14. Impian 🍂

154 24 1
                                    

⭐⭐⭐

Malam ini taerae bingung dengan tingkah kakak beradik doyoung dan Hanbin. Pulang dari rumah sakit keduanya tidak mengatakan apapun, bahkan sekarang di meja makan mereka berdua hanya diam.

" Bin!"  Taerae menyenggol tangan hanbin

" Apaan!"

" Kalian lagi ada masalah ya ? Pulang dari rumah sakit kalian berdua jadi pendiam "

" Kepo Lo ! " Ketus hanbin

Salah besar kalau taerae tanya hanbin

" Kak doyoung !"

Karena penasaran taerae pada akhirnya menanyakannya ke kak doyoung, itu membuat hanbin menatap tajam taerae

" Iya kenapa taerae ?"

" Kakak lagi ada masalah ya ? Daritadi diem aja "

" Ah ...nggak kok, kakak hanya kelelahan. Kakak udah selesai makan, kakak mau ke kamar duluan ya, kalian jangan berantem !"

" Jawaban yang tidak memuaskan "  kesal taerae

" Makanya jadi orang jangan kepo!"

" Kasi tau dong bin !"  Taerae mengguncang tubuh hanbin

" Kasi tau apa ? Kak doyoung kan udang bilang dia cuma kelelahan. Lebih baik sekarang Lo berkemas terus pergi dari sini ! Nggak malu Lo nginep disini Mulu !"

" Gue nggak mau pulang !!"

" Lah kenapa ? Orang tua Lo kan udah balik dari luar negeri!"

" Walaupun mereka udah balik, mereka nggak pernah ada di rumah! Gue bosan di rumah sendirian. Kalau disini kan seru ada Lo sama kak doyoung jadi nggak kesepian"

" Siapa suruh Lo jadi anak tunggal"
Hanbin merasa iba mendengar jawaban taerae, dia jadi merasa bersalah menyuruh taerae untuk pulang kerumahnya.

⭐⭐⭐

Jam istirahat sekolah hanbin tidak ingin pergi ke kantin. Akhir-akhir ini Hanbin kehilangan nafsu makan karena pengaruh obat yang dia konsumsi setiap hari, daripada dia dipaksa makan sama gyuvin, lebih baik dia kabur ke perpustakaan, tempat itu paling nyaman buat tidur.

" Kayaknya enak kalau tidur disini "

Hanbin merebahkan kepalanya di meja dan mulai tertidur, setelah 15 menit ada di alam mimpi tiba-tiba...

" Ahh! Gue benci angka-angka ini "
Seseorang tiba-tiba memukul meja!
Hanbin terbangun dari tidurnya, dia kaget melihat Zhang Hao yang sudah duduk di depannya. Hao terlihat serius dengan buku- buku yang ada di meja.

" Hao! Sejak kapan Lo disini ?"

" Ehh bin... Sorry gue nggak ada maksud buat ganggu tidur Lo!"

" Lo nggak mumet setiap hari lihat buku-buku itu ? Gue yang liatnya aja pusing "  tanya hanbin heran

" Pusing sih ada, tapi demi mewujudkan impian gue jadi dokter gue harus melakukan semua ini "

" Impian Lo atau papa Lo ?"

Hao skakmat! Dia tidak bisa membalas perkataan hanbin karena yang dikatakan hanbin tidak sepenuhnya salah

" Hao gue boleh jujur nggak ? "

Hanbin menatap Hao intens. Itu membuat jantung Hao berdetak tidak karuan

" Jangan bilang dia mau nembak gue?"
Batin Hao

" Hao ! Lo kok bengong sih !! " Teriak hanbin

" Hussshhhh......"  Semua orang yang ada di perpustakaan mengisyaratkan hanbin untuk diam

" Hehehe....maaf...maaf..."  Jawab Hanbin cengengesan

" Lo mau jujur apa bin ?"  Hao tersadar dari lamunannya

" Jujur gue akan sangat senang kalau setelah dewasa nanti Lo memilih untuk menjadi dokter "

" Kenapa jadi Lo yang senang kalau gue jadi dokter ?  Tanya Hao bingung

" Karena setelah dewasa nanti gue mau ganti dokter , dokter yang sekarang nyebelin! Gue selalu disuruh melakukan pengobatan ini itu , minum banyak obat, tapi bukannya sembuh penyakit gue justru makin parah "

Hao tertegun mendengar penuturan hanbin, sakit ? Dokter ? Obat ? Penyakit ? Apakah hanbin sakit ? Semua pertanyaan itu sekarang ada di kepala Hao. Dia ingin menanyakan langsung tapi ragu, Hao akan menunggu hanbin sendiri yang siap menceritakan semuanya.

" Bin, kalau impian Lo mau jadi apa ?"
Sekarang giliran Hao yang bertanya

" Impian gue ? Apa orang seperti gue boleh punya mimpi ?"

" Maksud Lo apa ? Semua orang di dunia ini berhak punya mimpi termasuk Lo! "

" Kayak bakal terwujud aja! Bertahan hidup aja sulit "  hanbin tersenyum miris

" Lo ngomong apaan sih ? Gue nggak ngerti "

" Takutnya sebelum mimpi gue terwujud, gue udah pergi duluan " jawab Hanbin pelan

" Emang Lo mau pergi kemana ? Kenapa omongan Lo seakan-akan lo akan pergi jauh "  tatapan Hao berubah menjadi sendu

" Hahahaha.....muka Lo serius amat sih! Gue cuma bercanda hao!"
Hanbin tidak bisa menahan tawanya melihat wajah Hao yang serius, dalam sekejap ekspresi Hao berubah drastis. Dia menatap tajam ke arah hanbin

" HUSSSHHHH......"

" Oh iya....gue lupa lagi di perpustakaan, sorry everyone "

Lagi-lagi hanbin menyembunyikan lukanya dengan candaan.











Terimakasih untuk yang sudah baca dan vote 🙏🙏🥰 🥰

Terimakasih untuk yang sudah baca dan vote 🙏🙏🥰 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gebrakan hanbin yang terbaru 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gebrakan hanbin yang terbaru 🤗



HAOBIN - Surat Terakhir Untuk Kak HaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang