Sudah 3 bulan lamanya sejak Elisa dan Harvey menjadi teman serumah dan menjalani hubungan saling menguntungkan dalam tanda kutip.
Selama itu pula, mereka selalu menepati aturan aturan yang sudah disepakati dari awal tanpa pernah melanggarnya.Hubungan Elisa dan Harvey pun semakin hari semakin dekat dan bisa dibilang sudah terlalu intens. Intens yang dimaksud adalah benar benar intens bahkan terlalu intim. sebab, setiap malam ruangan di rumah putih ini menjadi saksi bisu desahan mesum mereka berdua.
Boleh saja kalian sebut mereka gila. Karena memang begitu kenyataannya, hampir tiap ruang dan sudut rumah yg ada disana sudah mereka jelajahi dan tinggalkan jejak percintaan.
Mulai dari ketiga kamar disana, kamar mandi, ruang tv, ruang makan bahkan ruang laundry. Satu satunya tempat yang belum mereka jajal sebagai tempat mesum adalah rooftop, dan semoga saja kewarasan mereka masih berfungsi untuk tidak penasaran mencobanya disana.
Pagi ini Elisa bangun di kamar miliknya setelah semalam ia dan Harvey menghabiskan malam panas sampai pukul 01.35. Dirinya yang sadar bahwa hari ini akan ada rapat bersama seluruh staff pun segera turun dari ranjang dan berjalan menuju ke kamar mandi.
Baru sepuluh menit membasuh tubuhnya di bawah aliran shower. Elisa sudah dikejutkan oleh kehadiran Harvey yang berhasil masuk nyelonong ke kamar mandi. Oh shit! lagi lagi Elisa lupa mengunci pintu.
"Aku tidak suka ditinggal El" ucap Harvey dengan datar.
"Apa?" Tanya elisa menoleh menatap sang lelaki yang kini ikut berdiri di bawah guyuran shower.
"Jangan tinggalkan aku bangun sendirian di atas kasur" ucap Harvey memejamkan mata sembari menikmati guyuran air mengalir di wajahnya.
"Aku buru2 jadi tidak sempat membangunkan mu" balas Elisa menyelesaikan acara mandinya.
"Tidak perlu sampai aku bangun, yang penting katakan saja saat kau sudah bangun duluan" ucap sang lelaki yang kini meraih sabun cair milik Elisa.
"Ya ya" balas Elisa malas berdebat sembari keluar dari bilik kaca shower dan meraih handuk nya yg berada di gantungan.
"Kita makan diluar saja. Aku tidak sempat untuk masak" ucap Harvey dari dalam bilik kaca masih membasuh tubuh kekarnya dengan sabun.
"Tidak perlu, aku sedang buru buru. Ada rapat besar hari ini" balas Elisa memakai bathrobe nya dan meraih hairdryer di depan cermin besar.
"Chill girls, rapatnya jam 9" balas Harvey santai yang sudah menyelesaikan mandinya dan sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk.
"What?? Bagaimana kau bisa tau?" Tanya Elisa mengerutkan dahi sembari menatap wajah sang pria.
"Hyusik temanku" balas Harvey singkat enggan memberikan penjelasan.
"Apa sih? pasti ada sesuatu ya?? Aku tidak akan dipecat kan?? Atau aku akan dipindahkan?" Tanya Elisa menyerang Harvey dengan berbagai pertanyaan.
"salah semua, yang ada kalian akan dapat job" balas Harvey santai sambil merebut hairdryer dari tangan Elisa.
"Yang betul?? job apa?? Bagaimana bisa kau tau?" Tanya Elisa masih penasaran.
"Hey Kim!! Jawab!!" Desak Elisa yang masih menginginkan jawaban dari maksud sang lelaki.
"Cerewet sekali" cup!
Kecup Harvey pada bibir Elisa yang tidak berhenti untuk bertanya."Ihh" kesal Elisa mendengus sebal pada sang lelaki.
"Sudahlah cepat keringkan rambutmu! Kau bisa demam lagi jika lama2 disini" ucap Harvey menyerahkan kembali hairdyer tersebut dan berjalan meninggalkan kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Friend [✔️]
Fanfiction[TAELICE STORY] -END ©TLvibe 2023 Berawal dari keterpaksaan dan berakhir menjadi kesepakatan membuat Elisa Park harus serumah dengan kakak sahabat nya. !! Slightly mature for content story, action, words and mention of alcohol !! mohon maaf apabila...