CH 6

1.4K 55 6
                                    

OKEH, SESUAI KESEPAKATAN INI TEH UDH 10 VOTE JDI AING MO UPDET YGY.

HEPI RIDING.



Alendra segera membuka pintu mobil dan membopong tubuh ringkih Kia lalu berlari meninggalkan kedua makhluk ceb-eh maksudnya makhluk imut yang sudah berada di luar.

Langsung saja Alendra membawa Kia ke IGD untuk segera di tangani.

"SUSTER TOLONGIN TEMEN SAYA"kata Alendra membawa Kia ke salah satu suster yang sedang berada di luar IGD.

Sontak suster itu lalu membawa Alendra menuju ruang IGD dan membaringkan tubuh Kia di ranjang yang berada di ruangan itu.

Setelah meletakkan tubuh Kia, suster menginstruksikan bahwa dokter akan segera datang dan lebih baik Alendra Alvaro dan Ares menunggu Kia di tangani oleh dokter di luar.

"Huh, kak Ares sebenernya Kia kenapa kak? Apa dia sering begitu pas kerja?"tanya Alvaro bimbang.

"Dulu pernah dek, waktu baru awal kerja"jawab Ares.

"Hmm gimana nihh"

Tiba tiba seorang perempuan berlari tergopoh-gopoh menuju Ares.

"MBAK ARIN!!!"teriak Ares lalu menghampiri sosok perempuan yang bernama 'Arin'.

"Huh, katanya Kia masuk rumah sakit?, Sekarang gimana keadaanya?"tanya Arin setelah mengatur nafasnya.

"Dokter belum keluar mbak"kata Ares.
Btw tadi dh masuk ygy.

"Huh semoga Kia ga kenapa Napa, mbak panik banget. Tadi pas mbak baru turun dari mobil, mbak langsung dapet kabar dari bos di cafe"ujar Arin.

"Permisi dari keluarga saudara Arinkia?"tanya seorang pria dengan jas putih dan stetoskop di pundaknya

(w bener g namanya stetoskop? W ngasal njir taunya itu)

"I-iya dok saya kakaknya"kata Arin berbohong.

"Baik, disini saya mau menyampaikan bahwa pasien mengalami penyumbatan pembuluh darah di bagian otaknya, sehingga harus segera melakukan operasi. Pasien juga mengalami penyakit mental, namun untuk bagian penyakit mental ini, saran saya segera di bawa ke psikiater untuk di tindaklanjuti, karena juga bisa berdampak pada kondisi fisiknya."jelas sang dokter.

"Baik dokter terimakasih"ucap Arin dibalas anggukan oleh dokter itu.

"kalau begitu saya permisi dulu"pamit dokter.

"Huh gimana ini??"gugup Ares, sedangkan Kia dan Alendra masih mematung.

"Biar saya saja yang membiayai operasi dan pengobatan Kia"kata seorang lelaki yang datang dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celananya.

"Maaf, anda siapa?"tanya Arin.

"Saya adalah kakak dari Arinkia Shanka"jawab orang itu.

"Loh, tapi kan Kia anak tunggal"heran Ares.

"Baik alangkah baiknya jika saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Dewa Dirgantara CEO dari DE group company, saya adalah kakak dari Kia waktu kami masih tinggal di panti asuhan sekitar 13 tahun yang lalu"jelas pria itu yang bernama Dewa.

"Dan kamu-"tunjuknya kepada Alendra.
"Jangan ulangi perbuatan mu yang telah membentak adik saya! Jika hal ini terulang, saya tidak akan segan segan membuat hidupmu berantakan"lanjutnya yang hanya mendapat respon dari Arin dan Ares yang menatap Alendra.

Loh om dewa kok tau?tau lah orang gw yg nulis, semuanya bakal jadi mungkin:)

"Oh, sebelumnya terimakasih kepada mas dewa, apakah anda tidak keberatan untuk membiayai operasi kia?"tanya Arin.

"Saya sama sekali tidak keberatan, karena saya memiliki hutang Budi kepada Kia dulu"ujar dewa.

"Situ yakin om?, bayarnya mahal loh"celetuk Ares yang sedari tadi diam dengan dengan dua saudara yang juga masih ngelag.

"Ekhmm, maksud kamu apa ya manggil saya om? Saya masih 33 tahun"kata dewa.

"Anying kaga sadar diri"gumam Ares sedikit berbisik namun masih bisa di dengar oleh Dewa.

Ares aslinya julid sama orang:)

"Khmm what do u mean?"tanya dewa kepada Ares.

"Ga bisa bahasa Jepang gue"ketus Ares.

Setelahnya tak ada perbincangan hanya ada suara suara ribut karena suster suster yang membawa korban kecelakaan.

"Emm, maaf mba, kak Ares, e-em om dewa kita mau pamit pulang dulu ya, ini udah malem banget"pamit Alvaro.

"Bang"Alvaro menyenggol lengan Alendra.

"E-eh iya kita pamit pulang dulu ya?"kata Alendra gugup.

"Iya, sebaiknya kalian pulang dulu aja, nanti Alvaro sakit lagi"balas Arin dengan senyum ramah.

Skip duo Curut sampe rumah///...

"INI SEMUA GARA GARA ABANG!!!"Sarkas Alvaro.

"YA ABANG JUGA GA TAU VARO!!"kata Alendra tersulut emosi.

"Tetep salah abang hikss...kalo abang ga bentak Kia, pasti ga kaya gini hikss.."kata Alvaro lalu bergegas menuju kamarnya.

Mengapa Alvaro sangat segitunya kepada Alendra? Karena ini bukan pertama kali nya Alendra seperti itu.

Dulu Alvaro mempunyai seorang teman dekat saat dirinya masih kelas 3 SD, namun apa yang di buat kakaknya? Dia mendorong teman Alvaro yang dalam keadaan 'tuli' dari tangga sekolah!!. Hanya karena anak itu tak sengaja menabrak Alvaro hingga Alvaro jatuh, namun Alvaro tak terluka sedikitpun, dan itu pun langsung di bantu berdiri oleh temannya.

"Adek kenapa ya triak triak?"kata Andra panik.

"Alendra berulah lagi"dingin Alvaro.

Oh suatu hal yang buruk jika alvaro sudah berkata nama tanpa embel embel yang sepatutnya berati dia sedang marah besar.

Mau tau sebesar apa jika Alvaro marah?, Tanya Gugel gess.

Ok back to the Topic

Setelah mengatakan itu alavro pun pergi menuju kamarnya dan menutup pintu dengan kasar.

BRAKKK////

Andra hanya menggeleng geleng kan kepalanya lalu pergi menuju Alendra yang masih duduk termenung di sofa ruang keluarga.

"ARGHHHH ANJING!!"sarkas Alendra.

Buk//

Andra melempar bantal ke arah kepala belakang Alendra hingga si empu menoleh.

"Apain anak orang lu?"tanya Andra sembari duduk di sofa depan tempat Alendra duduk.

Alendra tak menjawab, hanya bisa menunduk menahan amarah dan persaan yang campur aduk.

"Kan gue dah bilang sama lo, jangan hancurin apa yang udah jadi kebahagiannya Alvaro. Ngerti ga sih?"tanya Andra tak habis pikir.

"Diem"dingin Alendra.

"Serah lo dah, kalo kali ini Alvaro ga maafin Lo, gue ga urusan"balas Andra dan setelahnya berlalu untuk ke dapur.










Nieh, hampir 920 kata, dah mentok lagian nih otak.

Klo dah 13 vote baru sy lanjut, jujur ni bab w buat dari sekitar pas 5 vote an gitu tapi ya gini otaknya selalu mentok jadi baru bisa up sekarang.

Makasih, maap kasih target lagi:)

ALVARO AND HIS 5 BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang