22. talk

609 81 40
                                    

[super slightly 18+]

Tok tok tok!!
"Kim buka!!"

Tok tok tok!
"Kim"
Teriak Elisa dengan tidak sabaran di depan pintu kamar lantai 2 milik Harvey.

"Wait" Teriak Harvey sebagai balasan dari dalam kamar.

Tok tok!
"Kim harvey!!"

Ceklek!
"Kenap.. hmpp"
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Elisa sudah lebih dulu membungkam Harvey dengan ciumannya.

Sempat membeku sejenak, akhirnya tubuh Harvey refleks mengambil alih ciuman mereka. Dengan sedikit kasar, Harvey berhasil merubah posisi mereka dan mampu menguasai tubuh Elisa dan mendorongnya agar melangkah memasuki kamarnya semakin dalam.

Harvey yang mendapat serangan secara tiba tiba sudah tidak mampu berpikir hal lainnya. Satu satunya yang ada di otaknya adalah membalas ciuman Elisa dengan tak kalah liar.

Memang benar Elisa yang memulai, tapi sisi dominan Harvey secara otomatis mengambil alih seluruh bibir Elisa.

"Something wrong?" Bisik harvey pelan ditengah ciuman mereka.

"No talking" cicit Elisa melanjutkan ciumannya.

Mau tak mau Harvey pun mengubur dalam rasa penasarannya dan melanjutkan ciuman panasnya bersama Elisa.

Mencumbu dan menyesap kenikmatan ciuman bersama Elisa. Harvey terlihat begitu tak sabaran,  Lidah mereka saling beradu Dengan liar, bahkan mulai terdengar suara rintihan dan desahan kecil di kamar tersebut.

Tangan Harvey yang menganggur tentu saja tak akan diam begitu saja. Menuju ke tempat favoritnya, jemari panjang Harvey meremas lembut puncak dada Elisa sehingga membuat pemiliknya mendesis pelan.

Melepaskan perlahan kancing kemeja Elisa. Kini harvey berhasil menyisakan atasan tank top tanpa lengan yang mengekspos bahu indah elisa.

Sedikit kesal saat tau bahwa Elisa memakai kain tambahan sebelum pakaian dalamnya. Harvey tetap berusaha melepaskan tank top tersebut.

"Fck, kenapa pakai ini sih" geram Harvey berusaha melepaskan tank top elisa.

"Ssst, I say no talking!" Balas Elisa yang kini membantu Harvey untuk melepaskan tank top miliknya.

Setelah berhasil melepaskannya. Harvey kembali mencium Elisa dengan tidak sabaran. Mau tak mau Elisa harus mengimbangi Harvey yang sudah terpancing menjadi agresif karenanya.

Melihat area dada Elisa yang sudah polos, tentu saja Harvey tak akan membiarkannya begitu saja. Mencium, menjilat dan menggigitnya, sang lelaki benar benar membuat banyak tanda kepemilikan disana. 

Menikmati serangan harvey yang begitu intens kepadanya, Elisa hanya bisa mendesah keras sembari menjambak rambut tebal Harvey yang sedang sibuk menikmati benda kenyal favoritnya.

Puas dengan kedua payudara Elisa, Harvey kini kembali menarik wajah Elisa untuk bisa ia cium dengan penuh nafsu.

Mereka pun berciuman dengan panasnya sembari saling menyentuh untuk mengarah ke hal yang sudah bisa kalian tebak, intercourse.

Mereka pun berciuman dengan panasnya sembari saling menyentuh untuk mengarah ke hal yang sudah bisa kalian tebak, intercourse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
House Friend [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang