya sekedar kata, cinta juga bisa melukaimu dengan tiba-tiba."--Claudi Queensha

_____

Claudi diam, menatap bunga yang berada ditangannya. Sedangkan Skylar tengah tertidur pulas di atas sofa ruang tamu.

Sekarang Claudi tidak tau harus menjelaskan bagaimana kepada bujing, Claudi takut bujing mengadu kepada Mama, ataupun Papa.

Honestly, Claudi malas mengenal cinta.

Cinta memang menyenangkan, tapi sewaktu waktu cinta bisa menyakitkan. Sekarang ia akan menerapkan kalimat itu.

Seperti di novel-novel dan drama Korea! Ah, Claudi terlalu parno, padahal jelas-jelas itu semua hanya lah fiksi yang dibuat-buat. Tapi ia tetap tak mau!

Ketika ia mengobati Skylar, cowok itu terus meracau mengungkapkan isi hatinya, mulai dari masalah keluarganya dan perasaannya.

Claudi saja sempat berkaca-kaca, perkataannya menyayat hati.

Jam sudah menunjukkan delapan malam, bujing belum kunjung pulang. Juga Skylar yang tak kunjung membuka mata.

Apa tamparannya begitu kuat?

"G-gue ngapain disini?" gumam Skylar yang baru bangun, membuat Claudi beralih menatap cowok itu.

Claudi diam menatap datar Skylar, begitu juga Skylar yang menatapnya heran dan penuh tanya.

"Kenapa? Natap guenya, jangan gitu banget." heran Skylar.

Mata Skylar menangkap sebuket bunga, yang tadi ia beli ada ditangan Claudi. "B-buketnya, kenap---"

"Lo, yang ngasih." sela Claudi.

"Hah? Kapan?" tanya Skylar lupa.

Claudi menghela nafas panjang. Berarti Skylar tak ingat semuanya, Syukurlah.

"Lo yang ngasih sama gue, buat megangin doang."

"Ah, iya ya? Sorry gue bener-bener lupa." Skylar menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Tadi gue mabuk, dikit." lanjutnya.

Skylar beranjak dari sofa. "Gue pulang aja, takut di grebek."

Ia memberikan alih buket yang ada ditangannya.

"Thanks."

Claudi mengantarkan Skylar sampai keluar, tepat di kejadian beberapa jam lalu.

"Lo gak mau nanya sama gue?" tawar Skylar.

"Biasanya orang nanya dengan sendirinya, bukan ngaku pengen ditanyain." balas Claudi datar.

Skylar terkekeh kecil. "Iya juga, ya? Gue terlalu ngarep."

"Yaudah, gue pulang dulu. Bye." ucapnya, kemudian membuka pintu mobil.

Saat Skylar hendak menutup pintu, sebuah tangan menahannya. Membuat Skylar mengalihkan tatapannya, heran.

"Lo bisa nyetir sendiri?"

About Flower Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang