pov Ishara
Selama hidup 18 tahun didunia aku benar-benar mendapat banyak pengalaman dari banyaknya orang yang aku temui dan juga mendapat banyak pelajaran dari banyaknya masalah yang mereka hadapi, nyatanya tidak semua orang bisa menjadi diriku keluarga yang lengkap, kekayaan, kasih sayang dari sosok ibu, kebahagiaan mendapatkan banyak cinta dari seorang ibu dan kehadiran dia yang begitu membuatku bahagia.
Tapi aku benar-benar bodoh, walaupun tuhan sudah memberikan semua hal itu yang mungkin tidak semua orang mendapatkannya, aku tetap masih ingin meminta sesuatu, Yah aku sadar hidup tidak akan selalu sesuai keinginan tapi jika bisa aku hanya ingin satu lagi supaya kebahagiaanku terlihat sempurna, aku hanya ingin menjadi keluarga cemara yang pernah Kaivan katakan.
Keluargaku memang lengkap tapi kebahagiaannya tidak lengkap saat sosok laki-laki yang menjadi pendamping hidup mama harus . . . haah apa mungkin aku mengatakannya nyatanya keluargaku jauh dari kata harmonis dan jauh dari arti keluarga cemara yang sebenarnya.
Aku hidup dalam keluarga tanpa cinta tapi aku bersyukur masih diberi kasih sayang dari sosok ibu walaupun aku tahu dia menderita karena orang yang menjadi pendamping hidupnya bersikap dingin padanya, selalu sibuk dalam bekerja dan tak pernah bertutur sapa selayaknya seorang pasangan, bercerita tentang pengalaman yang dialami, duduk bersama diruang keluarga, minum teh bersama saat pagi hari mungkin hal sekecil itu tak akan pernah terjadi dikehidupan keluargaku.
Kita memang hidup dalam satu rumah, berlindung dibawah atap yang sama tapi jarak kita begitu jauh sampai tak ada tempat untuk kebersamaan, kita juga terhubung dalam satu nama Yogaswara tapi kita tidak terhubung dalam satu nama keluarga. Mama yang selalu ingin bersama Papa, Papa yang tak pernah memperdulikan keluarganya dan aku yang selalu ingin membuat bangga papa tapi tak pernah dilihat walau hanya hal kecil.
Aku selalu ingin menjadi yang terbaik dan terlihat hebat dimata papa tapi sedikitpun dia tak melihat usahaku tapi saat aku melakukan kesalahan walaupun itu kesalahan kecil dengan sekejap kebaikanku langsung terlihat buruk dimata papa. Aku hanya ingin meminta sedikit saja rasa peduli dari papa, hanya sedikit. Sekedar bertanya ''Ishara, bagaimana sekolahmu, apa harimu menyenangkan?" hanya sekedar pertanyaan itu mungkin aku akan merasa dunia hanya miliku.
Hooh
Jika itu semua tidak akan datang dikehidupanku untuk selamanya, apa aku boleh meminta satu permintaan lagi, aku ingin mengatakan permintaanku kembalikan sahabatku aku akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan sahabatku lagi, sahabat yang selalu ada di saat aku merasa senang maupun saat aku dalam keadaan terpuruk, sahabat yang tak mungkin bisa tergantikan oleh siapapun itu, sahabat yang tak mungkin ada penggantinya dimanapun.
Dan sekarang aku menyesal telah melakukan kesalahan yang membuat sahabatku pergi, sahabat yang selalu membuat tawa, sahabat yang tak pernah mengadu untuk mengeluh, sahabat yang selalu melakukan apapun seenak-nya dan sahabat yang bisa untuk tempat berbagi cerita. Seorang Javas Waradhana yang selalu melakukan apapun dengan logikanya, Kavy Arsyanendra yang tak pernah menunjukan kesedihannya didepan sahabatnya, ketidakpedulian yang selalu ditunjukan Aksay Naratama dan pemikiran yang selalu benar Kaivan Shankara, mereka adalah sahabatku aku tidak ingin mereka pergi terlalu lama dariku, kembalikan mereka, aku ingin bertemu dengan mereka lagi. Aku mohon!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lima Pandhawa [END]
FanfictionTenang adalah caraku untuk memahami semua apa yang terjadi di kehidupanku. [Ishara Yogaswara] Gila adalah satu kata untukku dan satu caraku menyembunyikan lukaku. [Javas Waradana] Pesona adalah aku yang selalu ingin menarik perhatian semua orang dan...