gak jadi kemah

782 48 0
                                    

Akhirnya hari yang di tunggu tunggu oleh Raka tiba, tetapi andai saja dirinya tidak terserang demam tinggi mungkin saat ini ia sudah berada di area perkemahan, Erik! Anak itu tidak mengizinkan Raka untuk ikut dan saat ini di mansion di gegerkan oleh Raka yang mengamuk pada semua orang.

"Selalu gini jadinya hiks hiks" mood anak itu sedang tidak bagus karna ia di berikan janji palsu,,
"Mau Samapi nangis darah pun gak akan aku biarin Kaka pergi kemah dengan keadaan sakit" Erik duduk dengan santai di sofa ruang keluarga, ia lalu mengalihkan kembali pada handphone nya.

"CK, yaudahh Raka keluar" belum sempat ia bangun dari duduknya sudah duduk kembali dengan mata sembabnya saat mendengar perkataan Erik.
"Tyo siapkan mobil kita ke rumah sakit, kenapa Gak jadi pergi? Ayo kita pergi" ia mendekati kakanya dan bersiap untuk menggendongnya.

"Hiks gak mau, gak mau lepasinnn lepasinn hiks hiks"
Kakinya menendang nendang di udara saat akan di masukkan di mobil. Terus ia terus memberontak bahkan di dalam mobil pun tangisannya masih keras, Erik tidak memperdulikannya karna sedari tadi anak ini menangis terus membuatnya khawatir jika demamnya makin tinggi, sedari pagi juga tidak mau minum obat apalagi perutnya kosong, tidak ada pilihan lain selain membawa Raka ke rumah sakit, karna jika di sana ada om Naufal yang bisa mengontrol emosi anak itu saat sedang sakit begini.

"Gak mau,, huekkk huekkk" akhirnya Raka memuntahkan isi perutnya yang sedari tadi bergemuruh di perutnya,
Erik membiarkan isi mobil sekaligus bajunya terkena muntahan kakanya kalau begini ia semakin di buat panik sendiri, tangannya mengelus punggung itu untuk membantu meredakannya,

"Gak mau ke rumah sakit, hiks hiks huekk" perutnya bergemuruh namun mulutnya tak berhenti merengek.
Karna tak tega Erik menyuruh Tyo untuk putar balik ke mansion, Raka jika keinginannya tidak maka ia akan tidak mau jika malah di paksa akan semakin mengamuk anaknya,
"Kita putar balik Tyo, dan tolong panggilkan dokter Naufal" keadaan Raka cukup memprihatinkan, anak itu tidak berhenti mutah mut'ah.

Sampai di mansion tanpa memperdulikan orang yang berkumpul di ruang keluarga, Erik langsung berjalan menuju kamar Raka, tanpa melihat pun ia sudah bisa menebak orang orang di sana siapa saja,
Huekk
Huekk
"Muntahin aja semuanya biar lega" ujar Erik saat ini tengah mengurut tengkuk Raka di wastafel.

Setelah selesai badan Raka seakan terkuras habis ia sudah tak, Erik menggendong kakanya menuju ke kasur lalu merebahkannya secara hati hati ,mata anak itu tertutup untuk menghalau rasa pusingnya, sesekali meringis dan isakan kecil keluar dari mulutnya, entahlah mungkin tubuhnya kurang nyaman dan badannya terasa terbakar, Erik dengan telaten membuka baju sang Kaka menggantikannya dengan yang baru, tak lupa membaluri nya dengan minyak angin bayi supaya anget badannya, bukan apa menggunakan minyak angin bayi karna jika memakai minyak angin dewasa terlalu kepanasan anaknya.

Tak lama seorang dokter datang dengan semua orang tadi yang berada di ruang keluarga, Amelia mendekat ke ranjang di mana sang anak masih dengan Isak tangisnya.
"Sayang, mana yang sakit nak HM bilang sama mama" tanpa sadar wanita itu meneteskan airmata masih tak percaya bisa berbicara dengan anaknya walau harus dalam keadaan seperti ini, antara senang dan sedih bercampur jadi satu.

"Hiks hiks hiks" tidak menjawab hanya isakan tangis yang terdengar.
"Biarkan saya periksa dulu nyonya" akhirnya Amelia memberi tempat untuk dokter Naufal untuk memeriksa keadaan anaknya.

Sepuluh menit setelah selesai memeriksanya,
"Dia kecapean, kalau tadi muntah muntah apa mungkin tadi malam Raka begadang?"
"Tadi malam aku lupa mengeceknya mungkin iya, karna Raka jika tidak di ingatkan akan lupa waktu" ujar Erik memang setiap malam ia selalu mengecek kakanya, hanya tadi malam saja ia tidak mengecek kakanya karna banyak sekali tugas dari sekolah dan tugas tambahan dari kak Fitri.

"Sudah kuduga, ini resep obat yang akan kau tebus, untuk yang sirup jika masih merasa pengen muntah saja di minum nya kalau tidak berarti tidak usah di minum, kalau begitu saya permisi" dokter itu keluar di antar oleh Erik sekalian ia akan keluar untuk menebus obat Raka, ia tidak begitu khawatir untuk meninggalkan kakanya sendirian karna di sana masih ada banyak orang untuk menjaganya.

Disisi lain Leonard sedang menggendong Raka karna sedari tadi anak itu ingin di gendong karna kepalanya pusing jika di letakkan di bantal, matanya memang tertutup sehingga tidak menyadari bahwa yang menggendongnya adalah papa nya sendiri, karna jika Raka sedang demam anak itu hanya merintih dan menangis tanpa sebab dengan mata yang tertutup.

"Syuuttt nanti kepalanya semakin sakit kalau nangis terus HM, papa disini sayang" Leonard memberikan kata kata penenang supaya Raka tidak gelisah lagi.

Amelia datang dengan membawakan kompresan, sebenarnya ada plaster demam namun ia ingin merasakan merawat anaknya seperti ini, lagian kadang kesempatan tidak datang dua kali.

Saat tubuhnya akan di baringkan Raka merintih dan merengek sedikit karna badannya tidak nyaman. Akhirnya Leonard tidak jadi untuk membaringkan anaknya, tubuh anak itu di bawa kegendongannya lagi sambil sesekali mengayunkan ke kanan ke kiri,

Sedangkan di sisi lain tepatnya di sofa ruang keluarga terdapat dua pria lelaki berbeda umur.
"It turns out it hasn't changed since then" ujar Delton, Delton afraid Greyson pengusaha muda yang Sekarang sudah mendirikan perusahaan DF'R company, pemuda ini merupakan putra sulung dari pasangan Leonard dan Amelia.

"No matter how long he leaves us, he will always be the Greyson family's baby boy." Pemuda satu ini terkekeh sedikit, namanya Elden Rafli Greyson beda dua tahun dari Delton ia sedang menaungi salah satu dari cabang dari keluarga Greyson.

"You are right"

"One thing we all must do"
"What?"
"We start all over again"
"Hehe,What happened earlier was very fatal."
"The most important thing now is our efforts to approach him again."

Bersambung...

Maaf manteman aku gak up beberapa hari karna kuota lagi habis, terus banyak sekali tugas tugas akhir akhir ini,

Kadang aku juga bingung buat bagi waktunya, aku Pulang sekolah kadang magrib dan langsung tidur, esok nya lagi seperti itu.

Maaf jadi curhat hehehe😄😄 ok,,

See you the next part>

RAKA GREYSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang