22. Segera di Mulai

12 3 0
                                    


" Kemana lo?" Tanya Pangeran saat melihat Arta berjalan kearah pintu keluar

" Siapa lo? Bukan pacar gue kan? jadi gue gak harus laporan ke lo kemana gue akan pergi"

Bengong? Pangeran bengong mendengar respon Arta yang diluar nalar, dia heran kenapa tiba-tiba Arta membahas masalah pacar, siapa sih yang mau jadi pacarnya dia, ya kali, terong suka terong. Membayangkan hal itu membuat Pangeran bergidik ngeri dan itu tidak luput dari kata Arta

" Ngapain lo?"

" Seharusnya gue yang nanya sama lo, lo habis mimpi buruk? Napa jadi judes gitu ngomongnya. Kan gue nanyanya baek-baek?" Ujar Pangeran

" Lo nya ngada-ngada, ini itu udah pagi. Gak lapar lo? Gue sih lapar, ini mau nyari sarapan. Lo mau gak? Mau beli apa, sekalian gue beliin"

" Serah"

" Kek cewek aja, kita itu cowok harus jelas, jangan terserah, bikin orang bingung aja"

" Ya udah kalau gitu samain aja ama lo"

" Gak berpendirian lo" ujar Arta lalu segera berjalan keluar apartemen sedangkan Pangeran lagi-lagi dibuat bingung dengan tingkah Arta hari ini. Sedikit sensitif

Malas memikirkan masalah Arta, Pangeran memilih untuk merebahkan badannya di sofa lalu menjangkau remot tv yang berada tak jauh darinya. Untuk saat ini hanya tv lah satu-satunya yang bisa mengisi hari-harinya.

Selang beberapa menit, Pangeran kembali duduk " jika berlarut-larut kayak gini bisa mati muda gue, ternyata kabur dari rumah bukan keputusan yang tepat" keluh Pangeran

" Ya udah kalau gitu lo balik aja, gue gak mau kehilangan salah satu teman gue apalagi alasannya cuman karena kabur dari rumah, gak estetik tau" ujar seseorang dari arah pintu.

Pangeran melirik kearah sumber suara dan disana dia melihat semua teman-teman sedang berdiri menatap dirinya yang mungkin terlihat menyedihkan " kalian? Sejak kapan kalian berada disana" tanya Pangeran

" Saking fokusnya memikirkan nasib Lo yang menyedihkan membuat lo gak sadar kalau kita masuk" ejek Bani yang berjalan mendekati Pangeran dan disusul oleh yang lain kecuali Arta Zia yang pergi meletakan sarapan yang baru saja mereka beli ke dapur

" Mulut lo santai bener ngomongnya"

" Lah, apa masalahnya? Mulut mulut gue, gak minjam tu ama lo"

" Bangke lo" umpat Pangeran "Ini
kalian ngapain kesini pagi-pagi?"

" Pengen lihat aja, seberapa menyedihkan hidup seorang sultan yang memilih kabur dari istananya" kali ini Azka yang menjawab dengan kata-kata ledekan yang tak jauh berbeda dengan Bani

" Terus gimana? Apa gue terlihat menyedihkan?"

" gimana mau menyedihkan kalau lo punya teman baek kek kita-kita" jawab Azka bangga

" Nama-nama binatang yang belum gue sebut apa ya?" Tanya Pangeran yang kesal mendengar ucapan Azka meski dia tau kalau ucapan Azka gak ada salahnya. Tapi entah kenapa dia kesal, Emang meski dia kabur dia merasa tidak kekurangan, apa itu karena belum sampai 24 jam?

" Lo minta tolong kita ngabsen isi kebun binatang? Gue sih ok aja bantuin lo"

" DIAM Lo!" Perintah Pangeran yang makin kesal. Teman-temannya emang bangsat karena disaat dia seperti sekarang ini mereka malah bekerja sama membully dirinya. "Harta memang pengukur segalanya" Simpul Pangeran

" Dah lo jangan baper gitu bisa, nih makan!" Tengah Arta yang menyodorkan sepiring nasi goreng kearah Pangeran

" Nasi goreng?"

Pangeran Elghava Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang