***
Happy Reading🕊
***Suara tembakan terdengar dari arah ruangan yang terkunci, jantung Ithar seketika terasa ingin melompat dari tempatnya, detak jantungnya terpacu dengan cepat ketika mendengar Athaya menjerit, bagaimana jika yang di tembak itu adalah Athaya?
"Sial." Umpat Ithar, ia sampai tak bisa mengontrol kata-katanya.
Ithar berlari ke ruangan itu dengan deru hawa nafsu yang membara, ia bersumpah tidak akan memberi ampun pada siapapun yang telah mencelakai anaknya. Ithar menggedor-gedor pintu ruangan karena ruangan tersebut susah untuk dibuka, bahkan Ithar sampai menendangnya.
"BUKAA SIALAAN." Bukan, bukan Ithar yang mengatakan itu tapi seseorang di dalam ruangan itu. Ithar sempat terdiam dengan suara seseorang yang tak asing baginya, tapi bagaimana bisa? Apa orang itu juga terlibat sebagai pelaku dengan ini semua?
Ithar kembali berusaha membuka pintu ruangan itu dengan sekuat tenaga, ketika Ithar tengah sibuk mendobrak-dobrak tak disangka pinti ruangan itu terbuka sehingga Ithar tersungkur ke lantai, terlihat dua orang dengan pakaian serba hitam berdiri.
"Bangun lo." Ucap salah satu orang itu, ia membangunkan Ithar dengan paksa.
"Di mana anak saya?" Ithar menatap tajam dua orang dihadapannya dengan deru nafas yang tak biasa.
"Ckk, anak lo?" Seseorang itu tersenyum sinis.
"SAYA TANYA DI MANA ANAK SAYA?!!" Bentak Ithar emosi.
"Ada tuh di dalam," orang itu menunjukkan ruangan di belakangnya, Ithar buru-buru ingin masuk namun di cegah oleh keduanya, "eitss santai dulu gak sih bro, gak usah buru-buru, anak lo gak apa-apa, palingan cuma mati aja nanti."
Ithar menahan emosi walau sebenernya ada rasa ingin menghajar dua orang yang ada di hadapannya ini.
"Minggir."
"Kalau lo mau ambil anak kesayangan lo itu, lawan kita dulu berani gak----"
Bughh bughh
Belum sempat orang itu menyelesaikan omongannya, Ithar langsung membogem kedua pipi orang di hadapannya dengan sekali tonjokan, "kalian pikir saya takut sama kalian, salah besar."
"Gue suka gaya lo."
Perkelahian di mulai dengan satu lawan dua, tentu saja Ithar sendirian dan mereka berdua. Pukulan demi pukulan sudah sama-sama merasakan, namun belum juga ada yang menyerah, ketiganya masih sangat terlihat bugar belum ada yang sempoyongan.
Seperkian detik salah satu dari orang itu berhasil Ithar patahkan lengannya dengan cara diputar, orang itu ambruk. Namun orang satunya lagi terlihat mengambil sesuatu di dalam sakunya yang tak lain dan tak bukan adalah pistol, pistol itu ditodongkan ke arah Ithar sehingga membuat Ithar diam tak bergerak.
"Diem lo, atau nggak nyawa lo yang akan hilang detik ini juga." Ancamnya.
"Jangan mendekat." Ucap orang itu lagi ketika Ithar mendekat ke arahnya, Ithar tak menghiraukan sehingga ia terus berjalan maju mendekati orang itu yang sedang menodongkan pistol ke arahnya.
Bughh
Ithar menendang tangan orang itu yang sedang memegang pistol sehingga pistol itu terjatuh, dan langsung dengan sigap Ithar ambil. Sekarang giliran orang itulah yang tak bisa berkutik, tak bisa ada yang menolongnya karena temannya sudah jatuh pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis takdir Rayaa
Novela Juvenil"Takdir Allah itu penuh misteri, buktinya saya bertemu dengan seorang gadis yang ternyata teman dari adik saya sendiri." Ithar Jiyaad * * Berniat hanya hadir sebagai tamu undangan karena permintaan sang adik, pria bernama Ithar Jiyaad justru menjadi...