18.

604 39 1
                                    

Masih di hari yang sama kini semua keluarga sedang berkumpul di ruang rawat Raka, pengecualian untuk Elden kalian tau kan dia kemana?, Raka anak itu tengah duduk bersandar di brankar dengan matanya yang fokus pada televisi yang menampilkan dua botak, mulutnya sibuk mengunyah makanan yang di suapi oleh Erik, itu desert puding coklat yang di buat oleh Amelia, karna Amelia jika datang akan selalu membawakan camilan untuk Raka, mengingat anak itu rada sudah makan kalau sakit.

Tadi saat Leonard hampiri dan menanyakan ingin makan apa anak itu menolak untuk makan sejenis nasi, bahkan tadi Leonard juga menawarinya untuk sarapan pakai sereal, atau roti tawar yang memang tersedia di ruangan itu, dan raka dia menolak. Dan saat ini jika bukan Erik yang memaksanya untuk mengisi perutnya walaupun sekedar puding, untuk supaya cepat minum obat,

Kan tadi makan kukis? Raka hanya menghabiskan 3 buah dan satu nya itupun tinggal setengah, Leonard suruh menghabiskan. Kenapa Raka tidak berontak saat melihat Leonard bahkan bisa di bilang lumayan berani?, ingat penjelasan om Naufal tadi! Kalau trauma Raka bisa di bilang tidak berlanjut jika tidak ada yang memicu nya,

Dan kejadian kemarin saat bertemu Amelia? Entah mengapa langsung mengahdirkan bayang bayang itu selalu bermunculan di kepalanya, padahal bayangan itu sudah lama hilang dan ketika melihat senyum Amelia membuat ia teringat akan senyuman seseorang.

"Ayo buka lagi mulutnya" ujar Erik ketika mulut kakanya di tutupi oleh kedua tangannya,

"No, muntah nanti kalau di paksa" jawab Raka sambil menggelengkan kepalanya.

"Huh ini mau dua suap lagi habis loh, ayo buka mulutnya dari kemarin siang perut Kaka kosong loh" bujuk Erik, ya memang kemarin siang anak itu menolak untuk makan, dan ketiduran sampai pagi bahkan saat malam di bangunkan pun matanya masih terpejam saat di suapi Erik, dan itu hanya satu suap saja yang masuk perutnya, malam itupun Raka juga melewatkan jam minum obatnya,

"CK, dibilang enggak ya enggak, kenyang tau coba kalau Erik yang sakit kalau Raka paksa makan pas lagi gak mau pasti juga akan nolak ah, ganggu aja" jawab Raka dengan nada sedikit emosi, maklum orang sakit

"Ok Erik ngalah,, ayo minum obatnya"

"Gak mau ah pahit"

"Udah Erik mintain sama om Naufal yang sirup tadi, udah cepet gak usah banyak drama buka mulutnya"

Dengan terpaksa Raka membuka mulutnya, setelah itu Erik membersihkan sisa makan puding dari Raka lalu izin ke toilet, dan kini tersisa lah Leonard Amelia dan Delton yang sejak tadi memerhatikan perdebatan dari adik Kaka itu.

Amelia mendekat, lalu duduk di kursi sebelah brankar menggenggam dengan perlahan tangan anaknya yang sudah terlepas dari infus, anak itu kemarin sedari pagi bangun tidur merengek untuk di lepas infusnya karna memang sakit dan tangannya agak membengkak kebiruan. Raka hanya diam saja matanya fokus pada serial yang di tontonnya.

"Andai mama bisa mengulang waktu nak"

Tes

Air mata tanpa di sadari keluar ia menunduk mengelus punggung tangan anaknya hati hati.

"Mama tau mama salah, maaf boy, Mama is sorry, I'm not forbidding you from hating Mama, but giving Mama the opportunity to be the best mother for you."

"Sorry for what mom said earlier, sorry and mom will never regret giving birth to a child as great and strong as Raka, mama khilaf nak, mama terlalu di buatkan akan kebenaran yang ada"

"Andai mama tidak percaya segala perkataan dari Sherly, andai mama gak terhasut sama perkataan gadis iblis itu, All of this would never have happened, the cheerful mother would never have experienced that very painful dark time, and mulut ini gak akan pernah mengatakan kalimat jahanam itu"

RAKA GREYSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang