15 - I choose her

219 15 0
                                    

Mohon memberikan dukungannya..... kasih vote jangan baca aja!!




Devano

Aku memang salah selama ini dan tidak seharusnya menerima untuk melakukan pedekate dengan Sheza. Apalagi jika pada akhirnya aku melukai Sheza karena aku tidak mencintainya dan berpaling pada wanita lain. Tapi nasi sudah menjadi bubur karena hatiku memilih Cantika bukan Sheza. Kebodohan ini jelas membuat semuanya jadi rumit tapi cinta adalah hal yang tidak bisa dipaksakan.

Selain itu aku juga merasa bersalah pada Ridho karena kami berteman dekat selama bertahun-tahun lamanya. Gara-gara cinta pula kami harus bermusuhan seperti sekarang ini padahal kami satu tim. Alhasil aku merasa sangat tidak nyaman bekerja dengannya karena dia selalu memberi aura permusuhan yang kuat padaku.

Apalagi saat ini kami masih memburu tersangka kasus pencucian uang. Sehingga selama berjam-jam lamanya kami tidak mengeluarkan satu kata pun saat bekerja. Sambil menghela nafas panjang aku hanya memijat kepalaku yang tidak terasa sakit sama sekali. Sangat menyiksa sekali harus bekerja saat kami tengah konflik seperti ini.

"Gimana Za, elo udah dapet posisi dimana si kupret selama ini?" Tanyaku pada Reza di kursi belakang mobil karena dia masih mengotak-ngatik laptopnya untuk mencari tahu keberadaan tersangka.

"Belum anjir susah banget nih padahal gue udah merhatiin semua CCTV di semua area ini!"

"Gue mau nyebat dulu ya bosen anjir kalau di dalam mobil terus!" Ucapku sambil keluar mobil dan mulai menyalakan rokok.

Sambil merokok di luar aku mendapatkan pesan dari ayah untuk membawa Sheza ke rumah. Padahal kami sudah putus tapi aku lupa memberi tahu ayah. Sebenarnya aku merasa lelah juga dengan sikap ayah yang suka mengatur-atur hidupku padahal aku hanya anak angkat. Terlebih urusan cinta tidak bisa dipaksakan begitu saja meski Sheza memang sangat cantik tapi tentu cantik saja tidak cukup untuk membuatku jatuh cinta.

Tanpa terasa rokokku habis namun ku lihat ada target sedang berlari terbirit-birit. Sambil membuang puntung rokok aku segera mengejarnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

"Sialan!! Mau lari lagi kemana lo anjir!!"



..........................................





Dengan hati yang gembira aku pun pulang ke apartemen karena berhasil menangkap tersangka dengan antek-anteknya. Meskipun tadi aku hampir terpeleset karena medan yang curam tapi akhirnya aku tetap berhasil. Apalagi atasanku memberi bonus yang cukup banyak tentu saja aku langsung membeli banyak makanan untuk Cantika di apartemen.

"Sayang aku pulang..."

"Mas Devan....." balasnya sambil memelukku manja.

Aku membalas pelukannya dengan erat dan menghirup wangi stroberi di rambutnya. Tapi ku lihat Cantika masih sedikit pucat meski sudah jauh lebih baik daripada kemarin. Tampaknya Cantika masih sakit dan aku merasa sedikit khawatir.

"Ayo kita makan kamu pasti laper.." ajakku padanya sambil berpegangan tangan.

"Mas gak mandi dulu? Mas Devan bau kecut hehe"

"Dasar ya kamu!" Balasku sambil mencubit pelan pipinya.

Hari ini pekerjaanku memang lebih banyak di lapangan sehingga banyak berkeringat. Tak heran jika Cantika mengataiku bau badan dan aku memutuskan segera mandi. Sesudah mandi aku pun makan bersama dengan Cantika. Saat ini aku terus memperhatikan dirinya dan aku merasa ada yang kurang, setelah aku sadar jika aku belum pernah membelikan Cantika aksesoris. Pacar macam apa aku ini sampai belum pernah memberi hadiah untuk kekasihku!

Tapi melihat Cantika makan dengan lahap membuatku sedikit bahagia. Beruntung aku membawa makanan kesukaannya yaitu ayam rica-rica dan cumi saus padang sehingga dia makan banyak. Aku terus memperhatikannya dan Cantika tidak sadar jika bibirnya belepotan dengan saus. Refleks aku pun mengecup bibirnya dan dia terlihat panik.

TAKE ME OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang