5. 🤴 Rindu tak sampai

35 6 0
                                    


Setelah kembali dari kampung Arta, bukannya pulang ke rumah, Pangeran langsung menuju ke kediaman Azura, sang pujaan hati. Tak satupun yang dapat mendefinisikan apa yang dia rasakan saat ini, Pangeran sudah tidak sabar melihat orang yang sudah di puja-pujanya sejak dia tidak tau apa itu perasaan.

" Assalamualaikum" salam Pangeran sambil mengetok pintu rumah yang sedang tertutup itu.

" Assalamualaikum" ulang nya mengucapkan salam tapi tetap tidak ada sahutan dari dalam rumahnya itu. Perasaan Pangeran mulai tidak enak.

" Assalamualaikum" ulang Pangeran untuk yang ketiga kalinya. Dia tau kalau di dalam rumah itu tidak ada orang tapi hatinya meyakinkan pasti ada yang akan membukakan pintu untuknya

" Nenek, benar tadi tante bilang kalau ada acara di rumah neneknya" gumam Pangeran lalu segera kembali ke mobilnya dan berangkat ke rumah neneknya.

Keadaan Pangeran mulai kacau. Jika selama perjalanan dari kampung Arta sampai ke rumah Azura tadi, Pangeran dipenuhi dengan rasa bahagia dan geregetan karena sebentar lagi akan bertemu dengan jodohnya namun sekarang dia teringat hal-hal yang sudah terjadi sebelumnya. Azura, gadis pujaan hatinya itu selalu menghindar darinya dan hari ini pasti hal yang sama terjadi lagi. Bertahun-tahun dia mengejar Azura kenapa Azura masih saja belum luluh. Apa yang harus dia lakukan?

" Kenapa sih kakak selalu menghindar dari gue kak, apa sejijik itu lo saat gue dekatin lo?" Geram Pangeran sambil memukul stir mobil yang dia kendarai.

Hal inilah yang membuat Pangeran tidak mau memberitahu teman-temannya siapa cewek yang dia sukai. Sebenarnya sejak awal dia tidak ingin teman-temannya tau kalau dia menyukai seorang gadis tapi mulutnya tidak bisa di kontrol kalau sudah ada yang menjodoh-jodohkan dirinya dengan anak-anak sekolah yang kata mereka cantik dan cocok dengan dirinya karena hal itu dia kelepasan ngomong kalau dia mempunyai sang pujaan hati, agar tidak lagi dicomblangi dengan cewek manapun.

Sebenarnya Pangeran sudah mencoba untuk tidak lagi mengejar dan mengidolakan Azura dalam hatinya tapi dia tetap tidak bisa, mungkin entah rasa apa yang ada dalam dirinya itu sudah tumbuh sejak kecil jadi sulit untuk membunuhnya. Dan bagaimanapun cara dia pasti akan mendapatkan Azura, terpaksa atau tidaknya Azura dia tidak peduli. Azura adalah miliknya, apapun caranya.

Mobil Pangeran terparkir dengan baik di halaman rumah neneknya Azura dan dengan segera dia melangkah ke pintu rumah itu.

" Den Pangeran nyari siapa?" Tanya satpam rumah itu saat Pangeran belum sampai di dekat pintu

" Nenek ada di dalam pak?"

" Gak ada den, mereka semua lagi pergi ke acara keluarga"

" Acara keluarga? Bukannya tempatnya disini?"

" Ya gak den, kan acaranya di rumah besan mereka"

" Besan? Siapa pak?"

" Mertuanya buk Anna, pak Faaz"

" Pesantren? Rumah mereka yang ada di pesantren itu pak?"

" Iya den"

" Ya udah makasih infonya pak, kalau gitu aku pergi dulu. Assalamualaikum" salam Pangeran yang berjalan dengan cepat kearah mobilnya

" Aku pasti akan menemukanmu, pujaanku" gumam Pangeran seraya melajukan mobilnya. Ini mungkin akan jadi pertama kalinya dia datang ke tempat yang akan dia tuju tapi dia tau dimana alamat itu, alamat pesantren tempat orang tua Azura pernah menimba ilmu itu dan juga rumah orang yang selama ini di panggil ayah oleh Azura.

Tak sampai satu jam melajukan mobilnya, Pangeran sudah sampai di gerbang pesantren besar itu. Pangeran keluar dari mobil dari luar saja sudah terlihat kalau pesantren yang ada di depannya ini adalah pesantren yang terkenal dan ternama tapi yang jadi pertanyaan kenapa malah Azura dulu disuruh belajar di pesantren lain? Apa karena Azura tak ingin berada di jarak yang dekat dengan nya?

Pangeran Elghava Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang