21. 🤴 Kaburnya Sang Sultan Emang Beda

16 2 0
                                    


Namanya saja orang tua akan selalu menang dalam segi apapun jika lawannya adalah anaknya sendiri dan hal itu yang dirasakan oleh Pangeran saat ini. Tadi kalau saja tidak dipaksa oleh Azura dia tidak akan meminta maaf kepada mamanya lebih tepatnya tidak akan bertemu dengan mamanya dan berakhir pulang bersama kedua orang tuanya.
" Mama tau, dalam hati pasti kamu mendumelkan? Percuma, lagian apa salahnya? Kita sama-sama mau pulang dan tujuannya juga sama. Lebih baik kamu bareng mama sama papa. Kamu juga bisa hemat kan?"

" Sia-sia dong aku jadi keturunan milyader kalau masalah gini aja di suruh hemat" balas Pangeran merespon ucapan mamanya

" Jadi kamu mau pulang sendiri?" Kali ini sang papa yang bicara
" Kalau iya papa akan minta supir taxi nya berhenti?" Lanjut sang papa

" Gak lah pa. Kan ceritanya mau hemat biar bisa beliin istri Pangeran bongkahan berlian"

" Gayaan mau beliin Azura berlian. Sekolah aja gak benar" ejek sang mama

Pangeran gerah mendengar ejekan sang mama " mama ini kenapa sih, selalu saja ngejek Pangeran? Lagi PMS ya" geram Pangeran melotot kearah mamanya

" Makanya sekolah yang benar dan bersikap yang baik. Ini belum apa-apa udah nikahin anak orang aja" ujar sang mama yang masih saja merendahkan anaknya

" Pak berhenti pak, aku turun disini aja" seru Pangeran kepada supir yang duduk di sebelah papanya

" Ini masih jauh Pangeran, yakin kamu mau turun disini?" Tanya sang papa

" Gak papa pa, aku turun disini aja. Aku akan cari taxi kalau gak angkutan umum aja. Dari pada disini dengar suara lalat yang bikin sakit kepala" ujar Pangeran yang tak lagi berbicara sopan dan setelah mengatakan hal itu dia langsung turun dari mobil karena memang mobil itu telah berhenti.

Pangeran berjalan menjauh dari mobil yang di tumpangi oleh kedua orang tuanya itu, ia tidak peduli dengan panggilan mamanya dan untungnya angkutan umum lewat, tanpa pikir panjang dia langsung memberhentikannya dan langsung naik agar bisa terhindar dari panggilan mamanya.

" Mau kemana nak?"

" Jalan aja dulu pak, oh ya pak, boleh saja minjam hp bapak?" Tanya Pangeran karena dia harus menghubungi seseorang yang akan membayar ongkos taxi yang dia naiki karena dia sadar dia tidak membawa dompet maupun hpnya saat turun dari mobil mamanya " saya gak niat maling kok pak, saya cuman mau menghubungi teman saya" tambah Pangeran karena merasa tidak ada respon dari sang supir

" Pakai dulu pak" ujar Pangeran saat sang supir akhirnya mau meminjamkan hp miliknya

" Hai Ta, Lo dimana?"

" Di apartemen Zia kenapa?" Jawab Arta orang yang di hubungi oleh Pangeran

" 10 menit lagi lo turun, tungguin gue di depan gedung Apartemen itu"

" Lah ngapain?"

" Lagi Urgent jadi tolong bantuin gue"

Arta yang mendengar kata darurat dari Pangeran, teringat kejadian saat mama Pangeran mendatangi dirinya dan yang lain ke apartemen tempat dia tinggal " ok" jawab Arta

" Makasih, gue tutup dulu. Ingat jangan sampai lo gak ada pas gue sampai nanti"

" Iya, tenang aja"

" Ya udah, bye"

" Ini pak hpnya. Makasih" ucap Pangeran menyodorkan hp milik supir taxi yang dia naiki " oh ya pak, antar saya ke apartemen sapphire blue ya" pinta Pangeran yang diangguki oleh sang supir

Selang beberapa waktu taxi yang di naiki oleh Pangeran terparkir di depan gedung apartemen yang dia inginkan dan dapat dia lihat Arta sudah nangkring disana sesuai perintah Pangeran

Pangeran Elghava Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang