" Iya ! Tidak ! "
Hao menatap hanbin sinis karena mengatakan " iya "
" Bin, kenapa kamu jawab iya sih ? " Tanya Hao berbisik, agar tidak terdengar oleh anak kecil itu
" Malu kak......" Jawab Hanbin pelan
" Ngapain malu sama anak kecil ? Kamu malu pacaran sama kakak ? Kamu tidak mau mengakui kakak sebagai pacarmu " tanya Hao bertubi-tubi
" Bukannya begitu kak, tapi ini anak kecil ...udah ah jangan diperpanjang lagi "
Dengan terpaksa Hao mengakui kalau mereka berdua hanya sebatas teman.
" Teman ? Tapi dari penglihatan ku sepertinya kalian tidak hanya sekedar teman " selidik anak kecil itu
" Sok tau ! Anak kecil tau apa ? " Ketus hanbin
" Anak kecil aja tau ... " Gumam Hao pelan, yang masih bisa terdengar di telinga hanbin
Selesai berurusan dengan anak kecil , mereka berdua melanjutkan acara kencan. Hampir aja kencannya batal gara - gara anak kecil.
" Sekarang kita mau kemana bin ? "
Hanbin duduk di kursi yang ada disana, tanpa berniat menjawab pertanyaan Hao. Hao di belakang mengikuti apa yang dilakukan pacarnya itu.
" Nanti aja kak, kita duduk disini aja dulu "
" Kamu capek ya ? " Tanya Hao
Hanbin mengangguk pelan. Dia menaruh kepalanya di bahu Hao. Dengan sigap Hao mengelus rambut pacarnya.
" Kamu kenapa ? " Tanya Hao khawatir
" Kepala hanbin pusing kak,," sekarang hanbin tidak perlu menyembunyikan rasa sakitnya lagi di hadapan Hao. Ada untungnya juga mengetahui tentang sakitnya .
" Kamu bawa obat ? " Tanya Hao seraya mengelus pelan rambut hanbin
Hanbin mengangguk. Hao mengambil obat di tas hanbin dan langsung membantu hanbin meminum obatnya.
" Kak kita istirahat sebentar ya ? " Kata hanbin pelan
Hao kembali menyandarkan kepala hanbin di bahunya. Hanbin memejamkan mata ketika pusing mulai muncul. Hao tidak tega dengan keadaan Hanbin seperti ini.
" Bin kita pulang aja ya ? "
" Nggak mau.....hanbin masih mau jalan .."
" Tapi muka kamu semakin pucat bin..."
" Hanbin baik-baik aja kok, hanbin cuma kelelahan doang "
Perkataan dan tubuh hanbin tidak selaras. Saat dia berdiri menunjukan bahwa dirinya baik-baik saja di depan Hao, justru tubuhnya hampir ambruk. Untung saja Hao dengan cepat menangkapnya.
" Bin kamu itu nggak baik, kita pulang aja ya ... "
" Nggak mau ! " Hanbin tetap keras kepala melanjutkan kencan mereka
" Kalau itu mau kamu...kita istirahat disini selama satu jam..kalau dalam satu jam keadaan kamu belum membaik kita langsung pulang !! Gimana ? "
" Iya ...." Jawab Hanbin lemas
Duduklah mereka kembali di kursi, hanbin yang tidur dengan paha Hao sabagai bantal untuk kepalanya. Hanbin mulai memejamkan matanya, berharap pusingnya akan mereda setelah ini. Kalau tidak, dia akan diseret pulang sama Hao .
Hao sebenarnya ingin mengajak hanbin untuk pulang. Mengingat cuaca di taman sangat dingin, dan anginnya juga lumayan kencang. Hao takut hanbin akan semakin sakit kalau tetap disini. Tapi Hao todak bisa membantah kemauan hanbin. Nanti takutnya dia diputisin lagi sama Hanbin. Mana baru pacaran beberapa hari . Dia tidak mau jomblo lagi.
" Kak...nanti kita ke pantai yukk ! " Ajak hanbin
" Pantai ??? Bukankah kamu bilang kamu tidak berani ke pantai ? Kenapa sekarang tiba-tiba mau kesana ? "
" Hanbin mau coba melawan semuanya kak....hanbin tidak mau takut lagi..kakak mau kan bantuin hanbin ?? " Tanya hanbin yang masih berbaring di paha Hao .
" Iya kakak mau...bin " Hao menundukan wajahnya lalu mencium bibir hanbin.
Happy Reading 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
HAOBIN - Surat Terakhir Untuk Kak Hao
RandomSung Hanbin adalah orang yang baik, humble ke semua orang, dan selalu ceria. Tapi di balik wajah yang ceria, siapa sangka Hanbin menyimpan luka yang sangat dalam. Sung Hanbin " Terimakasih kak Hao, karena selalu ada disampingku " Zhang Hao " Apapun...