1- Life with complex problem

577 30 6
                                    

Mohon memberikan dukungannya.....






Devano

Sejak kecil aku memang memiliki cita-cita sebagai polisi karena sangat membenci sosok penjahat. Bahkan tak banyak orang yang tahu masa laluku yang sedikit kelam. Karena tak mau lagi mengingatnya aku hanya menyimpan rahasia masa laluku itu seorang diri saja. Menjadi seorang polisi terwujud bukan karena usahaku saja, ada bantuan dari pihak lain yang telah sangat berjasa salah satunya dari ayah angkatku yang juga seorang polisi.

Bila mengingat masa kecil tampaknya aku sedikit tak kuasa, karena ketika berusia 6 tahun aku menyaksikan ibu kandungku terbunuh oleh ayahku sendiri. Ironisnya tak lama kemudian ayah pun bunuh diri hingga akhirnya aku hidup sebatang kara. Sungguh aku tak mengerti kenapa ayah membunuh ibu dan meninggalkanku sendirian menjalani hidup ini. Kenapa beliau begitu jahat bahkan tak memberiku kesempatan sedikitpun untuk membalas kejahatannya...

Di umur 6 tahun juga aku harus menjalani hidup di panti asuhan yang sempit dan makan cukup satu kali sehari. Hidup di panti asuhan membuatku terlihat menyedihkan karena kekurangan gizi bahkan berat badanku sangat kecil bila dibandingkan anak seusia yang lain. Tapi masa kecilku yang menyedihkan itu akhirnya sirna berkat bantuan seseorang yang mengadopsiku sebagai anaknya. Mungkin kalau tidak diadopsi bisa saja aku tak bisa hidup lebih lama karena begitu kekurangan. Saat kecil aku memang pernah terkena penyakit busung lapar saking kurangnya makan.

Pertemuan dengan ayah angkatku pun terjadi begitu dramatis. Saat itu aku tengah berjalan sendirian dan kelaparan karena belum ada bantuan makanan lagi di panti. Saat aku berjalan sambil terseok-seok mencari sesuap nasi rasanya aku tak mampu lagi bertahan dan akhirnya pingsan di tengah jalan. Beruntung ayah angkatku menolong dan merasa kasihan dengan malangnya kondisiku waktu itu.

Kini aku sudah tumbuh dewasa dan ayah bilang aku tampak keren dan sangat berbeda dengan kondisi saat pertama kali bertemu dengannya. Mereka merawatku dengan baik seperti anak kandung sendiri, jasa mereka amatlah besar....

Kembali ke masa kini menjadi seorang polisi mengharuskanku untuk bersikap sigap dalam kondisi apapun. Bahkan demi menangkap penjahat aku pernah tak tidur selama seminggu dan bisa dibayangkan betapa tebalnya kantung mataku saat itu. Tapi sungguh aku tak menyesal sama sekali karena sudah membantu banyak orang. Meskipun di negara ini kinerja polisi masih dianggap sebelah mata dan banyak yang berpikir kami makan gaji buta namun tak mengapa. Asalkan aku bekerja sungguh-sungguh dan berhasil menjebloskan para tersangka ke penjara, tentu itu sudah lebih dari cukup.

Kasus kejahatan yang pernah aku dapatkan tentunya sangat bervariasi dari mulai kasus kejahatan ringan hingga berat. Karena aku cenderung bersikap lincah dan sigap para atasan pun menjulukiku kelinci pemburu. Beruntung aku memiliki kaki yang panjang dan bahu yang lebar hingga membuatku lebih mudah untuk berlari dengan kencang untuk menangkap penjahat.

Seperti sekarang tentunya saat ini aku tengah berada di lapangan dan bersiap siap menangkap sosok kriminal karena kasus penggelapan dana perusahaan. Jangan dipikir aku pilih-pilih kasus karena prinsipku saat ini apapun kasus yang harus sedang dihadapi aku harus menjalaninya dengan semangat. Karena sekecil apapun kasus yang dilimpahkan kepadaku semuanya memberikan dampak. Lagi pula kalau kinerja polisi lamban dan tidak cekatan bisa-bisa kasus kriminal semakin meningkat tiap tahun.

"Anda kami tangkap dengan tuduhan penggelapan uang perusahaan!!" Tiba-tiba aku mengacungkan pistol pada tersangka yang selama berhari-hari telah aku kenyang amati.

Tampaknya tersangka yang akan aku tangkap mencoba meloloskan diri, dengan sigap aku menghalau pergerakannya hingga akhirnya aku berhasil menjebloskan dia ke penjara. Enak saja mau kabur padahal sudah berhari-hari aku harus menjalani lembur yang tak berkesudahan.

"Wih pegawai teladan kita Devano Reyhan lagi-lagi berhasil nangkep penjahat nih!!" saat aku tiba di kantor semua orang sudah menyambutku bak seorang pahlawan.

"Biasalah, penjahat kelas teri begitu bukan tandingan gue!!" dengan sombongnya aku pun membanggakan diri.

"Bangke emang lu, mentang-mentang pegawai teladan sombongnya gak ketulungan!!!" Rido si playboy cap kucing garong menjawab guyonanku dengan malas-malasan.





..........................








Selama seminggu lamanya aku tinggal di kantor dan berhasil menangkap para penjahat pada akhirnya aku bisa pulang ke rumah serta semua lelahku seolah menguap begitu saja. Bekerja di lapangan menangkap penjahat jauh lebih baik daripada terus diam di kantor yang membosankan bukan? Dengan perasaan senang akhirnya aku duduk di sof rumah dan berbincang dengan orang tua angkatku.

"Dev papah punya kenalan cewek cantik dan pinter buat kamu, masa anak papah yang ganteng ini jomblo mulu!!" papah membuka obrolannya saat kami semua berkumpul di ruang makan untuk melepas rindu karena kesibukanku yang tidak mengenal waktu.

"Pah saat ini aku lagi gak tertarik untuk punya pacar kan papah tahu sendiri aku sibuk banget!!" aku mencoba bersabar dengan omongan papah walau sebenarnya aku lelah karena papah sudah berkali-kali berniat untuk mengenalkanku pada seorang gadis.

"Hidup kamu ini kurang seimbang lho, masa sibuk kerja mulu kapan papah punya cucu" lagi-lagi papah menggunakan jurus andalannya yaitu meminta cucu.

"Oke pah aku coba buat ketemu sama cewek yang papah rekomendasiin deh!!" lebih baik aku turuti saja apa mau papah biar cepat dan tidak banyak hal yang harus didebatkan lagi.

Aku pun tidak mengerti rasanya di usia yang hampir menginjak 30 tahun masih belum menemukan sosok yang pas untuk mendampingi hidupku. Terakhir aku berpacaran dengan seorang gadis rubah-sebut saja begitu karena dia merupakan sosok si tukang selingkuh. Bagaimana mungkin dibalik wajah polosnya ternyata dia mengkhianatiku, buruknya dia selingkuh bukan hanya dengan satu pria tapi 2 pria sekaligus. Yah kisah cintaku memang tak layak untuk diingat oleh sebab itu sampai saat ini aku betah dengan status jomblo.

Muak dengan tingkah lakunya aku memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan dia sejak 2 tahun yang lalu. Rasanya kebencianku padanya lebih besar dari rasa cintaku dan semoga saja aku tidak lagi bertemu dengan dirinya di masa depan. Dunia memang bukan soal cinta saja sehingga tanpa sadar aku mulai nyaman menjalani hari-hari tanpa seorang kekasih.

Meski aku memiliki fisik yang prima dan tubuh yang atletis tetap saja selama ini aku kesulitan untuk berbahasa inggris, padahal sudah sepatutnya dunia kepolisian menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Karena salah satu kekuranganku ini aku pernah salah tangkap WNA yang disinyalir sebagai tersangka. Untunglah kebodohanku ini tertolong berkat seorang wanita yang dengan sukarela mau menerjemahkan tulisan bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia yang lebih mudah dipahami.

Kami hanya berpapasan saat itu saja dan aku tidak pernah lagi bertemu dengannya. Padahal aku belum sempat mengucapkan terimakasih padanya, karena berkat kasus WNA tersebut aku naik pangkat menjadi Brigadir. Dia adalah sosok gadis yang ramah dan masih muda.

"Kasus buat lo!" Sambil melemparkan berkas kasus perkara padaku-Gema sebut saja begitu pergi bergabung kembali dengan rekan timnya dan bersiap untuk melakukan penyelidikan.

Kasus yang dibungkus map putih tersebut merupakan kasus kekerasan sang ayah terhadap anak perempuannya. Ketika aku melihat foto korban aku merasa de javu dan merasa pernah bertemu dengannya entah dimana..... tumben sekali aku mendapatkan kasus seperti ini.




Bersambung........







Take Me Out hadir kembali dengan sedikit revisi.....

TAKE ME OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang