Lapak ini sepi banget ga ada yang komen... ayo dong vote dan komennya ditunggu!Devano
Terkadang sifat Sheza yang kekanakan membuatku lelah karena dia tidak mau kalah dan selalu saja aku yang mengalah. Selain itu jika keinginannya tidak dipenuhi Sheza cenderung marah-marah hingga membuat hubungan kami merenggang. Tapi aku selalu sabar dan memutuskan tidak banyak protes agar hubunganku dengannya tetap berjalan baik. Tentu saja aku berharap bisa menjalani hubungan yang serius dengannya. Bahkan aku berharap sifat egois Sheza bisa sedikit berkurang.
Seharusnya aku tidak perlu membandingkan Sheza dengan Cantika. Tapi... mereka memiliki sifat bertolak belakang, bahkan aku sering membayangkan bagaimana jika Sheza memiliki sifat penyabar seperti Cantika pasti aku akan menyukainya.
Pemikiran bodohku ini memang gila, lagi pula aku sudah menganggap Cantika sebagai adik dan seharusnya aku tidak perlu memikirkan hal yang tidak berguna seperti ini. Bisa-bisanya aku berpikir gila padahal dari awal Cantika hanyalah keluarga bagiku. Tidak mau terus memikirkan hal ini aku pun berusaha fokus dengan pekerjaan.
Siang ini aku ditugaskan untuk menggerebek kantor pinjol ilegal yang meresahkan masyarakat. Pinjol ilegal sudah banyak memakan korban, bahkan diantaranya banyak yang memutuskan bunuh diri karena tak sanggup terus-terusan diteror hingga bunga pinjaman yang tidak masuk di akal. Bahkan para pinjol ilegal ini sangat jago mempermainkan kondisi psikologis korban. Mental mereka kian terpuruk dan sangat banyak yang terus diperas oleh pinjol ilegal. Alhasil karena tak kuat dengan bunga yang tinggi, banyak diantara mereka yang bunuh diri.
Tampaknya tugasku hari ini menuai hasil yang baik karena bos pinjol ternyata berada di tempat. Karena tidak mau membuang banyak waktu akhirnya aku dobrak pintu kantor mereka dan menodongkan pistol karena kini mereka sudah terkepung. Memang lebih baik fokus bekerja saja daripada terus memikirkan percintaan.
"Angkat tangan kalian semua ke atas dan mulai saat ini kantor pinjol ilegal kalian akan diberhentikan!!" ucapku dengan penuh percaya diri.
"Mana surat penahanannya? Saya gak terima jika kami ditahan gitu aja!!!"
Aku memberi kode pada Ridho agar memberikan surat penahanan pada mereka. Sialnya saat sedikit oleng beberapa dari mereka melarikan diri hingga tembakan pun tidak bisa dihindari lagi. Jumlah mereka terlalu banyak dan tidak mungkin juga kami menangani mereka semua.
Kondisi tempat ini berlangsung sangat ricuh dan ku lihat bos pinjol hendak melarikan diri dengan mobilnya. Sontak aku tembak ban mobilnya hingga membawa borgol untuk menjebloskan mereka ke penjara.
"Waktu kejayaan anda sudah habis bung!" Setelahnya aku seret bos pinjol ilegal ini masuk ke mobil tahanan.
Sebanyak 8 orang sudah kami ringkus dan mereka akan mulai menjalani interogasi dalam beberapa hari ini. Tidak akan ku biarkan lagi korban berjatuhan akibat teroran mereka yang membabi buta pada para korban.
...............................
Setelah tugasku selesai kini aku hanya duduk terdiam di kantor untuk istirahat sejenak. Namun karena bosan aku pun berkeliling kantor dan tanpa disengaja malah bertemu dengan Cantika. Dia langsung memelukku erat dan menangis, padahal aku sudah bilang jangan dulu berkunjung ke sini untuk bertemu ayahnya. Aku tahu perasaan Cantika, dia hanya memiliki bajingan itu sebagai keluarga tapi nyatanya tidak semua orang tua layak diperlakukan sebagai orang tua.
Tangisannya yang pilu membuatku balas memeluknya dan menenangkannya. Aku juga berkata sudah menganggapnya keluarga dan jangan merasa sendirian dalam menghadapi hidup yang sulit ini. Sekarang dia memiliki aku sebagai keluarga dan sebagai keluarga jelas kami harus berbagi suka dan duka bukan?
Setelah ku usap air mata di pipinya wajah Cantika kembali ceria. Ah andai dia tahu jika senyum manisnya sangat cantik. Bahkan senyuman hangatnya seperti matahari yang bersinar di waktu pagi, hangat dan menenangkan.
..............................
Esok hari tepat pukul 5 sore akhirnya aku sampai di apartemen karena hari ini tugas yang diberikan atasanku lebih sedikit dibandingkan hari-hari yang lalu. Tampaknya Cantika belum pulang karena apartemen tampak sepi. Karena biasa pulang pukul setengah enam sore akhirnya aku menunggu Cantika di depan pintu apartemen. Tidak lama akhirnya dia pun datang, tentu saja aku tersenyum sumringah. Tapi... senyumku langsung luntur begitu saja karena Cantika ternyata diantar oleh Ridho.
Bahkan dengan bangganya Ridho bilang pendekatan mereka berjalan dengan baik dan mereka akan segera jadian. Entahlah rasanya kabar ini membuat perasaanku jadi tak karuan. Aku merasa suasana hatiku memburuk.. padahal bukankah bagus kalau Cantika punya kekasih yang bisa melindunginya? Dia cantik dan baik hati jelas bukan hal yang aneh kalau ada yang tertarik padanya.
"Gue selalu dukung kalian kok, oh ya kalau gitu gue duluan masuk ya mau istirahat!!" sambil tersenyum dengan sedikit terpaksa akhirnya aku pun masuk duluan.
Aku tidak mendengarkan obrolan mereka karena masuk kamar. Setelahnya aku memutuskan mandi dan istirahat saja supaya otakku kembali segar.
Sesudah mandi dan berniat istirahat ternyata Sheza menghubungiku dan menyuruhku untuk menemuinya di depan apartemen. Sebenarnya aku merasa malas sekali bertemu dengannya.. namun karena dia sudah sampai di apartemen tentu aku tidak boleh menghindarinya.
"Devaannn aku kangen banget sama kamu!!" ucap Sheza langsung memelukku erat padahal kemarin kami baru saja bertemu.
"Ada apa kok tumben kamu mau ketemu aku?" Tanyaku heran dengan tingkahnya yang tidak dapat ku pahami.
"Devan.. apa kamu cinta sama aku?" Tiba-tiba Sheza bertanya soal cinta.. sejujurnya aku tidak tahu karena pertemuan kami yang tergolong singkat. Bahkan perasaanku padanya masih jauh dari kata cinta.
"Za.. aku belum bisa bilang kalau aku cinta kamu.. kita belum lama kenal kan? Kamu juga udah janji bakal menjalani ini semua dengan pelan-pelan..." ucapku hati-hati karena Sheza seringkali mudah tersinggung.
"Tapii aku udah cinta sama kamu Dev.. kita juga udah usia segini jadi apa kita gak sekalian aja seriusin hubungan ini?"
"Kamu yakin Za?" Tanyaku dengan sedikit kebingungan.
"Aku yakin Dev...."
Setelah itu aku rasakan Sheza mencium bibirku duluan yang tentu saja aku merasa sangat kaget. Namun akhirnya aku memutuskan untuk membalas ciumannya meski aku sendiri masih ragu soal perasaan ini.
Setelah itu tak lama aku pun melepaskan ciumanku duluan dan ku lihat Cantika terlihat kaget karena aku melihatnya. Sungguh tak diduga kalau situasi ini dilihat oleh Cantika...
Suasana menjadi sedikit canggung karena situasi barusan sehingga membuatku terdiam. Bagaimana mungkin Cantika malah melihatku berciuman dengan Sheza? Ini bukan hal yang aneh namun entah mengapa aku merasa tak nyaman.
"Maaf mas Devan.. aku gak ada maksud buat ganggu kalian... kalau gitu aku masuk duluan ya..." dengan wajah sendu Cantika meminta maaf dan segera masuk ke apartemen tanpa mendengarkan jawabanku.
"Dev.. dia siapa?" Tanya Sheza kebingungan.
"Hm.... dia adikku..."
Pukul 9 malam setelah mengantar Sheza pulang akhirnya aku masuk lagi apartemen. Ku lihat Cantika malah bersiap-siap pergi keluar padahal ini sudah malam.
"Cantika kamu mau kemana? Ini udah malam lho..."
"Aku mau keluar dulu mas Devan.. maaf nanti aku segera pulang kok" dengan tatapan yang tidak bisa kuartikan dan wajah sendunya Cantika bergegas pergi keluar begitu saja yang lagi-lagi tanpa mendengarkan perkataanku.
Aku sama sekali tidak mengerti ada apa dengan Cantika. Aku juga tidak mau ada apa-apa dengannya terlebih ini sudah malam. Dengan segera aku kejar dirinya bahkan sambil berjalan dengan langkah yang cepat. Ku lihat Cantika berjalan hampir masuk lift dan langsung ku tarik saja tangannya.
Setelah itu aku melihat dia menangis....
Cantika ada apa denganmu?....
Brrsambung.............
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKE ME OUT
RomanceDevano merupakan sosok detektif polisi teladan bertemu dengan Cantika si gadis rapuh. Tolong hargai karya originalku dengan memberi dukungan berupa vote dan komen