" Ini bukannya rumah gue ya?" Gumam Arta saat baru saja turun dari mobil
" Emang" jawab Pangeran sambil mengeluarkan barang-barang mereka dari bagasi mobil dibantu oleh Azka dan Bani
" Serius?" Tanya Arta memastikan
" Jangan pura-pura lupa! Baru kemarin lo sekolah ke kota udah lupa aja sama kampung sendiri" ejek Zia
" Bukan gitu ya, gue herannya kenapa bisa kita ada disini?"
" Lo tanya si Dewa kan dia yang nyetir mobil" suruh Bani santai
" Bukan itu maksud gue, ogeb. Ini ceritanya ngapain kita kesini?"
" Lo tau jawabannya Arta ganteng"
" Tentang taruhan kalian?"
" Pintarnya anak bapak" respon Dewa sambil mengusap ujung kepala Arta seperti yang dilakukan oleh seorang ayah kepada anaknya
" Apaan sih lo, jangan sentuh-sentuh kepala gue! Lo bukan bapak gue" berang Arta menjauhkan tangan Dewa dari kepalanya " kalian tau dari mana rumah gue?" Tanya Arta lagi karena memang dia belum pernah membawa teman-temannya pulang ke kampung halamannya
" Tanya mereka!" Lagi-lagi Arta disuruh bertanya kepada Pangeran dan Dewa
" Dia yang nyetir, gue sama kek kalian duduk manis" jawab Pangeran
" Gue kerja pake otak bukan seperti Pangeran yang make orang dalam. Lagian kan di biodata lo ada alamat lengkap lo, sekarang dunia sudah canggih kawan, tinggal buka google map lo bisa pergi kemana aja" jawab Dewa
Arta tak tau lagi mau ngomong apaan, sudah berada di kampung halaman bukankah seharusnya dia senang, udah gak pake ongkos, apalagi yang dia jadikan masalah.
" Ini rumah lo yang mana?" Tanya Bani. Di kampung halaman Arta rumahnya tidak seperti rumah di kota yang langsung bisa parkir mobil di depan rumah. Mereka harus parkir jauh dari rumah, udah itu rumah-rumah berdekatan jadi tidak tau yang mana rumahnya Arta
" Kalian yakin mau ke rumah gue? Di rumah gue gak kayak di rumah kalian yang punya AC, dan tidurnya di lantai" tanya Arta memastikan agar nanti temannya tidak menyesal. Rumahnya dengan rumah temannya sudah pasti berbeda dia tidak mau nanti temannya tidak betah dan menimbulkan ketidaknyamanan antara mereka dengan orang tuanya.
" Gue anak Pramuka"
" Gue juga"
" Gue pernah naik gunung"
" Gue pernah ikut papa ke pasar dari malam sampai pagi" ujar mereka semua satu per satu hanya saja Pangeran tidak ikut bicara jadi sekarang semua orang melihat kearahnya
" Anggab aja ini kali pertama buat gue, jadi kalian semua harus semangatin gue!" Ujar Pangeran karena memang seumur hidup dia tidak pernah yang nama tidur di tempat yang kurang nyaman. Lebih tepatnya selama ini dia tidak pernah diizinkan untuk melakukan hal seperti itu, kemanapun dia pergi dan semalam apapun pasti akan ada yang menjemput atau setidaknya mencarikan dirinya tempat yang nyaman untuk di tempati dan selama ini tempat yang dicarikan itu selalu tempat yang berkualitas tinggi dan hari ini adalah pengalaman pertama untuk dirinya، itupun sulit untuk mendapatkan izin dari keluarganya.
" Kayaknya lo gak bakal bisa tinggal di rumah gue deh"
" Lo jangan remehin gue, gini-gini fisik gue kuat"
" Bukan masalah fisik lo, tapi kenyamanan lo, gue gak bisa jamin lo nyaman berada di rumah gue" ujar Arta yang entah kenapa dia takut kalau teman-temannya, terlebih Pangeran tidak nyaman berada di rumahnya.
" Lo gak suka gue datang kesini?" Tanya Pangeran dengan nada suara sedikit kesal karena merasa tidak diterima oleh Arta
" Arta gak maksud gitu, gue yakin Arta senang kita datang kesini tapi dia takut kita gak terbiasa dengan suasana disini" ujar Azka menengahi takut nanti salah satu dari mereka emosi dan malah menjadikan liburan mereka jadi rusak
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Elghava
Roman d'amourCowok yang terlihat Playboy namun aslinya ada seorang bucin. Itu adalah kesan teman-teman Pangeran kepadanya. Gimana tidak? Pangeran tidak bisa lihat cewek cantik, bawaan selalu aja ingin menggoda padahal setiap hari isi mulutnya cewek pujaan hati y...