kejahilan Raka

885 53 0
                                    

Hari ini adalah hari paling menyebalkan menurut Raka, karna dia tidak di perbolehkan untuk keluar mansion karna tadi malam badannya sedikit hangat, ingat kata itu 'sedikit', huh kapankah ia bisa lepas dari manusia manusia yang overprotektif padanya,

Saat ini ia ada di pinggiran kolam renang dengan di temani oleh Tyo bodyguard baru nya, menolak? Jelas, di hidupnya tidak ada kata menurut atau patuh, ia sudah beberapa kali mengancam adiknya untuk tidak perlu memberikan ia penjaga di mansion jika adiknya tetep kekeuh ia akan mogok makan beberapa hari, tapi bukannya jawaban 'iya' yang ia dengar malah Raka di ancam kembali jika tidak menurut tidak akan jadi ikut kemah. Huh sungguh, andaikan boleh tuker tambah adik ia akan memintanya.

Kak Fitri sendiri juga mendukung perbuatan Erik, menyebalkan. Bukan apa keduanya menempatkan bodyguard di sisi Raka, Karana anak itu super hiperaktif, kelakuannya kadang di luar nalar dan Raka tipikal orang yang mudah bosan sehingga sering sekali ia kabur dari mansion ke tempat teman temannya.

"Anda mau kemana Tian muda" tanya Tyo ketika melihat Raka melangkah ke dalam mansion.
"Bukan urusan Lo" ketus Raka melirik sinis ke samping nya
Kemudian melangkahkan kembali kakinya menuju dapur untuk mencari sesuatu yang menarik.
Tyo sendiri sudah membututi ya di belakang.

"Huhhhhh yeaaahh" anak itu bermain tepung sambil berlarian menyusuri dalam ruangan, Tyo hanya membiarkan saja karna ia sudah di beri pesan 'biarkan kakakku melakukan sesuka hatinya yang terpenting jangan biarkan dia keluar mansion atau apapun yang membahayakan nya' ucap Erik sebelum meninggalkan mansion pagi tadi.

Di sisi lain sepasang suami istri sedang memantau cctv yang memperlihatkan Raka yang sedang berlarian dengan di kekar bodyguard di Belakang nya. Mereka yang tak lain Leonard dan Amelia, keduanya tersenyum lembut,
"Andai waktu bisa di ulang, mungkin sekarang aku ada di sana" ujar Amelia
"Kau selalu mengatakan itu, terlambat semua sudah terjadi dan sekarang tinggal bagaimana cara kita untuk memperbaiki nya"
"HM kau benar, tapi Sampai aku bisa memeluknya kembali dan ia sudah bisa menerimaku sebagai ibunya, aku akan terus menyesali perbuatan ku di masa lalu itu"

"Apakah kita harus tetap bermain petak umpet selamanya?" Lanjutnya.

"Kita hanya perlu menunggu waktu yang tepat"

"Kau selalu berkata seperti itu delapan tahun berjauhan dengannya, berpisah di halangi oleh keadaan negara pulau dan lautan,dan sekarang ketika sudah dekat aku tidak bisa melihat matanya yang indah itu dari dekat menatapku"

"Aku janji setelah ini dia ada di pelukan kita tanpa harus menutup Matanya,"
"HM aku menunggu janji itu tiba"

Keduanya kembali menatap layar di ipad,
"Dasar anak nakal" kekehan dari Leonard dan senyuman dari Amelia.
"Bukankah itu turunan darimu"
"Kau tidak usah menyangkal, bukankah itu turunan dari sifatmu" goda Leonard pada istrinya,

"Aku mengingat satu kejadian saat kau masih di bangku SMA, saat kau akan membolos dengan teman temanmu dengan memanjat pagar Sampai rok mu sendiri sobek se paha"
"Tidak usah mengingat masa lalu, kau dulu adalah musuh bebuyutan Ku"
"Itu dulu, sekarang kau adalah teman seumur hidupku" Leonard menarik istrinya ke dalam dekapannya karna merasa gemas.
"Gombal"

Di sisi Raka.
"Tuan muda berhentilah nanti anda terjatuh kalau terus berlarian" ujar Tyo dengan lelah, anak ini hiperaktif sekali ia seperti mengasuh anak berusia delapan tahun saja.

"Wleee kejar kalau bisaa, hahah paman paman pada lemah" anak itu terus berlarian hingga tak sadar sudah berada di pintu keluar masuk mansion dan.

Hap

Kena, Erik menangkap kakanya dengan satu tangan yang melingkar di pinggang kecil itu. Berontak! Tentu saja Raka berusaha melepaskan cekalan tangan itu namun tenaganya tak sebanding,
"CK, lepasin belum selesai juga mainnya"
"Gak ini udah hampir waktunya makan siang sekarang mandi" ia mengangkat Raka ke gendongan koalanya membuat anak itu semakin berontak dan menendang nendang kakinya ke udara.

"CK, erikkk selalu GANGGUU" teriak Raka karna kesal.
"Kaka kalau teriak aku jatuhin mau" ancamnya di ujung tangga, pengang epribadeh kupingnya.

"Lagian udah main dari pagi masih belum puas"
"Kapan sih Raka bisa bebas" Erik terdiam mendengar penuturan kakanya, ia hanya melirik saja.
"Semua yang Raka lakuin mesti harus persetujuan semua orang dulu, tapi kalian yang lakuin untuk Raka dengerin pendapat Raka aja enggak" ia membiarkan Raka mengeluarkan unek unek nya, bukannya ia tak menanggapi jika saja ia salah ucapan bisa di pastikan akan ada bencana besar.

"Erik!"

"HM"

"Raka gak suka orang pembohong" kenapa ucapannya melence gini, di kepala Erik sudah di penuhi pikiran negatif apakah Raka tau.

"Erik udah janji sama Raka, berarti gak boleh ingkar"

"What promise"

"Erik udah janji, awas kalau ingkar lagi"

"Kapan aku ingkar janji sekarang gak usah banyak halu, lepas bajunya mandi habis itu makan lalu tidur siang"

"CK, gk mau Erik kalau janji pasti langgar janji dulu lagi"
Ok cukup kekesalan Erik saat ini, apakah dunia masih punya stok kesabaran lagi.
"Janji apa Kaka"

"Janji buat izinin Raka kemah"

"HM"

Tangannya sibuk akan melepas baju yang melekat pada kakanya,
"Ishh jawab yang bener"
"Iya Kaka sekarang mandi atau aku mandiin lagi"
"Gk mau Raka udah gede"
"Huff aku hitung sampai tiga kalau belum ke kamar mandi aku yang akan mandiin"

"Ya gak bisa gitu dong"
"Satu"

"Ishh Erik ngeselin"
"Dua"

"Gak mauuu"
"Tiga, ok"

"Iya iya" Raka langsung ngacritt ke dalam kamar mandi.

Sedangkan Erik hanya bisa menghembuskan nafas panjang dan menggelengkan kepalanya.
Raka kalau mau menurut Haris ada ancaman dulu.

Bersambung...

Kalau ini dapet 20 vote aku Doble, kalau enggak aku libur lama....

Berchandaaaa

See you the next part>

RAKA GREYSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang