"Sesungguhnya wanita itu mampu menyembunyikan cinta selama 40 tahun, namun tak sanggup menyembunyikan rasa cemburu meski sesaat."
-Sayyidina Ali bin Abi Thalib***
Happy Reading🕊
***"Assalamualaikum." Salam Ithar ketika dirinya baru saja menerima telepon.
"Waalaikumusalam pak."
"Bagaimana perkembangannya?"
"Aduh pak, pembangunan baru saja dilaksanakan dua hari yang lalu. Mungkin baru dua puluh persen jadi." Jawab seseorang kepercayaan Ithar.
"Oke baik! Apa waktu sembilan bulan cukup untuk membuat pesantren itu berdiri dengan sempurna?"
"Itu tergantung banyaknya pegawai pak."
"Kalau menurut kamu begitu, pekerjakan setiap pegawai kuli bangunan, saya tidak masalah sebanyak apapun. Yang penting semuanya jadi setelah anak saya lahir."
"Iya pak, kalau begitu nanti saya cari."
"Yaudah kalau begitu, assalamualaikum."
"Waalaikumusalam."
"Siapa mas?" Tanya Alya yang baru saja datang dengan membawa secangkir kopi untuk Ithar yang berada di tepi kolam. Saat ini mereka sedang menikmati suasana Jakarta yang panas dan juga ramai akan kendaraan.
"Astaghfirullah." Ithar beristighfar ketika mendapat Alya yang menurutnya tiba-tiba saja datang.
"Kok istighfar?"
"Habisnya kamu ngagetin, tiba-tiba datang dihadapan aku. Kamu denger gak tadi aku ngomong apa ditelepon?"
Alya berpikir, "ngomong apa? Nggak deh kayaknya, lagian kalau aku denger aku gak bakalan ngerti soal pekerjaan kamu."
"Tapi kayaknya kalau kamu denger akungomong apa tadi, pasti kamu langsung ngerti."
"Emang tadi mas ngomong apa?"
Ithar menyatukan gigi bawah dan gigi atasnya, greget dengan Alya, "ihh, kalau aku kasih tahu nanti kamu tahu."
"Kan aku kepo." Sahut Alya polos.
"Istriku ini kepoan ternyata." Ithar semakin gregetan dan mencubit hidung Alya.
Alya menjauhkan hidungnya dari tangan Ithar dan menatap Ithar dengan heran, "mas aneh ih."
"Ya Allah pertama kali dibilang aneh sama istri."
"Mas Ithar." Panggil Alya, pandangannya lurus ke depan.
"Hm." Jawab Ithar yang tengah meminum kopi yang Alya bawa tadi.
"Aku pengen sesuatu-----" ketika mendengar itu Ithar buru-buru meletakkan cangkirnya ke atas meja kecil, ia langsung sigap mendengarkan apa permintaan Alya.
"Kamu pengen apa? Bakso, mie ayam, pecel ayam, pecel lele, ketoprak, atau apa? Bilang sama aku." Tawar Ithar antusias. Seketika itu juga Alya menahan tawanya, menurutnya sangatlah lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis takdir Rayaa
Teen Fiction"Takdir Allah itu penuh misteri, buktinya saya bertemu dengan seorang gadis yang ternyata teman dari adik saya sendiri." Ithar Jiyaad * * Berniat hanya hadir sebagai tamu undangan karena permintaan sang adik, pria bernama Ithar Jiyaad justru menjadi...