" kak Doyoung buka pintunya dong " hanbin sudah satu jam berdiri di depan kamar kak Doyoung, tapi kak doyoung tetap tidak meresponnya. Karena diabaikan hanbin memilih pergi ke kamarnya.
" Maafin Doyoung ma,pa....Doyoung tidak ada maksud marah sama adik...."ucapnya pelan sambil memeluk bingkai foto kedua orangtuanya.
" Jangan ambil adik dari Doyoung ya ma, pa ... Doyoung sayang banget sama adik, Doyoung tidak mau kehilangan adik, Doyoung tidak tega melihat adik kesakitan terus. Kalau bisa ditukar...biar doyoung saja yang sakit jangan adik...hiks....hikss....hiks.." ini pertama kalinya Doyoung menangis. Selama ini dia selalu menahan air matanya agar tidak keluar. Bahkan saat Doyoung kehilangan orangtuanya, dia sama sekali tidak menangis. Doyoung selalu bersikap kuat dan tegar. Dia tidak mau terlihat lemah di depan adiknya.
>>>>>
Disisi lain Hanbin sedang fokus belajar di kamarnya, mengingat besok dia akan ada ulangan matematika. Kepalanya yang berdenyut sejak tadi dia hiraukan. Hanbin terlalu malas untuk mengambil obatnya yang dia letakkan di laci samping tempat tidurnya. Jaraknya tidak jauh, hanya saja hanbin benar-benar mager saat ini.
Tes..tes...tes..
Cairan warna merah keluar dari hidungnya, Hanbin menyeka darah itu dengan tangannya.
" Ini penyakit didiemin makin ngelunjak njirr "
Hanbin segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan hidung dan tangannya yang dipenuhi darah. Setelah selesai, hanbin mengambil obat dan langsung menelannya tanpa bantuan air. Dia tidak mau tumbang malam ini. Hanbin menyudahi belajarnya dan memilih untuk tidur agar pusingnya bisa mereda. Sebelum tidur hanbin berdoa supaya kak besok kak Doyoung sudah memaafkannya.
>>>>>
Pagi pukul 07.30 hanbin sudah rapi dan siap untuk berangkat ke sekolah. Sebelum pergi hanbin melihat pintu kamar Doyoung masih tertutup rapat.
" Kak Doyoung masih marah nggak ya"
Hanbin memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Kak Doyoung. saat tangannya sudah terangkat ingin mengetuk, tiba-tiba dia mendengar suara berisik di dapur
" Apa itu kak doyoung ? "
Hanbin langsung berlari ke arah dapur dan benar saja disana ada Doyoung yang sibuk menyiapkan sarapan.
" Pagi kak " sapa hanbin ceria
" Hmm "
Hanbin cemberut dengan respon Doyoung " kak doyoung ternyata masih marah ya ? " Ucapnya pelan
Hanbin duduk di meja makan menunggu kakaknya selesai memasak. Doyoung meletakkan 2 piring nasi goreng di atas meja. Satu untuknya dan satu lagi untuk Hanbin.
Mata Hanbin berbinar melihat nasi goreng buatan kakaknya" Terimakasih kak doyoung "
" Hmm "
Lagi - lagi hanbin dikacangin. Karena kesal, hanbin berniat mengerjai kakaknya. Senyum jahil terukir di wajah Hanbin.
" Akkhhh sakit banget " hanbin memegang kepalanya. Apakah sakitnya kambuh ? Tentu saja tidak, dia hanya ingin melihat respon kakaknya. Doyoung yang hanya fokus dengan nasi gorengnya segera menghampiri hanbin dengan wajah panik.
" Dik kamu kenapa ? Kepalanya sakit lagi ? Kita ke rumah sakit ya ? " Tanya kak doyoung khawatir
" Rasain ! " Hanbin tersenyum jahil yang dapat terlihat oleh Doyoung
" Kamu ngerjain kakak ya ! "
" Hehehe..habisnya kakak kacangin hanbin terus "
Doyoung tidak bisa menahan diri untuk tidak mencubit pipi adiknya yang terlihat semakin tirus
" Dasar anak nakal "
" Kakak maafin hanbin ya ? Hanbin janji tidak akan mengulanginya lagi" ucap hanbin memelas
" Janji ? "
Hanbin mengangguk lucu
" Nanti pulang sekolah kakak jemput ya ? Kita ke rumah sakit " kata doyoung lembut
" Siapp kak " jawab Hanbin semangat
>>>>
Hari ini Doyoung tidak berangkat ke kantor, melainkan dia ada di depan makam mama dan papanya.
" Ma, Pa Doyoung datang "
" Maaf Doyoung baru bisa datang sekarang "
" Doyoung kangen kalian .."
" Tolong jaga Doyoung dan adik dari sana ya ma..pa....hiks...hiks.." air mata Doyoung kembali terjatuh mengingat kenangan dia bersama mama dan papanya.
>>>>
Sudah pukul 4 sore tapi kak Doyoung belum juga sampai di sekolah untuk menjemput Hanbin. Harusnya Doyoung sudah datang dari jam 1 siang tadi.
" Kak doyoung kenapa belum datang ya ? " Raut wajah hanbin terlihat kesal bercampur khawatir, tidak biasanya kak Doyoung ingkar janji ( kalau dia sih sering )
" Mungkin masih macet bin " Hao yang menemani hanbin berusaha menenangkannya
" Tapi ini sudah 3 jam kak "
Hanbin mencoba untuk berfikir positif, tapi ponsel kak doyoung tidak bisa dihubungi. Itu membuat hanbin semakin Khawatir.
" Kamu minum dulu bin, jangan bolak - balik kayak setrikaan! Kakak pusing lihatnya "
Hanbin menuruti perintah Hao, dia duduk di samping Hao lalu menggenggam tangan hao erat. Hao merasakan tangan hanbin sangat dingin
" Bin kamu kenapa ? "
" Hanbin takut..."
" Takut kenapa ? " Hao mengelus rambut hanbin lembut.
Hanbin hanya menggeleng pelan, entah kenapa perasaan hanbin tidak enak. Semoga kak doyoung baik - baik saja.
Tepat jam 5 ponsel hanbin berbunyi. Wajah hanbin yang tadinya sendu berubah sumringah saat membaca nama yang tertera di ponselnya
" Kak doyoung "" Kakak dimana sih ! Kok lama banget"
" Maaf apa anda mengenal orang yang punya ponsel ini ? "
Bukan suara Doyoung melainkan suara wanitalah yang hanbin dengar
" Iya saya kenal , saya adiknya. Maaf ini siapa ya ? "
" Kami dari RS Widya Dharma ingin mengabarkan kalau pemilik ponsel ini baru saja mengalami kecelakaan dan saat ini sedang kritis di UGD "
Tubuh hanbin langsung merosot ke lantai mendengar kabar kak doyoung kecelakaan. Ponsel yang ada di genggamannya terlepas begitu saja
" Bin kamu kenapa ? "
Tatapan hanbin berubah kosong, pikirannya melayang kemana-mana
" Hanbin jawab kakak kamu kenapa ?
" Kak Hao......"
"......"
" Kak doyoung kecelakaan....hikss..hiksss....hikss.." tangisan hanbin pecah dalam pelukan hao.
" Hanbin tidak mau sendirian "
Apakah kak doyoung akan selamat atau tidak ?
Terimakasih untuk yang masih setia baca dan vote 🙏🥰
💗 Happy reading 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
HAOBIN - Surat Terakhir Untuk Kak Hao
РазноеSung Hanbin adalah orang yang baik, humble ke semua orang, dan selalu ceria. Tapi di balik wajah yang ceria, siapa sangka Hanbin menyimpan luka yang sangat dalam. Sung Hanbin " Terimakasih kak Hao, karena selalu ada disampingku " Zhang Hao " Apapun...