"jadi rencana yang kau bilang janji makan malam itu bohong ya,oppa?" tanya elisa menatap sang lelaki yang sedang memeluk erat tubuh polosnya di bawah selimut putih.
Keduanya baru saja menghabiskan dua ronde malam panas di hotel yang sama dengan restauran tempat mereka makan malam tadi.
"hmm, aku berbohong. Maaf ya! apalagi tadi tidak romantis sama sekali" gumam harvey mengeratkan pelukannya sembari mendusel manja leher elisa.
"Haha tidak papa, kau tetap keren oppa" Kekeh elisa membalas pelukan lengan Harvey yang melingkar apik di tubuhnya.
"Jadi, kau ingin kapan?" Tanya Harvey mendongakkan wajahnya mencuri tatap wajah mungil sang wanita.
"Apa harus buru-buru?" Tanya elisa dengan mata lebarnya.
"Ya lebih cepat kan lebih baik" Balas Harvey kembali memeluk tubuh mungil elisa.
"Temui nenek ku dulu oppa" Balas elisa mengusap lembut kepala sang kekasih.
"Ah kau benar, baiklah besok kita langsung ke gwangju ya" Ucap Harvey merubah posisinya menjadi duduk bersandar pada head board ranjang.
"Weekend saja ya. Aku kan masih harus bekerja" Ucap elisa mengikuti sang lelaki untuk bangkit dan bersandar di sebelahnya.
"Ahh benar juga, kau kan budak kantoran" Ejek Harvey pada elisa.
"Hiih" Kesal elisa mendengar ejekan sang pria.
"Oppa! Boleh aku bertanya?" Cicit elisa menatap sang kekasih.
"Silahkan sayang" Balas Harvey dengan senyuman yang manis.
"Kenapa kau yakin denganku? Apa kau tidak akan malu karena status kita? Aku juga yatim piatu loh" Tanya elisa dengan jelas.
"Kenapa aku harus malu? Kau sama sama manusia, kau itu wanita baik, kau pekerja keras, kau hebat dan sangat mandiri. Apa yang membuat aku ragu lagi? Perkara pekerjaanmu, untuk apa aku gengsi? harusnya aku yang malu kalau kau wanita pekerja keras kenapa aku malah enggan bersungguh-sungguh untuk mengurus perusahaan appa. Dengan kau yang begini, membuatku ingin menemanimu selamanya. Kalau kau lelah bekerja, tenang saja! biarkan aku yang menghidupi mu.Mengenai yatim piatu. Apakah itu sebuah dosa besar? Justru kalo kau sendirian maka aku hadir untuk menajadi keluargamu, so jangan ragukan aku lagi elisa park. Aku benar-benar serius denganmu" Ucap Harvey panjang lebar.
"Maafkan aku karena berpikiran seperti itu. Terimakasih karena sudah menyanyangiku oppa" Sesal elisa pada kekasihnya.
"Ne! Jangan pernah lelah denganku ya sayang" Ucap Harvey menangkup wajah kecil elisa dengan kedua telapak tangannya.
"Oppa juga jangan menyerah denganku ya" Cicit elisa menatap dalam sang pria di hadapannya.
"Kaau yang harusnya berjanji begitu padaku! Jangan kabur dariku sampai kapanpun elisa kim" Kekeh Harvey mengecup kilat bibir manis elisa.
"Hyaaaa! Aku masih park! Jangan mengganti seenaknya" Rengek elisa pada harvey.
"Soon to be, Miss kim" Ucap Harvey menggoda elisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Friend [✔️]
Fanfiction[TAELICE STORY] -END ©TLvibe 2023 Berawal dari keterpaksaan dan berakhir menjadi kesepakatan membuat Elisa Park harus serumah dengan kakak sahabat nya. !! Slightly mature for content story, action, words and mention of alcohol !! mohon maaf apabila...