Sepertinya dia adalah akhir dari melupakan kekecewaan yang telah lama ada.
*
*
Kavy Arsyanendra
*
*
*
🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️
"Sheria!" panggil seseorang pada gadis cantik yang sedang sibuk dengan tumpukan kertas diatas meja, duduk dikursi sendirian, orang itu memanggilnya dari arah pintu masuk.
Gadis itu Sheria Lavanya Arnawama sang ketua osis yang galak, menoleh ke arah pintu meletakan kertas yang ia pegang dimeja lalu beranjak dari duduknya berdiri menatap orang yang telah memanggilnya yang sudah didepannya. Orang itu Kavy. Sekarang dia sedang menatap lekat Sheria.
Sheria menatap orang didepannya lalu mengedarkan pandangannya mencari orang lain dibelakangnya. Tapi hanya dia yang didepannya. "Yang lain mana?" tanyanya.
"Siapa?" jawab Kavy bingung.
"Temen lo lah siapa lagi!" cetusnya tegas.
Kavy hanya diam dia masih menatap Sheria.
Sheria melambaikan tangannya didepan wajah Kavy. "WOY! dimana temen lo?"
Kavy sontak terjingkat kaget lalu mencari temannya yang ternyata tidak berada dibelakangnya. "Loh mana?" Kavy keluar mencari temannya.
"Aneh!" cetus Sheria yang melihat Kavy seperti orang sedang kebingungan.
Kavy akhirnya masuk lagi ke ruang osis tapi tidak sendirian dia membawa ke-empat temannya. Mereka berlima menghampiri gadis itu. Ingat lima anak bandel yang bolos jam pelajaran terakhir. Iya Lima Pandhawa mereka menghampiri Sheria di ruang osis untuk mendapat hukuman.
"Kalian mau coba kabur dari gue hah!" ucap Sheria bersedekap dada menatap ke-lima cowok itu. Ke-lima cowok itu tak menggubris perkataan Sheria.Kavy mendekat pada Sheria. "A- ada apa manggil kita?" Kavy. Sekarang ia berdiri didepan Sheria dengan gugup. Kavy saat ini sedang mencoba biasa saja dan tenang tapi degup jantungnya tak satu tujuan dengan raut wajahnya.
Sheria menatap bingung Kavy. Dalam hati berkata. "Cowok ganteng kaya dia suka nggak ya sama gue,"
Javas yang berdiri dibelakang mengerti situasinya mencoba mencairkan suasana. "Masih pagi lo sudah disini, lagi nungguin apa?" tanya Javas berbasa-basi.
Sheria sontak terjingkat dari lamunnya ketika Javas berkata. "Pake nanya lo! beri hukuman buat kalian lah," sarkas Sheria.
Kavy ikut terjingkat lalu menghela nafas masih dengan memperhatikan Sheria.
"Kan kejadiannya kemarin kenapa harus dihukum si," Kaivan mengeluh.
"Gue nggak peduli, sekarang kalian bersihin toilet!"
"Toilet yang mana nih? kan banyak!" ujar Aksay.
"Toilet kelas 12 aja!" sahut Kavy.
Sheria berfikir sejenak lalu menganggukan kepalanya beberapa detik kemudian. "Ya udah! Cepet pergi sebelum selesai belum boleh pergi." ucapnya diangguki mereka. Tanpa ada bantahan dari mereka, mereka langsung pergi meninggalkan ketua osis itu. "Kalo ada yang kabur gue pastiin kalian dapat hukuman lagi yang lebih berat!" ujar Sheria pada mereka ketika mereka sudah mulai menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lima Pandhawa [END]
FanfictionTenang adalah caraku untuk memahami semua apa yang terjadi di kehidupanku. [Ishara Yogaswara] Gila adalah satu kata untukku dan satu caraku menyembunyikan lukaku. [Javas Waradana] Pesona adalah aku yang selalu ingin menarik perhatian semua orang dan...