27.

311 23 0
                                    

Setelah hampir seminggu Raka di rawat dan tidak di perbolehkan pulang meski ia sudah marah marah sekalipun tapi tetap saja tidak ada yang mau mendengarnya, mereka bilang besok besok dan besok tapi kata besok itu tepat jatuh setelah seminggu kemudian.

Hah jika kalian tanya sakit itu enak gak? Ada enak ada enggaknya, iya kalau sakitnya di rumah ia bisa rebahan sambil main game, kalau di rumah sakit kerjaannya hanya di suruh tidur dan tidak boleh pegang handphone selama seminggu itu, hiburannya? Ia hanya di perbolehkan menonton animasi di tv yang di sediakan di rumah sakit itu.

Dan meski sudah keluar dari rumah sakit orang tuanya masih melarangnya untuk pergi ke sekolah, alasannya sih karna tubuhnya masih lemah katanya.

Ya sudahlah dari pada nanti dia di sekolah pingsan dan kembali lagi ke ruangan neraka itu, lebih baik ia menurut untuk beberapa hari kedepan, gak enak ternyata mau tidur kepala pusing mau baring kepala juga pusing mau makan pun lidahnya terasa pahit. Beberapa hari awal masuk RS dia memang sudah makan karna lidahnya terasa pahit di tambah gusi bagian belakangnya sedikit bengkak.

Satu kata untuk menjelaskan penderitaannya.

Tersiksa...

Kini ia sedang berselancar di social media nya yang sudah seminggu ia off, kenapa bisa
Maksa lah Raka di suruh nurut? Apa itu dalam kamusnya bahkan tidak tercantum kata seperti itu.

"Lo udah sembuh beneran kan ka? Soalnya kita niatnya mau jengukin lo ke rumah sakit kemarin"

"Udah, tadi pagi baru Sampek rumah, lagian kalian gak perlu jengukin nanti malah ngerepotin, dan lagi pula kasian gue kalau Lo pada mau ke sini"

"Lah ni anak di khawatir in malah kagak bersyukur yehh"

"Heeh cill, kalau bukan Lo adik kesayangannya bang Rifan udah gue jitess Lo"

"Berani looo citess adek gue"

"Hehhe piss bang"

"Bukannya gitu, nanti abis jajanan gue Lo makan semua" candanya dengan sedikit terkekeh,

"Ah elahh pelit banget Lo, awas Lo ya Lo main ke markas kagak ada jatah jajan buat Lo nanti, biar kalau bang Rifan beli jajan buat Lo gue habisin baru tau rasa"

"Emang boleh sama bang Rifan nya?"

"Ye- "

"Gue mau-

Ceklek

"Dek waktunya minum obat dan makan siangnya" bertepatan saat ia akan membalas obrolan temannya, Amelia datang dengan senampan obat air dan makannnya, Raka menganggukkan kepalanya lalu ia meletakkan jari telunjuknya ke mulutnya tanda bahwa Amelia di suruh diam sebentar.

"Gue mau minum obat dulu, nanti kita lanjut lagi"

"Ok, cepet sembuhh cill Cecep kangen katanya sama Lo"

"Hmmm, jangan kebanyakan mikir otak kecil Lo gak Bakal mampu nampung, yaudah gitu aja by"

"Okk byy"

Klik..

Setelah mematikan vc nya dengan teman temannya, kini ia beralih menscrol tik tok, menghiraukan Amelia yang menyiapkan obatnya.

"Waktunya makan boy udah dulu main handphone nya, nanti papa kesini hp kamu di ambil loh"

Menurut, ya ia langsung meletakkan handphone nya di atas nakas, lalu menerima piring makanan yang merupakan sub jagung kesukaannya.

Satu suap

Dua suap

Tiga suap

Sampai lima suapan ia langsung memberikan piring itu pada mamah nya lalu menerima air minum yang di sodorkan padanya.

"Kok gak habis makannya, gak enak ya sup nya?"

"Enak kok, gusinya masih sakit kena makanan, lagi pula udah kenyang juga mana obatnya" tangannya menengadah meminta obat pil yang di siapkan.

"Emang belum kempes bengkak nya?"

Raka menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya, kemudian saat ia hendak melanjutkan bermain game nya tiba tiba saja pintu kamarnya terbuka menampilkan Leonard yang sedang berjalan ke arah anaknya, mengelus kepalanya dengan lembut membuat anak nya mendongak.

"Udah makan?"

"Hm"

"Minum obat?"

"Hmm"

"Kalau gitu waktunya tidur siang, udah main handphone nya masih ingat kan peraturan yang papah kasih?"

Mendengarnya Raka berdecak lidah, tapi tak urung ia tetap memberikan ponselnya pada papanya yang menengadah, kemudian ia langsung merebahkan tubuhnya memunggungi kedua orang tuanya sambil memeluk guling.

"Marah mas anaknya, udh selesai meeting nya tadi?"

"Udah, kamu udah makan"

"Udah tadi, kalau kamu mau makan sekarang atau nanti?"

"Nanti saja nunggu anak kamu tidur dulu, kamu-,

"Katanya suruh tidur, tapi malah ngobrolnya kenceng banget gak ada inisiatif apa buat keluar" sindir Raka membuat dua orang di belakangnya itu saling tatap, Leonard mengisyaratkan istrinya untuk keluar kamar terlebih dahulu dan nanti dia akan menyusul.

Sepeninggal Amelia dengan membawa nampan untuk di bawa kembali ke dapur, Leonard menempatkan dirinya di samping anaknya memeluk putranya itu dari belakang.

"Ihhh,,, papah sana ah gerah ini" sambil berusaha melepaskan lilitan tangan papah nya di perutnya.

"Katanya mau tidur yaudah tidur sekarang papah temenin, kamu kalau di tinggal gak bisa di percaya"

"Tapi juga gak di peluk ihh, pah aku bukan anak kecil lagi lepas dongggg"

"Papah pengen peluk, lagian gak inget waktu di rumah sakit, siapa yang pengen setiap tidur minta di peluk papah nya hm?"

"Ya tapi kan itu di rumah sakit ini di rumah, udah ihhh lepass"

"Diem atau papah sita handphone dan PS game kamu untuk selamanya," ancam Leonard membuat anak itu berhenti memberontak.

"Bisanya ngancem terus"

Dengus Raka kesal.

Dan akhirnya ia pasrah saja tubuhnya di peluk papanya saat ini, lagian ini terlalu nyaman karna papahnya memberikan usapan lembut pada rambutnya membuat perlahan lahan mata nya sayup sayup. Antara efek obat atau terlalu nyaman dengan usapan papanya.

Bersambung...

See you the next part>>>

Gimana tanggapannya?? Komen and vote yang banyakkk aku bakal up.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAKA GREYSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang