17 - Marry her

198 17 0
                                    

Mohon untuk memberi vote ❤️❤️






Devano

Menemukan orang yang tepat dalam hidup biasanya tidak akan terjadi dua kali. Sehingga dengan mantap aku segera menikahi Cantika meski orang tuaku tidak menyetujuinya. Aku tidak peduli dengan itu semua dan tetap nekat menikahi Cantika meskipun acaranya hanya di laksanakan di KUA dan mengundang dua orang sahabatku sebagai saksi.

Namun tentu saja aku juga perlu membereskan masalahku dengan Ridho karena dia merupakan salah satu sahabat baikku dan aku tidak mau terus-terusan bermusuhan dengannya. Tapi aku bingung harus bagaimana mulai berbaikan dengannya sehingga aku hanya duduk terdiam tanpa melakukan apapun saat bertemu dengan Ridho.

"Van kayanya kita gak bisa musuhan terus, kita udah temenan lama dan sama sekali gak etis kalau terus bermusuhan...." ucap Ridho padaku dan tentu saja membuatku lega.

"Gue minta maaf ya Dho.."

"Gue ngerti kok perasaan lo, kemarin gue ketemu Cantika dan dia udah jelasin semuanya sama gue.."

"Jadi kita baikkan?" Aku bertanya memastikan.

"Gue gak mau persahabatan kita jadi rusak karena Cantika.."

Akhirnya aku dan Ridho berbaikkan, sambil berpelukan aku merasa beban didadaku kian berkurang. Ridho benar mau bagaimanapun urusan perempuan jangan sampai membuat persahabatan kami rusak begitu saja.



.............................





Perasaanku terasa lebih ringan karena sudah berbaikkan dengan sahabatku sendiri. Alhasil selama bekerja tadi kami kian produktif dan menangkap tersangka dengan mudahnya. Mungkin ini juga disebabkan karena tidak ada lagi permusuhan diantara kami sehingga kami bekerja dengan sangat baik dan optimal. Lagi pula sangat tidak nyaman harus bermusuhan sedangkan kami adalah rekan kerja yang harus selalu bertemu.

Setelah bekerja seharian kini aku sudah berada di apartemen dan aku melihat Cantika sedang memasak untuk makan malam. Tanpa sadar aku tersenyum apalagi Cantika sangat lincah dan telaten saat memasak. Aku benar-benar beruntung bisa mendapatkan Cantika dan aku yakin dia bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anakku kelak. Dia merupakan sosok yang lemah lembut dan baik hati.

Rencananya aku akan menikahi Cantika besok di KUA dan tadi sempat membeli gaun sederhana untuk pernikahan kami besok. Aku tidak peduli lagi dengan siapapun yang tidak merestui kami dan sudah bertekad akan menikah dengannya walau terkesan terburu-buru. Entahlah aku rasa lebih cepat lebih baik dan kami tidak mungkin terus tinggal satu atap tanpa terikat dalam pernikahan. Itu tentu bukan sikap terpuji apalagi hubunganku dengan Cantika sudah sangat jauh dan berkali-kali melakukan hubungan suami istri. Kalau Cantika sampai hamil pasti akan semakin sulit jika kami tidak terikat oleh suatu pernikahan.

"Cantika..." ucapku lembut.

"Mas Devan sudah pulang?" Balasnya sumringah dan mencium tanganku.

"Aku beli gaun buat kamu dan harus kamu pakai saat pernikahan kita besok.." pintaku padanya.

"Terimakasih Mas.. aku janji akan menjadi istri yang baik buat kamu..." ucapnya sambil memelukku erat.

Suara lembutnya, wajah cantiknya, bahkan kebaikan hatinya membuatku tidak mungkin berpaling pada orang lain. Tanpa menjawab ucapannya aku langsung mencium bibirnya mesra dan Cantika tersenyum di sela-sela ciuman kami yang dalam.



.........................





"Saya terima nikahnya Cantika Aprilia binti Rozak Mutaqien dengan mas kawin 30 gram emas dibayar tunai!!"

TAKE ME OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang