kantor papa

791 48 2
                                    

Vote dulu baru baca..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Follow epribadeh
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"pulang sekolah ke kafe Deket sekolah yuk guys, katanya ada menu baru tu" ujar bara sambil membereskan buku bukunya. Raka terdiam sesaat lalu kembali fokus pada handphone nya,
"Boleh kalau Lo yang bayar" ujar damar dengan enteng
"Yee Lo mah maunya gratisan Mulu dah perasaan" sinis bara
"Kalau ada yang gratis kenapa gak mau"
"Emang siapa yang mau gratisin Lo"
"Lo" menunjuk damar dengan dagunya.
"Gue, no no no kali ini gue kagak mau jadi ATM berjalan Lo lagi, bayar sendiri sendiri ogah gue kali ini belum transferan gue"

"Yaudah kagak usah pergi"
"Yee ni anak ngambekan amat, eh Lo gimana ka"
Baru saja Raka ingin buka mulut namun sudah di terobos oleh damar.

"Dia kagak bakal mau kalau Lo gak traktiran, kan Lo yang ngajak berarti Lo yang bayar" sudah di bilang bukan damar itu tenang namun jika bara si raja bacot kalau sudah ke ulti sama dia pasti kicep.

"Ye kagak bisa gitu dong, awal tadi gue bilang ape 'yok guys ke kafe sebelah, soalnya ada menu baru' gitu bukan 'yuk guys ke kafe sebelah ada menu baru nanti gue traktirin' makanye inilah pentingnya memahami kalimat yang pasif"

"Emang Lo tau kalimat pasif apaan" nah kan bara kicep langsung, ni anak emang pinter namun sering bolos jika pelajaran bahasa indo karna gurunya bikin orang ngantuk.

"Yee, ah udahlah Lo-

"Lo berdua kagak capek apa dari tadi ribut Mulu gue aja capek dari tadi dengernya, kalau soal ikut gue udah bilang kak Fitri katanya boleh"

"Udah bilang Erik kan tapi" tanya damar bukannya apa dia tak ingin di salahkan oleh adik kelas laknatnya itu, jika nanti di kira kalau membawa Raka tanpa memberitahunya,

"Udah wa tapi belum di baca, udahlah ayok nanti keburu kesorean kan penting udah ngabarin kak Fitri" ujar Raka meyakinkan, sebenarnya ia berbohong kalau sudah memberitahu Erik karna sebenarnya ia ingin menghindari anak itu untuk beberapa hari kedepan, bahkan tadi saat di kantin ia hanya diam saat Erik memesankan nya bubur ayam meskipun saat memakannya rasanya Mau muntah, mau bagaimana lagi ia malas saja untuk berdebat dengan Erik.

"Ya udahlah yuk gak kennn" seru bara, kini ketiganya berjalan beriringan untuk menuju parkiran.

...

Setelah sampai di sana tiba tiba seorang dengan pakaian ber jas hitam menghampiri Raka yang akan naik ke motor damar,

"Maaf tuan muda, sebelumnya perkenalkan nama saya Satya sekertaris sekaligus orang kepercayaan Tuan Leonard, saya ingin menyampaikan bahwa tuan muda di tunggu tuan dan nyonya Greyson di perusahaan"
Jelasnya..

Raka terdiam beberapa saat tangannya terhenti saat akan memasangkan helm di kepalanya, semua secara perlahan berubah,, huh menghembuskan nafas sebentar lalu menganggukkan kepalanya menatap ekspresi bingung kedua sahabatnya sebentar lalu menyerahkan kembali helm yang sempat ia pegang tadi,

"Maaf lain kali saja mainnya, ayo paman"

"Mari tuan muda" pria itu mengarahkan di mana letak mobilnya tadi, sedangkan kini kedua orang pemuda di sana menatap penuh kebingungan di balik punggung pria beda usia itu.

Satya membukakan pintu mobil itu untuk Raka, lalu menutupnya lagi setelah anak itu masuk dengan sempurna, memutar langkah lalu membukanya untuk dirinya sendiri di kursi pengemudi, lalu mobil itu berjalan dengan kecepatan rata rata,

sepanjang perjalanan Raka hanya melihat jalanan yang di laluinya dari balik jendela mobil, menghela nafas sebentar lalu mengecek ponselnya yang sengaja ia mode silent, di sana banyak notifikasi riwayat panggilan tak terjawab dari Erik bahkan spam chat nya hampir 100 kali, huh, haruskah ia banyak banyak menghela nafas lelah untuk hari ini, di sekolah temannya di rumah keluarga nya. Tanpa berniat membalas Raka mematikan handphone nya kembali dan mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Tuan muda jika anda lelah anda bisa tidur sebentar, nanti jika sampai saya bangunkan" ujar Satya karna ia melihat sepertinya wajah tuan mudanya itu sangat terlihat lelah.
"Paman adakah air putih, air putih Raka habis tadi di sekolah"

"Ada tuan muda sebentar" Satya mencarinya di dashboard lalu memberikannya pada Raka.

"Ini"

"Terimakasih paman"
"Sama sama tuan muda"

Perlu di ingat Raka gampang sekali kehausan, bahkan sehari bisa menghabiskan tiga sampai lima botol Aqua besar. Meskipun harus bolak balik ke kamar mandi untuk menuntaskan hajat.

Tak terasa mata Raka tertutup karna mengantuk, mungkin karna efek kecapekan.

Sampai di sebuah gedung bertingkat ternyata di sana Leonard sudah menunggu, ia di beri tahu Satya kalau Raka tertidur di jalan karna efek kecapekan akhirnya ia perintahkan Satya untuk tidak membangunkan putranya dan ia memutuskan untuk menunggu putranya sampai dan nanti akan ia gendong sampai ke ruangan,

Mengangkat secara perlahan lahan supaya anak itu tidak terbangun, baru satu langkah akan berjalan tidurnya raka terusik, anak itu menggeliat dengan tak nyaman, dengan reflek ia menggoyangkan ke kanan dan kekiri, setelah di rasa putranya tenang ia mulai melangkah, tak lupa di belakangnya Satya mengikuti dengan tas tuan mudanya di bahunya.

Tidur putranya terusik saat di dalam lift kepalanya menoleh kekanan kekiri mencari posisi yang nyaman,
"Syutt sebentar sayang, sebentar lagi sampai"
"Eghh"
Namun bisikan untuk menenangkan itu tak membuahkan hasil, mata Raka terbuka lebar tepat saat pintu lift terbuka.

"Eghh"
Cup
"Hy little boy" sapa Leonard sambil melangkahkan kakinya
"Turun" Raka menggerakkan kedua kakinya untuk turun dan di turuti oleh Leonard namun tangannya di gandeng seperti anak kecil ingin menyebrang jalan, mereka berjalan perlahan karna menyeimbangi jalan dari Raka, karna anak itu baru bangun tidur wajar jika lesu,

Hingga jalan mereka mendadak berhenti saat Raka memegang tangan papanya erat,
"Ada apa Raka, apa ada sesuatu yang mengganggu mu" kepala anak itu menggeleng
"Lalu" telunjuk anak itu menunjuk sebuah jajanan di kantin,
"Kau mau itu? Tanya Leonard dan di balas anggukan serta tatapan penuh harap,
"Ok kesana tapi gak boleh banyak banyak" Raka mengangguk kan kepala sebagai tanda jawabannya,

"Mana suaranya"
"Iya,papa"

Leonard terkejut sekaligus senang anak itu mengucap papa tanpa keraguan,
"Coba sekali lagi" ucap Leonard penuh harap
"Iya"
"Setelah itu" heh Raka di buat bingung sendiri bukan
"Papa?"

"Good boy"
Cup
Cup
Cup

Saking senangnya ia mengecup i semua permukaan wajah Raka..

"Ahh udah"

Bersambung...

Follow, vote, komen sebanyak banyaknya, INGET SETELAH BACA WAJIB VOTE....

RAKA GREYSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang