Lima Pandhawa [END]

3. Kavy Arsyanendra

Ketika rasa tanggung jawab yang ada dalam diri ada, tapi tak pernah di lihat,

*

*

yang didapat hanya kekecewaan

*

*

Kavy arsyanendra

🗡️

🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️

"Menyebalkan,"

Satu kata yang terucap Kavy Arysanendra saat sudah sampai didepan rumahnya. Cowok dengan tubuh tegap itu baru sampai dirumahnya mengendarai motor sport merah kesayangannya. Dia menatap rumah dengan desain serba gold itu diatas motornya dengan perasaan kesal.

Dia melepaskan helm full face yang ia pakai lalu turun dari motornya melangkahkan kakinya menuju rumah sepi itu. Iya keadaan yang pertama Kavy rasakan Itu sepi. Dengan langkah santai cowok yang masih mengenakan pakaian berjas itu mulai melangkahkan kakinya menuju kamarnya dilantai dua.

Setelah acara kelulusannya selesai dia langsung pulang tanpa seseorang yang menemani iya orang tuanya tidak satu pun yang datang. Dia sangat sedih karena ibunya tak datang sedangkan ayahnya tak pernah terlihat sejak dia lahir. 16 tahun hidup di dunia Kavy hanya mengenal ibunya, sedangkan ayahnya entah pergi kemana.

Kavy mendudukan dirinya di sofa hitam yang berada di kamarnya, melepaskan jas hitamnya menyisakan kemeja putih yang ia pakai. "Apa yang harus gue lakuin, mamah belum pulang. Gue pengin denger mamah ngucapin selamat kelulusan buat gue," Kavy memyenderkan kepalanya di senderan sofa seraya menghela nafas.

Kavy selalu mengeluh, ibunya sangat sibuk bekerja, sejak kecil dia selalu ditinggal ibunya untuk bekerja. Dia sering menghabiskan hari-harinya sendiri dirumah karena saat masa SMP-nya dia tidak memiliki teman. Tapi ada satu orang yang menjadi temannya yaitu cewek itu yang selalu dia cintai tapi dia mengecewakannya.