Hidup sendiri tanpa seseorang yang menyayangi itu udah biasa tapi hidup tanpa tahu apa yang terjadi pada orang yang kita sayangi membuat diri merasa tak berguna- Kavy.
*
🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️
Plakk
Suara tamparan itu cukup membuat ruangan itu hening dibuatnya, Kavy yang berdiri dibelakang mereka berdua pun menutup mulutnya terkejut melihat apa yang sudah Ishara lakukan pada Javas, terlihat Javas memalingkan wajahnya sejenak setelah Ishara menampar pipinya sampai memerah tapi sepertinya rasa tamparannya tak membuat Javas merasa sakit dibanding orang yang sudah menamparnya.
Ishara diam menatap Javas didepannya kesal, marah, sakit bercampur menjadi satu. Dia sangat sakit sekarang karena terpaksa menampar Javas yang sejak tadi mengatakan hal yang cukup melukai hatinya. Tangannya terkepal erat matanya menatap tajam Javas didepannya.
Ishara maju ke hadapan Javas yang sedang terdiam dengan wajah yang merah padam. "Javas apa yang lo katakan, hah?!" ujar Ishara menarik kerah Javas, sepertinya setelah menampar Javas, Ishara belum puas untuk membuat Javas mengerti.
Javas melepas pegangan tangan Ishara dengan kasar. "Gue mau keluar dari Vasíleio!" teriaknya nafasnya begitu cepat dilihat dari dadanya yang naik turun tak beraturan.
Ishara diam begitupun Kavy yang berdiri dibelakang Ishara.
Kavy yang berada dibelakang mereka berdua berdiri dengan kaki yang gemetar sepertinya kakinya ingin terjatuh seketika saat mendengar Javas mengatakan itu. "Javas kenapa lo tiba-tiba seperti ini?" tanya Kavy tak percaya yang mungkin tak terdengar oleh Javas.
Javas menatap tajam Ishara didepannya. "Benar . . . kata Dario . . . lo memang ketua nggak guna!"
Degh!
Seketika degup jantung Kavy berhenti sejenak. "Javas! . . . " lirih Kavy dia syok sekarang.
Dia tak mengerti mengapa Javas tiba-tiba datang dengan penuh amarah, Javas juga tadi pagi tak berangkat sekolah dan sekarang apa yang dia lakukan? dia membuat keributan sampai Ishara yang selalu sabar sekarang sampai menampar keras Javas. Kavy tak habis pikir dia mengatakan banyak hal sampai . . .
"SEMUA GARA-GARA LO, SEHARUSNYA GUE NGGAK BERTEMAN SAMA KALIAN, HIDUP GUE MENDERITA KARENA KALIAN, GUE SELALU MEMPERIORITASKAN KALIAN TAPI APA? KALIAN SELALU MEMENTINGKAN DIRI KALIAN SENDIRI! TERUTAMA LO ISHARA!"
"GUE SELALU PENGIN MELAKUKAN HAL SESUAI KEINGINAN GUE TAPI APA? LO SELALU MELARANG!"
Kavy tak percaya jika Javas mengatakan hal yang selalu terngiang diotak Kavy sekarang. Maksudnya apa Javas mengatakan hal seperti itu? "Pasti ada hal yang dia sembunyiin," batin Kavy. "Nggak mungkin Javas tega membuat Ishara seperti ini,"
"Maksud lo apa Javas?" tanya Ishara pelan berusaha untuk meredam amarahnya.
"Vasíleio dan lo buat gue menderita!" ujar Javas menunjuk pada Ishara.
Ishara memejamkan matanya sejenak mencoba menetralkan emosinya lalu kembali menatap Javas dia menganggukan kepalanya pelan berusaha untuk tersenyum lalu sedetik kemudian mengubah mengubah ekspresinya. "Lo bisa menghina gue tapi jangan pernah lo menghina Vasíleio," ujarnya dingin dan sekarang Ishara menatap Javas dengan tatapan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lima Pandhawa [END]
Fiksi PenggemarTenang adalah caraku untuk memahami semua apa yang terjadi di kehidupanku. [Ishara Yogaswara] Gila adalah satu kata untukku dan satu caraku menyembunyikan lukaku. [Javas Waradana] Pesona adalah aku yang selalu ingin menarik perhatian semua orang dan...