Kita mulai dari awal walaupun harus menunggu lama tapi selama apapun itu, kita harus kembali satu.
*
🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️
Pukul 4 sore diruang rawat Kavy, Aksay dan dua gadis itu masih berada disana menunggu Kavy bangun dari alam bawah sadarnya, tapi entah mengapa Kavy belum sadar sampai sekarang padahal operasi sudah selesai sejak tadi pagi. Entah apa yang terjadi? sampai Dokter yang beberapa jam lalu memeriksa Kavy, sekarang kembali ke ruangan ini untuk memeriksanya.
"Dok! kenapa Kavy belum sadar?"
Pertanyaan itu membuat Dokter laki-laki yang sedang menangani Kavy menoleh pada orang yang bertanya yang berada didepannya, Aksay. Dia duduk dikursi rodanya yang berada di samping kiri brankar Kavy. "Seharusnya dia sudah bangun kan?" tanya Aksay lagi.
Dokter itu menatap Aksay yang berada didepannya yang terhalang brankar Kavy. "Iya, keadaan pasien memang sudah mulai membaik tapi kami tidak ingin mengambil resiko, dia belum sepenuhnya pulih takutnya saat dia sadar, dia akan bergerak berlebihan yang membuatnya semakin sakit, jadi kami menyuntikan obat tidur untuk beberapa jam yang akan membuat tubuhnya beristirahat untuk beberapa jam," ujar Dokter itu menjelaskan.
Bukan hanya Aksay, dua gadis yang sejak tadi berdiri dibelakang Aksay pun mengangguk ketika dokter itu menjelaskan keadaan Kavy, gadis itu Sheria dan Sadya. "Iya dok! makasih," ujar Aksay.
"Dok! terus Kavy akan segera sadar kan?" tanya Sheria membuka suara.
Dokter itu beralih menatap Sheria yang berdiri disamping kiri Aksay. "Pasti! sebentar lagi pasti pasien akan segera sadar setelah obat tidurnya berjalan beberapa jam," ujarnya dan mereka bertiga mengangguk lagi sebagai tanda mengerti.
"Baiklah! Saya permisi dulu! Jam 7 malam nanti saya akan memeriksanya lagi, saya harus selalu memeriksanya tiga jam sekali untuk melihat kondisinya karena dia adalah pasien yang baru selesai operasi, " ujar Dokter itu lagi lalu pergi meninggalkan ruang rawat Kavy diikuti satu perawat dibelakangnya.
Tanpa bertanya pada Dokter itu Aksay mengerti, ternyata Dokter itu sudah menjelaskan ke-khawatirannya pada Kavy yang selalu diperiksa oleh Dokter itu.
"Iya dok!"
Setelah Dokter dan satu perawat itu keluar dari ruang rawat Kavy, Aksay mendorong kursi rodanya maju ke depan agar lebih dekat dengan brankar Kavy. "Kavy! sampai kapan lo tidur?" tanyanya dengan menatap wajah Kavy yang terlihat pucat dengan mata yang tertutup. Dia begitu lemah sekarang melihat temannya seperti ini.
Sadya yang melihat Aksay begitu lemah saat melihat temannya belum sadar, hanya bisa berdiri diam di belakang Aksay begitupun Sheria yang diam menunduk. "Kenapa aku merasa sakit ketika melihat kak Aksay begini?" batin Sadya lalu dia menunduk. Dia memejamkan matanya sejenak lalu menghela nafas pelan, rasanya dia tidak ingin melihat semua ini, dia seperti ikut lemah melihat Aksay lemah seperti itu, tapi dia tidak boleh pergi dia harus tetap disini untuk menjaga Aksay.
"Sampai kapan gue harus nungguin lo disini?!" tanya Aksay pada Kavy yang belum sadar dengan nada suara yang tinggi membuat Sadya dan Sheria terjingkat. Sadya dan Sheria kompak menoleh pada Aksay yang sekarang terlihat menahan tangisnya.
"Lo tau? saat Kaivan ada di rumah sakit, gue yang disana sen di ri an! Lo dimana saat Kaivan butuh lo, saat Kaivan butuh kita?! gue sendirian melihat Kaivan dalam keadaan sekarat dan lo nggak tau dimana?!" marahnya pada Kavy walaupun dia tau Kavy tidak akan meresponnya, setidaknya dia bisa meluapkan semua kekesalannya pada Kavy saat ini.
"Sampai kapan lo nggak mau cerita tentang kehidupan lo, gue tau lo nggak mau kita menderita karena cerita lo, tapi seenggaknya lo anggap kita temen untuk cerita! gue bisa jadi temen cerita lo, mau lo cerita panjang lebar gue mau dengerin, mau lo nggak mau berhenti cerita gue akan pasang telinga dan badan buat lo!" ujarnya lagi menatap Kavy dengan tatapan sendu tapi tajam. Dadanya naik turun tak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lima Pandhawa [END]
FanfictionTenang adalah caraku untuk memahami semua apa yang terjadi di kehidupanku. [Ishara Yogaswara] Gila adalah satu kata untukku dan satu caraku menyembunyikan lukaku. [Javas Waradana] Pesona adalah aku yang selalu ingin menarik perhatian semua orang dan...