26.

433 28 0
                                    

Benar apa yang di katakan oleh Leonard sebelumnya, jika Raka akan lebih rewel setelah bangun dari tidurnya, memang bukan menangis seperti sebelumnya, namun anak itu tidak mau lepas dari gendongan Leonard,

Mood Raka sangat buruk untuk hari ini, pertama dari dia bangun tidur Erik tidak ada, kedua kepalanya sangat pusing, dan Amelia yang sejak tadi terus menanyakanya ini atau itu,

Kalian gitu gak sihh kalau lagi sakit dan di tanya tanya akan tambah sakit, dan mood itu rasanya pengen emosi melulu, dan itulah yang di rasakan oleh Raka,

"Udah ya sayangg baringan yukk, kasihan papanya dari tadi berdiri terus" bujuk Amelia, ia kasihan melihat suaminya yang sudah kelelahan,

Bahkan ini sudah satu jam Leonard berdiri dengan menggendong koala Raka,
"Gak mau" kepalanya menoleh menghadap dada bidang, tak memperdulikan semua orang di ruangan itu yang kini tengah menatap ke arahnya.

"Kak tidur dulu, punggungnya sakit di buat tiduran dulu" ujar Erik memberi pengertian namun lagi dan lagi hanya di anggap angin saja.

Mata Raka mengedar melihat jendela yang terbuka menampilkan ada beberapa gedung yang terlihat dari atas sini, ya memang kan ruangan Raka termasuk ruangan VVIP yang terletak di gedung lantai enam.

"Mau lihat ke sana" tunjuk Raka ke arah di mana jendela itu terbuka.

Semua orang melihat ke arah di tunjuk di sana terlihat banyak sekali pedagang kaki lima yang sedang menjajahkan dagangannya di pinggiran jalan rumah sakit, melihatnya Leonard langsung menjauhkan pandangan anaknya dengan ia berpindah posisi berjalan untuk menjauhi jendela yang memperlihatkan area luar.

"Kok pergi, mau itu"

"Gak boleh kamu masih belum sembuh sayang nanti kalau udah sembuh baru boleh beli"

"Ini aku juga udah sembuh sekarang ayo ke bawah beli itu" dirinya menatap ke arah Leonard yang juga menatapnya yang berada di gendongan pria itu, matanya menatap penuh harap namun itu sama sekali tidak bisa meluluhkan Leonard

Hei mana mungkin ia membiarkan anaknya memakan makanan yang kurang sehat itu apalagi itu berada di pinggiran jalan pasti banyak polusi atau udara kotor yang menempel tanpa tau, dan bisa di pastikan banyak bakteri yang tidak terlihat di dalamnya,

"Aghhh gak mau mau sekarang beli itunya" nah kan mulai lagi rewel anak ini,

"Kalau besok sembuh berarti besok boleh pulang" ujar Leonard yang sudah kewalahan menghadapi anaknya yang memberontak di gendongannya, bukan berarti Raka berat namun tangannya sudah kebas dari tadi anak itu tak mau di lepas olehnya bahkan untuk sekedar duduk di kursi pun tak di perbolehkan.

"Beneran?"

"Iya makanya nurut biar cepet sembuh" ujar Naufal, seketika membuat Raka menatap sinis ke arahnya.

"Aku selalu nurut, om aja yang gak pernah ngertiin aku"

"Hei bocah kapan kau nurut jika saja tidak di ancam"

"Ya itukan udah di katakan nurut"

"Ya gak sama, anak kecil kalau nurut gak perlu di ancen dia sekali di bilangin pasti langsung ngerti gak kayak kamu, suka ngebantah"

"Aku bukan anak kecil ya" kesal Raka karna di katai, entah kenapa sekarang keinginan yang menggepu tadi saat melihat dagangan di luar langsung sirna di ganti rasa kesalnya dengan ucapan dari Naufal yang tak lain adalah pamannya.

"Siapa yang kemarin nangis?"

"Aku gak nangis"

"Gak salah maksudnya"

RAKA GREYSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang