39. Kekasih Lima Pandhawa 2

18 1 0
                                    

Menyatukan kembali gelas yang sudah pecah memang terdengar sulit tapi jika membuatnya kembali dari pecahan itu dari awal mungkin bisa kembali walaupun tidak sama seperti yang awal.

                                        
   

*

🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️

       
              
          
        
                 

                                             

Kriiing!

Bel masuk telah berbunyi seluruh siswa SMA Shankara bergegas masuk ke kelas masing-masing untuk menjalani pembelajaran jam ke 2 setelah jam istirahat pertama selesai, mereka semua meninggalkan seluruh kegiatan mereka saat jam istirahat untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.

Suasana di kantin pun mulai sepi karena seluruh siswa sudah mulai mengosongkan kantin setelah bel masuk berbunyi, mereka berbondong-bondong pergi menuju kelas mereka begitupun siswa kelas XI IPPA 1. Kelas yang tadi terlihat sepi sekarang mulai terisi ketika siswa kelas XI IPPA 1 memasuki kelas termasuk Shafa dan kedua sahabatnya.

Shafa, Anna dan Elsa. 3 sabahat yang selalu terlihat bersama itu sudah berada dikelas duduk dibangku mereka masing-masing yang berada ditengah dengan Elsa yang duduk dibangku ke-dua, Shafa dan Anna duduk sebangku dibelakang Elsa. Mereka bertiga masuk ke kelas setelah bermenit-menit lamanya berada dikantin untuk mengisi perut dan mengisi pengetahuan tentang gosip terkini dan kali ini gosip yang mereka dapatkan membuat Shafa menampilkan wajah yang kurang menyenangkan.

"Kak Ishara kamu ada dimana?"

"Semua orang sedang menyalahkan kakak, aku nggak suka jika mereka membicarakan keburukan tentang kakak,"

Sejak dari kantin sampai dikelas Shafa terus menampilkan ekspresi cemberut, otaknya sekarang terus terputar perkataan orang yang membuatnya kesal. Entahlah berita dan perkataan buruk apa itu yang bisa membuat suasana hati Shafa kacau dan ditambah sahabatnya yang bernama Anna yang duduk disebelahnya itu membuat masalah padanya.

Anna sabahat Shafa sekaligus adik Elsa yang duduk sebangku dengan Shafa si tukang ngegas itu sekarang sama-sama menampilkan wajah cemberut dengan terus memalingkan wajahnya ke arah lain, entah apa yang terjadi yang membuat mereka saling memalingkan wajahnya tidak ingin melihat satu sama lain sedangkan Elsa sekarang hanya bisa diam memperhatikan mereka berdua dengan helaan nafas.

"Sampai kapan mereka berdua marahan?" batin Elsa menatap mereka berdua bergantian.

Ting!

Suara notifikasi pesan itu membuat Shafa terjingkat, langsung dia mengambil ponselnya yang berada disaku roknya. Saat hendak mengambil ponselnya tiba-tiba Anna menyeletuk.

"Tuh ponselnya bunyi!" ujarnya masih memalingkan wajahnya.

"Gue denger!" sarkas Shafa.

Elsa terkekeh kecil mendengar mereka tetap bercanda walaupun mereka sedang marahan. "Ya ampun kalian masih belum damai?" ujarnya bertanya pada mereka berdua.

Shafa yang sekarang sudah memegang ponselnya menatap Elsa. "Tuh adek lo yang minus akhlak!" ujarnya seraya melirik Anna disebelahnya.

Anna yang merasa di sindir menoleh pada Shafa. "Heh elo lah!" sewot Anna menatap tajam Shafa membuat Shafa memutar bola matanya malas lalu meraup wajah Anna yang bagi Shafa sangat menyebalkan.

Lima Pandhawa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang