11 - Confess

199 19 2
                                    

Mohon memberikan dukungannya....





Devano

Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Cantika saat ini, tapi selama ini aku selalu berusaha untuk menjadi sosok keluarga yang baik baginya. Sayangnya dia tidak pernah terbuka dengan apa yang dirasakan bahkan berkali-kali dia menangis dan berkali-kali juga aku tidak mengerti alasannya. Ini jelas saja membuatku sedikit risau karena itu tandanya Cantika tidak mempercayaiku sebagai orang terdekat dirinya.

Aku bingung harus bagaimana lagi.. selain itu aku melihat Cantika jauh lebih ceria saat bersama Ridho dibandingkan diriku sendiri. Anehnya aku sedikit merasa iri dengan kedekatan mereka dan memang aku yang lebih dulu mengenal Cantika. Tentu saja harusnya Cantika lebih dekat denganku bukan dengan Ridho.

Aku pasti sudah gila... bagaimana bisa malah lebih banyak memikirkan Cantika daripada Sheza yang merupakan pacarku sendiri... hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja karena jelas-jelas suatu hal yang salah.

Saat weekend tiba kami memutuskan untuk berlibur ke vila milik ayahku. Tentu saja ini atas usulan Ridho dan dia juga ingin aku mengajak Cantika. Pekerjaan kami yang lelah dan menguras energi harus diobati dengan liburan bukan?

Sepanjang perjalanan aku melihat Cantika hanya diam tapi dia selalu tersenyum saat Ridho mengajaknya bicara. Bahkan dia tak pernah menyapaku dan kita bersikap seolah-olah menjadi orang asing satu sama lain. Sejujurnya aku tidak suka suasana yang seperti ini, kenapa Cantika menghindariku dan membuat kedekatan kami merenggang?

Sesampainya di villa aku memutuskan untuk menikmati suasana pantai yang sejuk. Karena perjalanan yang cukup jauh akhirnya kami tiba pukul 7 malam. Sambil menyesap soda aku terus memikirkan perubahan sikap Cantika yang sayangnya aku tidak tahu kenapa alasannya. Cantika sangat misterius dan aku tidak tahu harus bagaimana.

Saat tengah melamun ternyata Sheza sudah ada di sebelahku dan memelukku. Harusnya aku senang saat Sheza ingin bersikap manja padaku. Tapi kenapa aku merasa hambar dan tidak berdebar sama sekali? Sheza sangat cantik tapi cantik saja tidak cukup membuatku jatuh padanya.

"Devan.. aku cinta kamu.." ucapnya lembut dan aku hanya mengusap pipinya.

"Hm.. iya Sheza" balasku singkat.

Entah bagaimana caranya tiba-tiba kami sudah berciuman kembali. Aku tentu berusaha mencium Sheza sebaik mungkin tapi perasaanku mengatakan ciuman ini sama sekali tidak mendebarkan malah membosankan. Berciuman kembali dengannya membuatku tersadar jika aku memang belum mencintai Sheza.





...............................






Esok harinya kami semua bermain di pantai karena cuaca hari ini bagus. Semua tampak antusias kecuali Cantika, ku lihat dia hanya duduk tidak melakukan apapun. Dia terlihat malas dan berkali-kali hanya bertopang dagu.

Aku terus memperhatikannya dan memutuskan untuk menyapanya duluan. Tapi Ridho lagi-lagi mendahuluiku dan tanpa sengaja aku mendengar jika Cantika ingin pindah dari apartemenku. Karena emosi aku pun menarik tangannya dan kini kami hanya berdua saja di belakang vila.

"Cantika.. apa maksudnya kamu mau pindah? Coba jelaskan apa alasannya?" Ucapku merasa sedikit kesal.

"Aku cuma mau mandiri aja Mas lagi pula ayah udah di penjara jadi gak ada alasan lagi aku untuk tinggal di apartemen Mas Devan" balasnya tanpa memandangku sama sekali.

"Aku gak akan izinin kamu untuk pindah!!" ucapku mantap dan aku tidak peduli dengan responnya.

"Kenapa Mas nahan aku? Mas kan bukan keluarga aku???" Balasnya mulai emosi.

"Cantika.. sampai berapa kali aku bilang kalau aku udah anggap kamu adik kandungku sendiri!!!" Ucapku frustasi.

"Mas Devan egois!! emang Mas Devan pernah nanya aku apa aku mau jadi adik mas?" Balasnya dengan mata berkaca-kaca.

"Maksud kamu apa Cantika?" Tanyaku sangat bingung.

"Aku gak mau jadi adik kamu!! aku suka Mas Devan.. kenapa Mas Devan sangat egois? Pokoknya aku mau pindah dari tempat Mas Devan setelah liburan ini!"

Tanpa mendengarkan balasanku Cantika pergi begitu saja dan membuatku kaget. Jadi selama ini Cantika menyukaiku dan aku sama sekali tidak menyadarinya.

Ucapannya terus terngiang di kepalaku dan tanpa sadar jantungku mulai berdetak cepat. Tidak... tidak mungkin aku menyukai Cantika.. meski otakku terus berkata tidak tapi nyatanya hatiku justru berkata ya..

Selama kami liburan aku merasakan Cantika semakin jauh dan malah terus mendekati Ridho. Aku sangat tidak suka dengan situasi ini.. kalau memang dia menyukaiku kenapa dia malah menjauhiku? Ha sangat menyebalkan sekali, aku merasa seperti ditinggalkan begitu saja setelah dibuat baper.

Selama seharian penuh aku terus memperhatikan Cantika dan malah mengabaikan Sheza. Senyumannya dan tawanya untuk Ridho membuat tanganku terkepal tanpa sadar. Devan kamu pasti sudah gila... kenapa kamu baru sadar jika kamu juga menyukai Cantika?

Tanpa terasa liburan telah berakhir dan kami semua pulang ke rumah. Begitupun aku dan Cantika kembali pulang ke apartemen dalam keadaan hening. Sesampainya di apartemen Cantika langsung masuk ke kamar tanpa melihatku sama sekali. Aku hanya menghela nafas panjang karena kebodohan sikapku selama ini.

Saat aku duduk di sofa apartemen ku lihat Cantika sudah membawa koper dan barang-barang lainnya. Jadi dia beneran mau pindah? Jelas aku tidak boleh diam saja.

"Aku gak akan izinin kamu pergi Cantika!!" ucapku menghadang dirinya.

"Aku mau pergi jadi jangan halangin jalanku!!!" balasnya keras kepala sambil menepis tanganku.

Karena emosiku tidak bisa ditahan lagi tanpa sadar aku memojokkan Cantika ke tembok dan menciumnya dengan brutal. Aku mengunci kedua tangannya di atas kepala dan terus melumat bibirnya yang tanpa sadar jantungku kian berdebar keras.

Aku tidak peduli lagi dengan respon Cantika.. bahkan aku mulai memasukkan lidahku ke dalam mulutnya dan mencium dia semakin dalam dan menuntut. Ternyata aku memang menyukainya... bodoh sekali aku kenapa baru sadar soal perasaan sendiri?

Ciumanku akhirnya terlepas karena nafas Cantika terasa memendek. Ku lihat wajahnya memerah dan dia tampak terengah-engah dengan ciumanku... sangat Cantik dan membuatku ingin menciumnya lagi.

"Kalau kamu nekat untuk keluar aku akan mencium kamu lagi..." bisikku di telinganya.

"Mas Devan....." panggilnya lembut.

"Aku suka kamu juga Cantika... jadi tetaplah disisiku..." ucapku padanya sambil memeluknya erat.

Selama beberapa menit kami berpelukan dan akhirnya aku pun memutuskan menariknya untuk duduk bersama. Saat ini Cantika duduk di pangkuanku dan ku lihat wajahnya memerah karena malu.

"Maaf aku baru sadar soal perasaanku.." sambil terus mencium tangannya aku merasa menyesal karena bodoh sekali.

"Tapi aku senang.. karena ancamanku buat pergi dari sini berhasil..." ucap Cantika sambil tersenyum.

Inilah perasaan yang ku dambakan. Saat menatap Cantika jantungku terus berdebar dan tanpa sadar aku pun kembali menciumnya. Cantika mulai membalas ciumanku dan kini dia mengaitkan tangannya di belakang leherku sehingga aku dengan mudahnya mencium bibirnya semakin dalam.

Cantika memiliki bibir yang lembut dan penuh yang membuatku ingin terus menciumnya. Deru nafasnya yang menerpa wajahku tanpa sadar membuatku semakin menginginkannya....

Tapi aku tidak bisa hanya diam begini.. aku harus memutuskan Sheza terlebih dahulu sebelum meresmikan hubunganku dengan Cantika. Selain itu aku pun dengan berat hati harus bilang pada Ridho jika Cantika itu milikku.

Terkesan jahat sekali aku melukai perasaan Sheza dan Ridho.. tapi aku dan Cantika saling menyukai.. tentu saja kami harus bersama bukan?

Cantika melepaskan ciumannya lebih dulu dan dia menciumi seluruh wajahku yang tanpa sadar membuatku tersenyum. Ah.. ternyata jatuh cinta memang seindah ini!



Bersambung......

TAKE ME OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang