Tak sekalu bahkan sudah berulang kali Bani dan Arta mengucapkan kalimat yang hampir sama sejak tadi.
" Hampir aja gue bunuh diri. Tidak, mungkin saat ini gue benar-benar udah mati kalau ucapan Pangeran tadi benaran. Ya kali gue anak kesayangan Ambu ke Padang naik bis, ya kali" ujar Bani" Udahlah Bani, lebai loh" ujar Zia
" Bani benar Zia, sia-sia gue temanan anak orang kaya kalau kemana-mana naik bis" kali ini Arta yang berbicara
" Ye ni anak malah ngawur"
" Ngawur gimana, kan ucapan gue fakta. Selama ini gue kan emang hidup enak karena temanan ama kalian"
" Dah lah kalian jangan bahas itu lagi! Kalian kayak gak tau Pangeran aja"
" Karena ini Pangeran makanya gue hampir aja percaya sama ucapannya"
" Benar itu? Gue masih ingat waktu kita pergi ke kampung gue, belum juga 5 menit dia udah mutusin buat balik lagi" ujar Arta mencoba mengingat kegilaan Pangeran
" Gue yakin kalau kejadian terulang lagi, Pangeran pasti mutusin balik lagi meski baru menapak satu menit di Padang" lanjut Arta" Gila aja, Jakarta Padang jauh bro, bisa hancur tu badan"
" Kalau bisa jalur Langit kenapa tidak" ujar Pangeran membenarkan ucapan Arta namun bukan berarti dia akan merelakan badannya hancur, jelasnya kalau bisa naik besi terbang kenapa harus duduk santai di atas besi beroda
Mendengar ucapan Pangeran semua orang memilih bungkam karena percuma bicara atau lebih tepatnya ledekin Pangeran karena gak bakal menang.
Beberapa jam dalam perjalanan, akhirnya mobil mereka masuk ke dalam pelabuhan " turun boleh gak nih?" Tanya Zia yang bosan menunggu di dalam mobil
" Gak ada yang larang tapi lo yakin? Mau neduh dimana? Gak lihat lo diluar sana, gosong tu kulit" ujar Azka menjelaskan kalau di luar mobil sekarang lagi terik, dan tidak ada tempat untuk neduh lebih baik di dalam mobil ada Ac, Segar.
" Sia-sia dong gue jadi anak preman kalau sama matahari aja takut, lagian kalau nanti kulit gue gosong gue bisa minta mama buat ngerawat kulit gue" jawab Zia sambil membuka pintu mobil dan hendak keluar namun terhenti karena pertanyaan receh dari Bani
" Zi, ntar kalau Dewa berpaling karena lo gosong gimana?"
" Gue juga ikut berpaling" jawab Zia dan langsung keluar dari mobil
" Sesimpel itukah hidup seorang Zia?" Tanya Bani bingung
" Lo kayak kagak tau Zia aja, lagian lo ngaco, mana mungkin si Dewa berpaling dia kan bulol ama si Zia" kali ini Azka yang bicara dan tak menunggu respon Bani dia juga ikut keluar menyusul Zia
" Zia" teriak Azka memanggil Zia yang sudah berjarak darinya
" Apaan?"
" Kemana? Nyari makan yuk!" Ajak Azka karena tujuan turun emang untuk memanjakan perutnya
" Mau makan apa? Gak lihat lo ini pelabuhan bukan swalayan"
" Katanya anak preman masak konsep gini aja gak tau, nih ya Zia di tempat seperti ini pasti ada tuh pedagang yang jualan jalan kaki gitu, ayok ah" ujar Azka yang sudah menarik Zia untuk mencari pedagang
Di dalam mobil sejak 15 menit yang lalu tidak ada yang berniat mengikuti Azka dan Zia karena mengingat kerasnya teriknya matahari padahal udah mau sore
" Kalau kayak gini, bosan juga" keluh Aretha yang sudah bosan duduk di mobil
" Benar Ta, keluar yuk!" Ajak Bani " kita nyusul dua curut" lanjut Bani
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Elghava
RomanceCowok yang terlihat Playboy namun aslinya ada seorang bucin. Itu adalah kesan teman-teman Pangeran kepadanya. Gimana tidak? Pangeran tidak bisa lihat cewek cantik, bawaan selalu aja ingin menggoda padahal setiap hari isi mulutnya cewek pujaan hati y...