CH 2

4.8K 157 0
                                    

05.12

Alvaro masih ingin tetap tidur dan memeluk boneka pinguin kesayangannya pemberian dari Alendra.

"Adek bangun"kata Ahlam membangunkan adiknya yang kebo itu.

"Emhh Abang, adek masih ngantuk"katanya semakin erat memeluk boneka pinguin itu.

"Ga ada, udah sana cepet mandi nanti telat mampus Lo"Ahlam merampas Boneka itu sehingga Alvaro bangun dan mencebik  kesal.

Setelah menghabiskan 10 menit untuk mandi, Alvaro keluar dengan kaos oblong putih dan celana pendeknya.

"BUNDA, SERAGAM ADEK DIMANA???"Teriak Alvaro dari kamarnya yang berada di lantai 2, sedangkan bundanya sedang memasak di lantai 1.

"JANGAN TEREAK TEREAK ADEK, BAJUNYA ADA DI LEMARI, UDAH BUNDA SIAPIN"

langsung saja Alvaro beranjak menuju lemari pakaian itu.

Dan ternyata benar, sudah ada satu set seragam abu putih miliknya yang akan ia pakai hari ini.

"Akhirnya masuk sekolah setelah MPLS kemaren"katanya sambil mengenakan baju seragamnya.

Setelah mengenakan seragam dan merapikan tasnya, Alvaro berjalan membuka pintu lalu menutupnya kembali dan berjalan menuruni tangga untuk ke dapur.

Setelah sampai di dapur, Alvaro langsung duduk dan dapat ia lihat ada ke 5 abangnya serta kedua orangtuanya sudah duduk rapih. Sepertinya dia terlambat hingga membuat semuanya menunggu.

Saat sang bunda sedang menyiapkan piring dan nasi serta lauk, tiba tiba Alvaro menyeletuk.

"Bunda Adek pengen bawa motor"celetuk Alvaro sambil memasang puppy eyes kepada orang tuanya.

"GA!"Bantah kelima kakaknya bersamaan.

Alvaro langsung memasang ekspresi wajah datar kepada kelima kakaknya.

"Apasih kalian, orang Varo minta sama bunda dan daddy, bukan kalian"katanya sambil cemberut.

"KITA BILANG GA YA GAK"Serempak mereka berlima.

"Bun....."katanya memelas berharap balas kasih dari bundanya itu.

Lina menatap anaknya datar, Aya Aya wae ni anak.

"Ga"balas bundanya datar.

Tak menyerah, kini Alvaro beranjak ke pangkuan daddy nya dan langsung memasang ekspresi sedih dan memelas.

"Boleh ya daddy"kata Alvaro mengedipkan mata nya.

"Gaboleh ya sayang, nanti tunggu 17 tahun dulu baru boleh"balas ayahnya lembut sambil mengusap Surai coklat anaknya.

Alvaro langsung turun dan menghentak hentakkan kakinya kesal.

"Kalian semua sama aja"

Dengan wajah lucu dan mencebik, Alvaro makan dengan cepat tanpa minum hingga tiba tiba...

Uhukkkkkk

Alvaro tertegun melihat kelima kakaknya menyerahkan masing masing segelas air milik mereka ber lima kepada dirinya.

Karena ada gelas di samping piringnya yang memang miliknya ia langsung menyambarnya hingga tandas. Ia masih kesal dengan Abang abangnya itu.

Mereka berlima langsung menatap Alvaro datar dan kembali kepada acara makan mereka masing masing.

Lina dan Ardi pun hanya menggeleng kan kepalanya tak habis pikir dengan anak anaknya yang over protective terhadap Alvaro, anak bungsu mereka.

___

"Biar Abang anterin"kata Ahlam sambil memakaikan helm yang berbentuk kepala kucing milik Alvaro yang di belikan oleh Andra.

Kebetulan juga, karena kampus Ahlam dekat dengan sekolah ketiga adeknya.

Tanpa sadar Alvaro memanyunkan bibirnya kesal sehingga siapapun yang melihatnya pasti akan merasa gemas.

Tiba tiba sebuah tangan menyomot bibirnya yang manyun itu.

"Jangan monyong monyong gitu, nanti di comot kucing" suara yang sangat familiar bagi Alvaro, siapa lagi kalo bukan Abang tertuanya, Aldi.

"Apasih huh" katanya sebal lalu melipat bersekedap dada.

"Shutt, nanti kalo dah 17 tahun, Abang beliin hp deh"katanya merayu.

"Beneran??"tanya Alvaro semangat.

"Iya dong, bentar lagi kan Varo ultah ke 17"

"YEAYYY, MAKASIH ABANG"Alvaro memeluk tubuh abangnya, tanpa sadar Aldi meringis kala helm yang di kenakan Aldi membentur dadanya.

"Iya udah sana berangkat, yang bener belajarnya"peringat Aldi lalu mencium pipi Alvaro walau sedikit kesusahan.

"Otey"balas Alvaro lagi.

Ahlam yang melihatnya pun hanya menggelengkan kepalanya kecil.

__

Sekarang Ahlam sudah turun dari motornya dan langsung menggendong adiknya untuk turun dari motor.

Melepas helm lalu membenarkan rambut Alvaro yang sedikit berantakan.

"Belajar yang bener, jangan sampe bolos. Awas kamu"peringat Ahlam.

"Iya Abang"balas Alvaro lalu berjinjit mengecup pipi Ahlam dan langsung ngacir pergi.

"Dasar"

__

Alvaro memasuki kelas nya yaitu X IPS 2.
Langsung dia duduk di bangku paling pojok dekat jendela, entah mengapa Alvaro selalu ingin duduk di sana.

Untung masih pagi dan hanya ada sagu dua orang yang sudah datang termasuk Alvaro. Jadi dia bisa memilih tempat duduknya.

Alvaro sedang berpikir siapa yang akan menjadi teman sebangkunya.

Dan setelah cukup lama akhirnya beberapa orang mulai berdatangan dan duduk di kursi yang mereka pilih.

Tapi ada satu anak laki laki yang tak di kenalnya mondar mandir mencari tempat duduk.

Jika dilihat, pemuda itu sama sama imut dan manisnya dengan Alvaro.

"Hey kamu, sini, disini masih kosong"kala Alvaro memberi gestur untuk mendekat.

Akhirnya dengan gugup pemuda itu mendekat dan duduk di samping Alvaro.

"Nama kamu siapa?"tanya Alvaro sambil mengulurkan tangannya ingin berkenalan.

"A-aku Kia, Arinkia Shanka"jawabnya gugup.

"Hah kamu cewek?"Alvaro menatap tak percaya pada Kia.

"Engga aku cowok beneran"jawabnya lagi.

"Ihh tapi kamu cantik, aku suka punya teman kaya kamu, kamu juga baik. Tadi aku liat kamu nolongin orang di jalan"kata Alvaro lembut.

"Hah kamu liat?"Alvaro mengangguk.








TBC.....

800 words

ALVARO AND HIS 5 BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang