7 - Jeaolusy

213 17 6
                                    

Mohon memberikan dukungannya....







Devano

Setelah perkenalanku dengan Sheza tentu saja kami kini mulai dekat dan saling mengirim pesan. Ku akui Sheza memang membuatku nyaman untuk saat ini namun yang jelas aku masih belum jatuh cinta padanya. Sebagai lelaki normal aku memang menyukai kecantikan dan pesonanya namun untuk urusan cinta itu jelas dua hal berbeda. Urusan cinta tidak bisa dipaksakan dan mudah-mudahan saja seiring berjalannya waktu aku bisa membuka hati untuknya.

Ngomong ngomong soal pekerjaan memang kegiatan sehari-hariku sangat beresiko seperti sekarang aku sedang mengejar-ngejar tersangka yang kabur menuju hutan belantara di daerah Banten. Sulitnya daerah ini jalan yang dilalui sangat terjal sehingga membutuhkan banyak kesabaran untuk melaluinya. Beruntung aku selalu memiliki radar yang bagus dalam menangkap tersangka sehingga penghargaan di dunia kepolisian tentu semakin banyak saja dan membanggakan kedua orang tuaku. Meski memerlukan energi yang besar dalam menangkap penjahat tapi aku tidak pernah mengeluh.

"Hentikan semuanya pak Reza! Anda sudah kami kepung dan anda tidak bisa kabur lagi!" dengan penuh percaya diri aku mencondongkan pistol supaya tersangka takut karena kini tempat persembunyiannya sudah diketahui.

"Kurang ajar!!!"

Setelah melalui banyak masalah dalam menangkap tersangka akhirnya timku pun pulang larut malam. Namun sialnya di tengah perjalanan pulang ada satu mobil misterius yang sengaja menabrak kami. Beruntung Rido mampu meminimalisir kerusakan pada mobil dan para anggota tim pun selamat meski terkena luka kecil. Kini kami sudah kembali ke kantor dan rapat disana.

"Gua yakin yang tadi nabrak pasti musuh kita di kepolisian" Zaky berkata dengan penuh keyakinan.

"Elo jangan fitnah dulu anjir kalau gada bukti" Ridho menyangkal ucapan Zaky karena kalau tidak ada bukti tentu semuanya tak berguna.

"Udah sekarang elo pada berobat dulu! Meski lukanya kecil tapi jangan dibiarin nanti infeksi..." aku menengahi perdebatan mereka akhirnya dan mengobati lukaku sendiri di klinik kepolisian.

Tapi memang dasar ibuku orangnya bocor, dia memberi tahu Sheza sehingga membuatnya panik tentu saja. Saking paniknya Sheza malah memakai sepatu dengan warna berbeda dan membuatku menahan tawa. Dia sangat lucu dan membuatku terhibur dengan semua tingkahnya.

"Kamu gak usah panik, ini luka ringan namanya juga sedang nangkep penjahat pasti selalu ada hal yang gak diduga di jalan" aku menenangkan Sheza sambil mengusap pundaknya dan sama sekali tak kusangka dia orangnya panikan.

Setelah itu aku pun pulang dan disusul Cantika. Ku lihat wajahnya berseri dan ia bilang membelikanku ikan bakar favorit yang sayangnya tadi sebelum pulang aku sudah makan malam bersama Sheza.

Entahlah setelah Cantika bertanya soal hubunganku dengan Sheza dia tampak murung dan sedikit menghindar. Aku sama sekali tidak mengerti kenapa dia bersikap seperti itu. Padahal aku merasa tidak melakukan kesalahan apapun padanya. Sungguh tingkah Cantika tak dapat ku mengerti.....

Saat tengah melamun aku mendengar ada suara ketukan pintu di depan pintu apartemen. Ku kira siapa yang berkunjung di hari minggu ternyata orang itu Rido.

"Eh bro ngapain lo dateng di hari minggu kesini?" Tanyaku heran.

"Hari ini gue mau ajak jalan Cantika Van, bukan mau bahas kerjaan bareng lo" ucap Ridho setelah duduk di sofa.

"Kok bisa sih lo kenal Cantika?" Aku benar-benar heran dengan Ridho dan bagaimana bisa mereka saling kenal begitu saja.

"Gue mau deketin cantika nih! Dukung gue ya...." Ridho meminta dukungan sambil menepuk bahuku akrab.

TAKE ME OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang