***
Happy Reading🕊***
Hari ini Ithar dan Alya rencananya akan ke dokter kandungan untuk mengecek bagaimana kondisi kandungan Alya. Saat ini kandungan Alya sudah masuk tanggal tua, di mana kandungannya sudah berusia sembilan bulan. Itu artinya tak lama lagi baby A akan segera lahir ke dunia.
Saat ini Alya sudah berbaring di brankar dengan Ithar yang menemani dirinya di samping, "bagaimana kondisi kandungan istri saya dok?"
"Kondisi kandungan dengan ibunya sangat baik pak, dua-duanya sehat. Dan alhamdulillah sepertinya tidak terlihat satu kekurangan apapun."
"Anaknya sudah bisa dilihat jenis kelaminnya kan dok?"
"Jelas bisa pak, bahkan waktu usia 4 atau 5 bulan sudah bisa."
"Soalnya lagi itu saya yang ngelarang dok buat gak kasih tau jenis kelaminnya." Sahut Alya.
"Saya hanya menurut apa kata istri aja dok." Ucap Ithar.
"Sebentar ya, saya usg dulu." Dokter itu mulai mengusapkan cairan seperti gell ke perut Alya, lalu meletakkan alat usg nya dan mulai menggerakkan nya kesanakemari.
"Bagaimana dok?"
Dokter itu tersenyum dan menatap Ithar, sedangkan Alya ia hanya menyimak saja, "jenis kelamin anak bapak perempuan, selamat ya pak."
"Perempuan dok?" Tanya Alya.
"Iya bu."
"Alhamdulillah."
"Bu dokter," panggil Ithar, dokter itu menoleh, "iya pak?"
"Tolong bu jaga pandangannya, jangan tatap saya seperti itu." Ithar menunduk sambil menutupi kedua matanya dengan tangannya.
Dokter itu mengernyitkan kepalanya dan tertawa kecil, "mohon maaf pak. Oh iya ada apa? Apa ada sesuatu yang ingin ditanyakan?"
"Kalau boleh tau, kira-kira istri saya lahiran kapan ya dok? Hari apa, tanggal berapa, jam berapa. Kalau bulan pasti bulan ini ya?"
Sontak Alya tertawa mendengar pertanyaan Ithar yang ditanyakan untuk dokter itu. Alya memukul lengan Ithar karena merasa malu, "mas, mana bisa dokter tahu hal itu? Ada-ada aja kamu."
Dokter itu terkekeh kecil melihat interaksi kedua pasutri itu, "saya tidak tahu kapan pastinya pak, karena memang proses terjadinya melahirkan tidak bisa di deteksi. Karena itu akan sangat tiba-tiba. Tapi yang jelas memang benar sepertinya tidak akan lama lagi pada bulan ini."
"Oh baik dok, terima kasih." Kata Ithar merasa malu.
"Sama-sama."
"Eh dok, mau kemana?" Tanya Ithar sekaligus mencegah ketika dokter itu akan melangkah pergi keluar.
"Saya harus meninggalkan ruangan ini karena masih ada pasien yang harus saya periksa."
"Sebentar aja dok, saya ini punya---"
"Mau ngapain mas?"
"Sebentar sayang."
"Saya punya penyakit jantung, apa dokter bisa periksa jantung saya?"
"Hah?" Jawab dokter cengo. Bagaimana tidak, dokter itu adalah dokter kandungan tetapi kenapa Ithar memintanya untuk memeriksa penyakit jantung nya?
"Ah iya saya lupa, dokter kan dokter kandungan. Mungkin saya harus tanya sama dokter spesialis jantung ya?"
"Mas---?" Panggil Alya tubuhnya bergetar akan ucapan Ithar.
"Kalau boleh tahu, bapak punya keluhan apa sama jantung nya?" Tanya dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis takdir Rayaa
Fiksi Remaja"Takdir Allah itu penuh misteri, buktinya saya bertemu dengan seorang gadis yang ternyata teman dari adik saya sendiri." Ithar Jiyaad * * Berniat hanya hadir sebagai tamu undangan karena permintaan sang adik, pria bernama Ithar Jiyaad justru menjadi...