38. Kekasih Lima Pandhawa

24 2 0
                                    

Ketika seseorang yang kita cintai mengalami masalah dan harus menderita karena-nya mungkin hanya satu yang bisa dilakukan . . .
         
         
*
      
           
🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️


        
          
        

                      
"Apa?"

"Mungkin kita cari keberadaan kak Kavy dengan tanya pada kak Sheria?"

Jawaban dari seorang gadis berambut pirang itu membuat gadis yang duduk di depannya membulatkan matanya kaget. "Kak Sheria?!" beo-nya dengan raut wajah yang kurang percaya.

"Iya," ujarnya mengangguk.

Sadya, gadis berambut pirang itu mengangguk menatap temannya yang duduk didepannya, yang terhalang meja, Nayya yang sekarang menampilkan ekspresi yang tidak bisa dideskripsikan oleh Sadya. "Kenapa emangnya?" tanyanya bingung karena melihat ekspresi yang ditampilkan Nayya.

Nayya meringis dengan tersenyum kecut. "Aku takut, katanya beberapa hari ini dia galak banget, kamu tau kan kalo dia lagi menghukum siswa yang bandel, kejam banget!" ujarnya ngeri.

Sadya menghela nafas mendengar perkataan Nayya. "Ya ampun Nayya, lagian mereka yang dihukum itu yang telat dan nggak taat peraturan, kita kan cuma tanya. Lagian pasti dia tau dimana keberadaan kak Kavy," ujar Sadya menyakinkan Nayya dan Nayya hanya bisa mengangguk walaupun dia sedikit ragu.

Sadya dan Nayya mereka berdua saling diam mereka sudah terhanyut dalam pikirannya masing-masing, entah apa yang mereka pikirkan sampai makanan yang sempat mereka pesan tadi hanya dibiarkan tergeletak diatas meja depan mereka, mereka hanya sibuk membicarakan rencana untuk mencari keberadaan Lima Pandhawa dikantin tanpa berniat untuk memakan makanannya.

Sadya tersenyum melihat Nayya yang mengangguk walaupun Sadya tau ekspresi Nayya mengatakan hal lain seperti ragu dengan perkataannya tapi sekarang Sadya ingin egois untuk bisa membuat orang yang dia cintai bahagia, hanya itu. Sadya pikir tak perlu mengatakan rencananya pada Nayya tapi sepertinya dia perlu teman untuk bisa mendukungnya, apalagi dia adalah salah satu kekasih dari Lima Pandhawa, Javas, walaupun nyatanya masih belum.

Nayya terdiam dia tidak bisa mengatakan apa-apa untuk menolak. Sadya benar mereka butuh bantuan Sheria bukan hanya Sheria tapi Shafa dan juga Putri untuk bisa menyatukan mereka yang memang harus bersatu.

Lima gadis itu memang tidak saling kenal dan tidak pernah bertemu tapi Lima Pandhawa yang mengenalkannya dengan bercerita tentang mereka masing-masing, itu sebabnya mereka tau, walaupun hanya tau namanya.

Sadya mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin, suasana kantin memang ramai banyak siswa SMA berkeliaran disana tapi entah mengapa suasana hati Sadya seperti ada yang berbeda saat pandangannya tertuju pada meja paling pojok kantin yang kosong, terlihat tidak ada yang menduduki lima kursi itu tidak satupun yang duduk disana. seperti sudah hak paten bagi lima cowok itu.

Sadya terus menatap meja itu yang berada disudut kiri pandangnya. "Rasanya aneh jika mereka tidak ada disini," ujarnya dengan helaan nafas.

Nayya menoleh kebelakangnya dengan sedikit menggeser posisi duduknya mengikuti arah pandang Sadya. Nayya tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke arah Sadya yang masih menatap meja itu. "Tidak masalah, nggak lama lagi mereka bakal duduk disana lagi, lengkap dan suasana kantin jadi ramai lagi," ujarnya membuat Sadya mengalihkan pandangannya ke arah Nayya.

"Kita kan nggak cuma berdua nanti kita akan minta bantuan sama Shafa kak Sheria dan kak Putri," lanjutnya dengan menatap Sadya yang juga sedang menatapnya.

Lima Pandhawa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang