41. Selalu Bersama

147 14 1
                                    

Sesuai permintaan dari hanbin, doyoung tidak melanjutkan pengobatan hanbin. Doyoung bukannya menyerah dengan semuanya, tapi yang merasakan sakitnya itu adalah hanbin. Dia tidak mau memaksakan tubuh hanbin. Dia tidak mau melihat hanbin menderita karena pengobatan ini. Doyoung akan menuruti semua kemauan hanbin. jika hanbin tidak suka, maka dia tidak akan memaksakannya.

>>>>

" Kak Hao mau melanjutkan kemana ? " Tanya hanbin yang saat ini sedang bersantai di ruang tamu

" Hmmmm...enaknya kemana ya bin ? Kakak masih bingung "

Hao saat ini sudah lulus SMA, Langkah selanjutnya adalah memilih universitas yang ingin dia tuju. Hao itu anak yang pintar, jadi universitas manapun yang ingin dia tuju itu tidak masalah baginya. Yang jadi masalah adalah Hao bingung mau pilih jurusan mana. Awalnya dia ingin mengambil musik, tapi takut di geprek papanya.

" Kalau jadi dokter gimana kak ? " hanbin memberikan usul

Sebelum hanbin mengatakan itu. Dia memang ada rencana untuk mengikuti jejak ayahnya menjadi dokter.

" Nanti kalau kak Hao jadi dokter, kan bisa tuh jadi dokter pribadi hanbin .. hehehe " kata hanbin cengengesan

" Emang kamu mau kakak jadi dokter pribadi kamu ? "

" Mau banget lah ! Dokter yang sekarang menyebalkan ! "

Hanbin nggak tau saja orang yang dia ejek itu papanya Hao.

" Kalau gitu kakak bisa marahi kamu sepuasnya "

" Maksudnya ?? "

" Kamu itu kan bandel bin...suka minum obat telat ...selalu maksain tubuh kamu sendiri...kakak bisa marahin kamu kalau jadi dokter "

" Enak aja...kalau gitu hanbin nggak mau ganti dokter !! "

" Bin..kamu mau mau nungguin kakak kan ? "

" Nungguin apa kak ? "

" Tungguin kakak sampai jadi dokter....kamu janji akan ada di momen itu kan bin ? " suasana yang tadinya bercanda berubah jadi serius

Hanbin bingung harus menjawabnya seperti apa. Hanbin tidak mau memberikan harapan palsu pada Hao . 

" Ada ataupun tidak ..hanbin akan selalu di hati kak Hao "

" Kakak serius bin..bukannya mau dengar gombalan "

" Hanbin serius kak...atau jangan-jangan di hati kak Hao tidak ada hanbin !! " Kata hanbin cemberut

" Mulai..." Hao menatap sinis ke arah hanbin

" Kak Hao...."

Hanbin tetap cemberut tidak mau menatap ke arah Hao. Hanbin semakin dibuat kesal karena Hao lebih fokus pada laptop daripada dirinya.

" Hello..disini masih ada orang loh.."

Hao tetap fokus pada laptopnya

" Wahhh....awas Lo minta jatah ya ! "

Hao yang mendengar itu lantas dengan cepat menoleh ke arah hanbin dan menatapnya tajam.

" Kayak pernah ngasi jatah aja ! " Sindir Hao

" Ohhhh...jadi gitu..ya udah mulai sekarang jangan sentuh - sentuh hanbin ! Kita musuhan ! "

" Kok gitu sih ancemannya..."

Hao ingin mencubit pipi hanbin, tapi langsung di tepis oleh Hanbin. Tidak mau menyerah Hao mencoba mengelus rambut hanbin

" Jangan rambut !! " Hao kaget dibentak hanbin

" Maaf bin...kakak nggak bermaksud " Hao tidak menyangka hanbin beneran marah, dia pikir awalnya hanya bercanda.

Hanbin yang melihat ekspresi Hao yang merasa bersalah. Hanbin jadi tidak enak.

" Kak ... Hanbin nggak marah kok... ekspresi nya jangan gitu dong .." hanbin tidak ingin memberitahu Hao kalau akhir - akhir ini dia tidak suka rambutnya disentuh. Bukannya apa, hanbin takut rambutnya rontok. Hanbin tidak suka tatapan kasihan dari orang-orang.

" Kamu beneran nggak marah ? "

" Iya beneran " jawab Hanbin tersenyum

" Kalau gitu kita..hmmmm " Hao terlihat mencurigakan

" Kita apa..."

" Katanya mau ngasi jatah " Hao menaik turunkan kedua alisnya

" Dasar mesum "






















💗 Happy reading 💗
Terimakasih untuk yang sudah baca dan vote 🙏🥰
Maaf kalau ada typo 🙏😔

HAOBIN - Surat Terakhir Untuk Kak HaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang