CH 9?!!!

1.2K 48 2
                                    

Hai ada yang kangen aku ga?  Kalo ga ada parah siih.

Jdi hari ini aku mutusin untuk lanjut up chapter 9 karena kangen nulis ini book. Karena mingdep aku mau tes.
Jadi mau tes ombak aja,siapa tau ni cerita makin rame yakan.

Oh y sekedar info bahwa aku bakalan bikin book baru dalam waktu dekat (bulan atau tahun depan), intinya ttg transmigrasi atau perpindahan jiwa.

Ok segitu aja nyocotnya tengkyuu.

HAPPY READING




Alvaro berlari dengan sekuat tenaga lalu menubruk tubuh ibunya, sang ibu hanya tersenyum tipis lalu menggendong putra bungsunya.

"Kenapa adek, kok keliatannya happy banget?" Tanya sang ibu sambil mengelus Elus rambut Alvaro.

"Hehe, adek seneng Bun soalnya temen bang Ale yang namanya kak Gabriel itu dah pindah ke sekolah adek, Jadinya adek ga kesepian setelah Kia pergi"ujar Alvaro menyembul kan kepalanya.

"Adek seneng banget ada kak iel?"tanya Alina.

"Iya Bun, dulu kan aku sama bang iel suka berbi sampe rebutan dan kita jatuh masuk lumpur"katanya mengingat kejadian memalukan beberapa tahun lalu.

"Haduhh, bunda heran sama kamu, bisa bisanya kamu suka berbi sampe rebutan dan berujung jatuh ke kubangan lumpur"ucap Alina sambil menurunkan Alvaro.

"Adek juga ga tau Bun, suka aja gitu liat berbi"

"Hm, yaudah sana kamu ganti baju, kalo bisa sekalian mandi biar seger. Itu juga tas sama bukunya di rapihin"

"Iya bunda"kata Alvaro dilanjut dengan berlari terbirit-birit ke arah kamar nya.

"Huh anak itu"

Sore harinya, tepat pada pukul 5 sore setelah 2 jam lalu dirinya mandi Alvaro sedang menonton kartun Dora di tv yang telah di sambungkan ke Aplikasi YT oleh bundanya.

Tangan dan mulutnya sedang asyik menikmati cemilan cookies. Dan juga di sertai keripik kentang dan susu hangat.

"Hmm, enak banget cookiesnya bunda"teriak Alvaro.

"Iya sayang, di habisin ya"

"Siap bundaku"

Tiba tiba saja ada sebuah tangan yang menutupi matanya.

"Ihhh ini pasti bang Aldi"

"Dih adek ga asik, masa langsung tau"kata Aldi cemberut sambil mengambil posisi duduk di samping adiknya.

"Lagian Abang terlalu gampang buat di tebak dari bau nya"

"Emang bau apa Abang?"tanya Aldi.

"Bau duit"jawab Alvaro.

Waduh ayo tolong bayi kita, dia sudah terpengaruh semenjak masuk SMA, kepolosan dan keluguan nya mulai pudar.

"Duh siapa si yang ngajarin ngomong gitu hmm?"tanya Aldi.

"Hehe, ikut ikut temen aku bang"jawab Alvaro dengan wajah tak berdosa nya.

ALVARO AND HIS 5 BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang