23.

673 35 0
                                    

Ini adalah hari kelima Raka terkurung di mansion, dan anak itu bisa di bilang dalam kondisi yang lumayan buruk, entah mengapa tadi pagi badannya tiba tiba panas tinggi, tak mau minum Obat tak mau makan dan tak mau di periksa dokter. Leonard harus menahan kesabaran sedari tadi,

Ingat?

Dia bukan orang yang mudah bersabar,

Raka sedang dalam mode ngambek Erik anak itu tidak terlihat beberapa hari, apakah marahnya belum selesai? Pikirnya ia ingin bertemu adiknya namun kedua orangtuanya memberikan alasan yang kurang spesifik

Masa iya Erik kerja kelompok sampai beberapa hari bahkan saat ia sakit pun anak itu tidak terlihat batang hidungnya,

"CK, Raka gak mau tahu Erik suruh pulang enak aja ngurung orang tapi dia nya bisa kelayapan kemana mana"

"Bukan gitu sayang, tapi Erik sendiri kerja kelompok nya belum selesai"

"Masa kerja kelompok aja sampai beberapa hari, ketawan banget bohongnya"

"Kamu aja kalau di telfon selalu gak mau dengerin, gimana Erik mau jelasinnya"

"CK, kan juga harus peka dong suruh pulang"

Amelia menghela nafas panjang sedari kemarin bukannya apa anak itu sedang sakit, dan tak mau minum obat maupun makan sekalipun, jangan salah Raka sendiri tahan ko gak makan satu hari dia makan kalau ada Erik yang mengingatkan.

"Mama harus ngomong apa biar Raka percaya"

"Suruh pulang Erik Nya, gak mau tau kalau dia gak pulang aku gak akan nyentuh makanan" ancamnya, lalu menarik tubuhnya ke kasur dan menutupnya dengan selimut tebal seperti kepompong.

Ceklek,

Pintu terbuka dari luar dan itu Leonard dengan masih setelan jas hitam yang melekat di tubuhnya, ia berjalan menuju anak ketiganya, meletakkan punggung tangannya pada dahi Raka yang langsung di tepis kasar oleh anak itu. Ia beralih menatap istrinya

"Gimana,"

Amelia menjawab nya dengan menggelengkan kepala pelan dan menatap putra nya yang terbungkus selimut, Raka sangat bergantung pada Erik meskipun jika keduanya di satukan akan seperti kucing dan tikus,

"Makan ya sayang, dari kemarin belum makan loh, ya perutnya di isi sedikit aja" bujuk Amelia dengan nada lembutnya tangannya membelai rambut anak nya yang tampak di .

Tiba tiba Raka membuka selimut dengan terburu buru dan langsung berlari ke kamar mandi, Leonard mengikutinya dengan cemas dan Amelia di belakangnya,

Huek

Huekk

Huek

Huk

Khok

Batuk di sertai isi perutnya yang keluar semua, Leonard memijat tengkuk anaknya untuk meredakan rasa mual itu, muntah Raka lumayan lama hampir 15 menitan walau yang keluar hanya beberapa cairan karna memang perut Raka dalam keadaan kosong.

Setelah semua isi perutnya keluar Raka terduduk lemas dan hampir limbung jika saja tidak di tahan oleh Leonard, bapak empat anak itu langsung menggendong anaknya tanpa pikir panjang untuk membawa nya ke rumah sakit,

"Cepat mas" ujar Amelia tak kalah khawatir apalagi melihat wajah pucat anaknya keluar dari kamar mandi, ia langsung berlari mengikuti suaminya dari belakang,

Bahkan saat sampai di rumah sakit, Leonard langsung berlari menuju ke ruangan Naufal sahabat nya itu,

"Periksa anakku" ia membaringkan tubuh lemas Raka di brankar, anak itu tak punya tenaga untuk menolak ataupun memberontak jujur saja tubuhnya sangat lemas.

"Ini ada apa, dan kenapa anakmu bisa seperti ini"
Ia kaget baru saja ia keluar dari ruang operasi langsung di hadapkan dengan anak sahabat nya dalam keadaan pucat pasi,

"Kau jangan banyak tanya, cepat tangani anak ku"

Sudah tak heran lagi jika mendengar penuturan dari Leonard, harus siap siap mental dan kesabaran yang luas, Naufal menyuruh keduanya untuk menunggu di luar namun tangan Raka tak bisa di lepas dari menggenggam tangan papanya, ia takut sendirian di sini lagipun biasanya setiap ia periksa selalu di temani Erik, bahkan tangannya sudah keringat dingin, mau menolak di bawa kesini ya bagaimana? Menopang tubuh saja ia sudah lemas.

Akhirnya hanya Amelia saja yang menunggu di luar,
"Kamu dimana?..

"..."

"Mama gak mau tau cepat ke rumah sakit sekarang juga"

"..."

"Kalau emang dari kemarin sudah pulang kenapa gak langsung ke mansion, udah mama bilang Kaka kamu sudah makan dan minum obat sedari kemarin tapi masih aja gak di temuin"

"..."

"Mama udah bilang dari sebelum kamu berangkat, dan udah dari kemarin mama bilang kalau Kaka kamu sakit dan rewel nyariin kamu"

"..."

"CK, udah jangan banyak tanya cepet ke sini, mama gak mau tau nanti kalau Kaka kamu bangun kamu sudah harus ada"

".."

Tut

Sudah tau bukan itu panggilan dari siapa, Amelia tidak tau lagi jika Erik suatu hari nanti ikut opa nya ke Amerika, bisa di pastikan Raka akan melakukan hal nekat lainnya lagi, hampir seminggu aja di tinggal udah mogok makan, dan hampir begadang tiap malamnya tanpa sepengetahuan nya dengan sang suami pasti.

Sedangkan di dalam ruangan,

"Aku pasangkan dia infus karna anakmu kekurangan cairan yang cukup banyak, dan ku suntikkan obat tidur supaya istirahat nya cukup"

"Dan nanti akan ku suruh perawat ku untuk menebus beberapa obat anakmu"

Leonard masa bodoh dengan penjelasan sahabat nya, yang terpenting sekarang keadaan anaknya sudah lebih baik di banding sebelumnya yang sangat pucat, tangannya mengelus suraian rambut anaknya yang sangat lembut itu.

"Kalau begitu aku ada jadwal operasi setelah ini, jika ada apa apa kau bisa panggil perawatku yang kusuruh berjaga di sini sekalian membuat laporan untuk ku"

"Hm"

Bersambung...

Hai hai gimana kabarnya hari ini? Baik! Pasti dong maaf ya aku selalu ngecewain kalian, karna hari ini tugas tugasku setiap harinya bertambah dan gak sempat buat nerusin cerita ini maupun yang di sebelah,

Ku harap kalian para readers tetap setia baca cerita cerita aku tanpa rasa bosen dan kesel karna up nya lama. Maaf ya guys🙏.

And I apologize to you if my story is far from your expectations.

Once again thank you all, I love you guys.

See you the next part> by

RAKA GREYSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang