Hellow di tempat kalian udah pts atau belum nih? Atau ada yang sama kayak aku tanggal 05 oktober nanti?Semangat untuk pts nya semoga lancar mengerjakan nya, dan untuk yang udah semoga hasil nya bagus. Aamiin🦋🕊
***
Happy Reading🕊
***"Hey bangun, subuhan." Ithar menoel-noel pipi Alya, dirinya baru saja selesai mandi akan tetapi sudah menggunakan baju koko dan juga sarung.
Alya merasakan ada sesuatu yang dingin menyentuh wajahnya, ia mengerjapkan matanya dan mendapati Ithar di depan matanya, "ngantuk."
"Gak boleh gitu, bangun dulu sholat subuh dulu."
"Eughh---" Alya menggeliat mencoba mengurangi rasa kantuknya.
"Gendong." Lirihnya manja sambil merentangkan tangannya. Ithar menuruti menggendong tubuh Alya ke dalam kamar mandi setelah itu, membawa kembali ke dalam kamar.
Beberapa menit Alya mengganti pakaiannya menjadi mukena, akhirnya ia sudah siap melakukan sholat subuh, ya, mereka tidak sholat tahajud karena terlewat. Ithar dan Alya melakukan sholat subuh dengan khusyuk lalu beberapa menit mereka telah selesai melaksanakannya.
Alya menguap dan menyimpan kepalanya di sajadah seperti sujud, Ithar menyadarinya dan langsung membuat Alya duduk dengan tegak walau matanya tidak bisa dipungkiri jika dirinya mengantuk.
"Masih ngantuk?" Tanya Ithar.
Alya mengangguk, "iya, ngantuk."
"Yaudah gapapa sini bobo di pangkuan aku biar kamu nyaman, nanti aku bangunin kalau sudah jam enam." Ithar menaruh kepala Alya di pangkuannya, Alya meringkuk hanya bermodal mukena sebagai selimutnya.
"Mas gapapa kalau aku gini? Gak pegel?"
"Enggak, udah kamu tidur." Ithar menepuk bahu-bahu Alya agar wanita itu tertidur nyenyak, jadi kali ini pertama Ithar mengijinkan Alya tidur setelah sholat subuh, Ithar memaklumi mungkin Alya lelah.
🕊🕊
Alya mengerjap-ngerjapkan matanya ketika merasakan seluruh badannya pegal, ia melihat jam dinding yang berada di kamarnya, ternyata sudah memasuki pukul setengah tujuh pagi. Kenapa Ithar tidak membangunkannya? Bukankah tadi dia sendiri yang bilang jika sudah jam enam Ithar akan membangunkannya, lalu kenapa tidak?
Alya hanya mendapati dirinya tertidur di atas sajadah dengan mukena yang masih melekat, bantal dan juga selimut. Bukannya tadi yang jadi bantalnya adalah pangkuan Ithar?
"Mas Ithar kok gak bangunin aku? Udah siang begini lagi." Alya melepaskan mukenanya dan melipat selimut yang ia pakai barusan lalu kembali merapikannya.
"Mas." Panggil Alya, sedikit mengencangkan suaranya. Ia berjalan menuju lantai bawah di sana terdapat Umma dan Abba yang sedang murojaah di ruang tamu.
"Umma Abba maaf Alya ganggu, apa Umma Abba lihat mas Ithar?"
"Umma gak lihat sayang, sedari tadi Umma Abba di sini."
"Abba juga gak lihat Ithar, coba kamu cari di setiap ruangan. Tapi hati-hati kepeleset."
Abba berpesan, Alya mengangguk kecil dan berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis takdir Rayaa
Fiksi Remaja"Takdir Allah itu penuh misteri, buktinya saya bertemu dengan seorang gadis yang ternyata teman dari adik saya sendiri." Ithar Jiyaad * * Berniat hanya hadir sebagai tamu undangan karena permintaan sang adik, pria bernama Ithar Jiyaad justru menjadi...